20

279 27 1
                                    


Gita Pov

Aku merapikan kebaya yang sudah di persiapkan untuk esok hari,sesuai jadwal dan keputusan bersama,Aldo adik nomor satu ku akan melangsungkan pernikahan,
Tepat di usia dia yang 20 Tahun,apakah aku masih berusaha untuk meyakinkan bahwa ini benar benar terjadi?
Tapi memang kenyatan nya demikian.

Aku tidak tau apa ini akan jadi perbincangan,tapi karena kondisi Ashel bisa di katakan baik baik saja membuat kami sedikit berkurang rasa khawatirnya.

Karena sesuai pengakuan Aldo,justru kehamilan Ashel di perkirakan masih 1 bulan saat di perkirakan kapan dia terakhir datang bulan,dan juga pernyataan dari Dokter.

Keluarga besar ku awalnya kaget mendengar kabar ini,meski banyak pertanyaan,semua di jawab Mamah dengan santai bahwa Aldo mau nikah Muda,jadi Mamah tidak bercerita kepada siapapun ,hanya antara keluarga kami dan keluarga Ashel yang mengetahui hal sebenarnya.

Semua tetap di persiapkan ,Mamah merancang semewah mungkin,Papah juga sangat antusias untuk mempersiapkan segalanya,hanya satu minggu persiapan.
Bahkan Aldo dan Ashel tetap memiliki foto prewedding.

Tapi untuk undangan ,Mamah membatasi karena khawatir keadaan Ashel nantinya,dan kedua belah pihak setuju .

"Kak  ,Aldo boleh masuk ?"

Sejak malam aku mendapat cerita dari Mamah,sejak itu juga aku tidak berbicara dengan Aldo,aku tidak membenci nya tapi aku bingung harus memberi tanggapan seperti apa.
Aku yang berfikir dia yang mewarisi Papah dalam banyak hal tapi tidak sesuai dengan dugaan.
Aku berfikir apa yang kurang untuk Aldo,bahkan rasanya Aldo yang bungsu di keluarga ini bukan Zio,Mamah selalu mengurus semua keperluan nya,mengikuti semua mau nya,tapi apa balasan yang dia berikan.

"Iya "

Aldo duduk di ujung kasur,aku masih sibuk mengurusi baju untuk hari esok,jadi Akad dan pesta di adakan di hari yang sama.

Aldo tidak berbicara ,dia hanya diam ,aku juga tidak tau harus bicara apa.

"Maafin Aldo kak "

Aku memejamkan mata seraya membiarkan air mata lagi lagi menetes di pipi ku,sesak di dada yang ku tahan satu minggu akhirnya lepas juga.
Aku menatapnya yang juga menangis.
Bahunya bergetar untuk meredam suaranya agar tidak terdengar oleh keluarga yang lain,rumah kami sudah ramai oleh keluarga besar yang datang dari pagi.

"Kakak kecewa ,kenapa kamu bodoh sih,kenapa harus kaya gini "

Aldo semakin menekan lengan di mulutnya,mengatur nafas yang begitu sesak karena menahan untuk meredam suara tangisnya.

"Kurang apa dek,,Papah sama Mamah salah apa sama kamu,,semua udah di kasih ke kamu,sampai kakak juga pernah jadi korban,,kakak ga peduli karena kakak mikir kamu cuma main main,tapi ini apa,,kamu mikir ga sih ,,kamu ada otak kan ,,kamu cuma di minta sekolah ,semua sudah di sanggupi Mamah ,apa yang kurang coba kasih tau kakak "

Aku memukul bahunya berulang,rasanya masih begitu sulit di terima,bagaimana dia bisa berbuat sejauh itu,siapa yang mau di salahkan.
Bagaimana juga kedua orang tua ku menjalani ini kedepannya.

"Kalau udah gini ga ada yang bisa di sesali,makanya kalau Mamah bilang harus pulang ya pulang jangan lama lama di luar,,kamu bisa di hitung berapa kali pulang malam,,gimana kami ga syok sama kelakuan kamu,,ada yang lain lagi ga,,narkoba ,mabok apalagi ?"

Aldo berulang kali menggeleng bukti memang dia tidak melakukan hal yang lain.
Mau di sesali juga tidak ada hasil nya,hasil pastinya ya aku akan jadi tante di usia 22 Tahun.
Aku ga keberatan kalau pun nanti Zio juga nikah duluan,tapi aku ga berfikir secepat ini.
Aku memijat leherku,padahal kegiatan cuma kuliah,tapi lelahnya lahir batin.

KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang