13(18+)

1K 28 3
                                    


Diruangan yang biasanya dia huni sendiri,berbeda dengan hari ini,Tanpa kata tanpa saling menatap,
Laki laki itu memeluk perempuan yang masih setia menumpahkan air matanya,bahkan dia tidak sempat sekedar melepas jaket yang tadi di pakainya,emosi yang tadi keluar membuat baju nya basah akan keringat.
Dia bisa membayangkan seberapa takut gadis dalam dekapannya,di tambah dia bisa mendengar bentakan laki laki yang sudah tidak bisa di bilang waras,sangat menyeramkan.

Saat dalam Perjalanan yang cukup macet membuat laki laki itu tidak bisa memeluk sekedar memberi ketenangan,dia harus fokus dengan jalanan.
45 menit perjalanan,membuat laki laki itu gelisah karena keadaan perempuan di sampingnya.
Sesekali dia bisa melihat tubuhnya bergetar dan tubuhnya seperti orang menggigil.

Elusan lembut belum bisa menenangkan perempuan itu dari insiden yang di alaminya.tubuhnya masih bergetar,tanda rasa takutnya belum hilang.
Dari sekian banyak manusia yang ada disana,
Kenapa ada Chiko dan kenapa Chiko masih mengincarnya,lebih tepatnya mungkin Chiko ingin membunuhnya,pikir Gita.
Semoga itu semua tidak ada yang mengetahui,bisa panjang lagi urusannya.
Laki laki itu sedikit merasakan ada pergerakan dari perempuan dalam dekapannya.

"Kenapa kamu lambat datang "
Gita berbicara dengan suara yang bergetar,tanda ketakutannya belum juga hilang ,bahkan hampir satu jam mereka berada di dalam ruangan yang pastinya sudah aman dari Chiko,tapi ternyata belum cukup meski saat ini dia sudah ada di tempat yang nyaman bersama orang yang tepat.

"Aku minta maaf "
Laki laki dengan tulus meminta maaf karena tidak cepat menyelamatkan Gita,dia menyesal karena Gita sudah lebih dulu di cengkram Chiko.
Dia mengitari setiap sudut mencari keberadaan Gita,saat dia ke arah taman,dia bisa melihat Gita dan Chiko disana.
Sesaat laki laki itu akan meraih besi lampu taman,tapi pikirannya masih berusaha waras saat dia akan menghajar Chiko membabi buta,bahkan saat Chiko berteriak,laki laki itu sudah berada tepat di belakang mereka,dia bisa melihat bagaimana Gita berusaha menahan sakit dan mencoba melawan sekiat tenaga.

Laki laki itu meraih pergelangan tangan Gita dan memeriksa lengannya,lengan Gita begkak dan terdapat garis di beberapa bagian,bisa jadi saat dia memberontak tapi tangannya di genggam keras Chiko,sekuat kuatnya tenaga perempuan,tidak bisa melawan orang yang sedang di ambang kemarahan.
Gita sempat mendesis saat laki laki itu memegang bagian yang sudah berubah  seakan membiru.

Gita mendongak ,untuk beberapa saat mereka saling menatap ke dalam mata masing masing,dia melihat wajah yang paling ia rindukan.
Gita mengelus wajah laki laki itu,memastikan bahwa ini bukan mimpi.
Laki laki itu tersenyum,dan memutuskan jarak di antara keduanya.

Bibir yang saling menyatu ,seakan menyampaikan rasa antara keduanya.
Saling menatap ke dalam mata satu sama lain,bahkan mereka enggan memejamkan mata seakan sama sama takut saat mata terpejam semua hanyalah hayalan.
Gita tersenyum menatap wajah laki laki itu.dan kembali melanjutkan aktivitas mereka.

30 menit ,ciuman yang begitu intim,seakan enggan untuk saling melepas sekedar untuk menghirup udara.
Bahkan untuk pertama kalinya mereka melakukan nya sangat berbeda,Gita mendesah saat lidah laki laki itu berhasil menerobos ke dalam mulutnya,ciuman yang biasanya hanya saling melumat bibir  kini jadi berbeda,laki laki itu seakan mengabsen seluruh isi  dalam mulut Gita.

Mereka saling memagut dan bertukar saliva,rindu dan nafsu sudah mengusai mereka berdua.
Desahan Gita membuat laki laki itu semakin menjadi liar.

Drtt ...drttt ..

Bahkan posisi laki laki itu sudah berada tepat di atas Gita,andai suara Hp itu tidak berbunyi bisa di pikirkan apa yang akan terjadi setelahnya.
Laki laki itu memejamkan mata mencoba menahan sesuatu yang membuncah,dia harus kuat mengontrol dirinya.

Nafasnya terengah menahan birahi yang muncul begitu cepat.
Bahkan Gita juga mencoba mengontrol dirinya yang juga terpancing sentuhan laki laki di atasnya.
Gita membuka mata dan melihat laki laki itu menatapnya,pancaran mata yang terlihat jelas,bahwa laki laki itu sedang menahan sesuatu yang sangat berbahaya jika tidak terkontrol.

Gita mengelus pipi laki laki itu lembut ,
"Stop,kamu jangan gerak "

Ternyata perbuatan Gita justru lebih mendominasi keadaan,
Laki laki itu berulang kali memejamkan mata dan mengatur nafas.
Gita diam sambil memperhatikan wajah yang sedang di selimuti nafsu.
Dia tersenyum,laki laki itu sekuat tenaga masih menjaga dirinya.
Laki laki itu tersenyum,seakan dia berhasil melawan nafsunya,sedikit menunduk,mengecup kening Gita.
Dia merebahkan tubuhnya di samping Gita.

Kasur kos yang sudah tidak jelas bentuknya.
Meski bukan pertama kali mereka melakukan hal yang sama,tapi untuk pertama kali Gita hampir lepas kendali dan tidak bisa menahan gejolak laki laki itu.

"Lain kali jangan pakai baju ini ya "
Padahal tidak ada yanh salah dengan baju Gita,dress putih yang tadi di pakai untuk acara reunian yang berakhir dia ada disini,tempat yang sudah lama tak ia datangi.

Gita memiringkan badannya,menghadap laki laki yang masih menjadi pemilik hatinya,dia yakin itu,ya laki laki yang satu jam yang lalu menyelamatkan nya adalah Harniel.

"Gausah pakai baju aja "
Harniel menaikkan alisnya ,sejak kapan Gita menjadi nakal.

"Pakai sarung bantal "
Gita yang sudah terbiasa dengan recehnya seorang Harniel,lebih tepatnya agar obrolan tentang baju tidak berlanjut,bahaya.
dia mengelus wajah Harniel,dia merindukan saat seperti ini.

"Mandi dulu ya,,biar tangan mu suci dari najis "
Gita kembali tersenyum,Harniel mencium berulang lengan Gita yang tadi di tarik Chiko.

Harniel membuka baju kemeja yang di pakainya,badannya penuh keringat.

"Ini kenapa?"
Gita melihat di bagian perut Harniel ada goresan

"Bekas jatoh,gamau hilang,tato aja kali ya"

"Gambar apa "

"Belut listrik "
Mereka tertawa hanya karena hal yang sangat receh.

"Yuk mandi,,aku lapar belum makan "

"Dari kapan?" Gita meraih jemari Harniel dan mengecupnya lembut.

"Dari semenjak kamu gamau kasih aku asupan kasih sayang "
Harniel mengecup bibir itu sekilas

"Kok masih hidup "
Gita tetaplah Gita

"Nanti kamu gabisa kalau ga ada aku,repot "

"Kalau tau begitu,kenapa jahat ".
Ucapan Gita membuat Harniel menyadari seberapa dalam Gita menyayanginya.
Seberapa jauh Gita sangat menginginkannya.

Harniel meraih Gita kedalam pelukannya,bahkan semua rasa lelah selama ini hilang begitu saja,dia tau apa yang dia butuhkan,Gita.

"Maafin aku,kasih aku kesempatan "

"Aku ga  butuh janji kamu,tinggal kamu aja yang ngebuktiin,,aku gabaik baik aja semenjak kita putus,aku udah coba buat biasa tapi ga pernah bisa,,semua yang aku lewati sama kamu itu berharga buat aku "
Harniel mengeratkan dekapannya,Gita menumpahkan semua dengan air matanya.







***

Masih di batas wajar lah ya jangan terlalu ekstrim :)

KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang