11

303 22 4
                                    

author pov

Harniel berdiri di depan rumah Gita,
Pagi pagi dia sudah berada disana,karena di kampus ,Gita tidak bisa di temui,dia selalu punya cara menghindar,karena jam kelas yang juga berbeda,kadang Harniel datang ternyata Gita sudah pulang,lebih tepatnya gimana caranya biar ga ketemu.

Di perkarangan rumah Gita,terlihat 2 mobil yang sudah bersiap untuk memulai kesibukan hari ini,
Satpam sudah meminta Harniel masuk tapi Harniel segan bertamu pagi pagi dan ini hari kerja,karena dia memang tidak ingin bertamu,
Dia membulatkan tekad untuk datang pagi pagi kerumah Gita,meski dia belum pernah bertemu langsung dengan kedua orang tua Gita dan mungkin momen seperti ini sangat tidak pas,tapi dia tdak ingin mereka berlama lama saling menghindar ,lebih tepatnya Gita,hubungan mereka semakin jauh dari kata membaik.

Harniel menyadari sesalah dan sejahat apa dirinya,dia ingin semua selesai,paling tidak Gita memberikannya kesempatan,setelah dia melewati semuanya sendiri,dia sadar ternyata tidak mudah untuk biasa saja setelah Gita memutuskan hubungan mereka.

Dari dalam rumah,terlihat sepasang suami istri,berpakaian rapi seperti orang kantoran,juga di ikuti 3 anak yang juga rapi,ya sesuai selera baju masing masing .

Harniel entah keberanian darimana,berjalan mendekati bapak bapak yang lengkap dengan setelan jas.,memakai kacamata,postur yang masih gagah meski sudah memiliki 3 anak.

"Selamat pagi Om,maaf saya lancang,,saya mau jemput Gita "

Harniel mendekat dan mengulurk an tangan kepada Papah Gita ,disambut baik oleh pak Faris.

Bapak itu sekilas memperhatikan Harniel,sementara Sang istri hanya memperhatikan dari dalam mobil satu lagi.

"Kakak,ada teman kakak jemput "

Papah 3 anak itu tidak mau begitu lama basa basi karena takut terjebak macet,dia meninggalkan Harniel dan membuka pintu mobil.

Gita tersenyum,berjalan perlahan ke arah Harniel.
Membuat Harniel jauh lebih tenang dan merasa hal yang tidak terbayangkan sebelumnya,karena dia berfikir bahwa Gita akan menolaknya.
Semakin dekat Harniel semakin tersenyum.

"Kit -"
Kalimatnya terhenti,Gita melewati Harniel begitu saja,membuat Harniel terpaku sejenak lalu berbalik badan.

Dia melihat Gita justru menghampiri mobil putih di seberang jalan,bahkan dia baru pertama kali melihat mobil tersebut.
Gita sama sekali tidak menoleh ke arah Harniel yang masih terpaku,apa sesakit ini menerima hukuman atas kesalahan dengan sebuah penghianatan?

"Lho itu Gita udah kedepan,kamu kenapa masih disini?"

Bapak 3 anak menegur Harniel yang berdiri tanpa bergerak.
Karena bapak tiga anak itu tidak tahu kalau itu bukan mobil Harniel dan dia tidak melihat kalau di seberang jalan ada orang lain.

"Oh iya Om "

Bapak 3 anak itu mulai mejalankan mobilnya,diikuti mobil di belakangnya,bahkan mamah 3 anak itu sama sekali tidak ada basa basi sekedar menyapa Harniel.

Harniel melihat mobil orang tua Gita yang sudah menjauh,dia masih memperhatikan mobil putih yang masih berdiam di seberang jalan,dimana Gita ada di dalamnya.
Dan tak lama mobil putih tersebut juga mulai bergerak meninggalkan rumah Gita.

Harniel Pov

Gue belum bisa mencerna kejadian barusan,niat gue ga membuahkan hasil apapun,gue tersenyum miris,ini salah gue kenapa gue bertingkah seakan paling di sakiti,emang sih singkat banget waktu buat dia kenal orang baru padahal belum sampai satu bulan sejak dia memutuskan hubungan secara sepihak.

Gue menghirup napas berulang,jujur gue udah menjalin hubungan dengan banyak perempuan,tapi ga ada yang bikin gue sesakit ini,iya gue sakit hati sekarang,dan gue mau nyalahin siapa?

KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang