9

312 21 1
                                    


Author pov

Cowok tinggi berkulit putih bersih,turun dari mobil putih ,berjalan menuju gedung kampus,dia memakai kacamata hitam,hidung mancung bahkan memiliki lesung pipit menambah pesona wajahnya.

"Jadi ini kampusnya "

Laki laki itu menatap gedung kampus di depannya,memperhatikan setiap sudut yang bisa dijangkau oleh pandangannya.


Selesai berucap,laki laki itu menghubungi nomor yang 1 minggu lalu dia dapatkan dari seseorang di indoapril.
Seseorang yang membuat dirinya membatalkan untuk pindah ke singapore.

"Saya di depan kampus ,,bisa ketemuan?"
"...."
"Hp saya sudah saya  perbaiki karena nungguin kamu terlalu lama,jadi saya minta ganti rugi saja "
"...."
"Oke saya tunggu "

Beberapa pasang mata mulai memperhatikan kehadirannya,dan sudah bisa di tebak dengan kebiasaannya yang cukup narsis karena sudah terbiasa di puja banyak orang.

Dari gedung kampus,
Gadis berbaju putih dengan rambut terurai tampak berjalan ke arahnya.

"Berapa total nya?"
Gadis itu tampak mengeluarkan dompetnya tanpa melihat lawan bicaranya,karena tujuannya hanya membayar ganti rugi.

"Saya tidak butuh duit,saya butuh nama kamu "

Gadis itu mendongak dan sedikit memicingkan mata memperhatikan pria yang tidak di kenalnya,ya karena insiden minggu lalu yang membuat mereka harus bertemu lagi.
Insiden Hp jatoh tidak di sengaja.

"Saya harus masuk kelas,tolong cepat "

Gadis itu tampak mulai jengah,karena pria itu hanya menatapnya tanpa niat untuk menyudahi pertemuan itu.

"Tolong tanggung jawab,saya sudah datang kesini,kamu ga boleh dong nolak apa yang saya minta "

Gadis itu mulai tidak nyaman,karena dia baru saja masuk kampus setelah satu minggu libur.
Yang tadinya harusnya 2 minggu tapi gajadi karena Aldo memohon untuk dua saudaranya.
Gadis itu tampak sesekali melirik di sekitarnya,karena orang di depannya orang yang sama sekali tidak di kenalnya.
Dia begitu takut ada masalah spele yang menghiasi masa kuliahnya.

"Oke,saya Gita,udah yah anda punya nomor saya silahkan kirim kan no.rek anda,,saya tidak bisa menghubungi anda ,,tolong kerja samanya "

Pria itu merasakan ada yang beda di hatinya saat mendengar gadis itu menyebutkan namanya.
Dia menunggu 1 minggu untuk momen ini,dia ingin mengikuti mobil yang membawa gadis itu satu minggu yang lalu,tapi tertinggal di lampu merah saat masuk ke arah tol.

Gadis itu langsung berbalik dan berlari meninggalkan laki laki itu.

"Saya akan pindah ke kampus ini,semoga kamu tidak akan menolak kehadiran saya,Gita "

Laki laki itu kembali berjalan menuju parkir,dia masuk ke dalam mobil dan pergi dari kampus itu.

Misi mencari nama sudah berhasil.
Senyum terpancar dari wajah sempurnanya.

"Urus kuliah ku di kampus Glory Days,,besok saya sudah harus masuk kesana "

Pria itu memutuskan sambungan telepon dan kembali fokus mengemudi.
Senyum masih menghiasi wajahnya bahkan hanya karena sebuah nama.

***

Harniel yang masih dalam tahap pemulihan memilih untuk pulang sebelum pengobatan selesai,meski mamahnya tidak memberikan izin tapi dia tidak ingin lama lama berdiam diri di Rumah sakit.
Ada hal yang lebih penting daripada menahan rasa sakit itu sendiri,pikir Harniel.

"Sok jago nih padahal masih pincang "
Sosok abang yang tengilnya sama dengan Papah mereka,,anak nomor 1,Nabil.
Ganteng doang tapi cadel.

"Belisik "
Bukan Harniel kalau harus ngalah dari kakaknya.
Harniel duduk sambil menggerakkan kakinya perlahan.

"Gue talik kaki lu bial nyungsep lu "

Bukan takut,Harniel bahkan Mamah mereka tertawa karena ucapan Nabil.

"Mah,,Niel udah gapapa,kasian si kembar di Bandung pasti kangen mamah "
Harniel memberi pengertian ke sang mamah,karena masih ada 2 adik kembarnya yang di titipkan ke rumah orang tua Papahnya.
Karena keluarga dari mamahnya tidak berada di pulau jawa.

"Gausah pikirin Mi,kan masih napas dia "
Keynal,sang Papah masuk membawa kertas kwitansi pembayaran Harniel satu minggu ini.

"Mi,Harniel duitnya bulan ini sisa 800 rb jadi biar dia usaha sendiri,,nih habis 86 juta 200rb "

Keynal menyerahkan Nota kepada istrinya,Naomi.

"Gausah kamu kasih,aku yang kasih duit buat Harniel kalo gitu "
Ya begitu lah debat tidak penting bagi orang kaya.
Keynal juga mengenal Febri,Febri mengatakan dia yang bersalah dan tidak mau Keynal memberikan ganti rugi atas kerusakan motornya,ya sudah pasti Keynal setuju.

"Untung lu rusakin motor febri jadi dia benerin sendiri,coba motor Nabil,dua kali kita tekor "
Gurau seorang Keynal sambil memeriksa tas bawaan Harniel selama di RS.

"Papah ih sama anak sendiri perhitungan banget "
Keynal berjalan ke arah Harniel,meski terkesan bercanda,Keynal sebenarnya sangat khawatir akan kondisi Harniel,bahkan Keynal datang malam itu juga saat Harniel di kabarkan kecelakaan.

"Kamu dirumah tante sinka dulu ya,nanti aja di kos kalau udah balik fungsi kaki nya "
Masih tidak serius.

"Papah yah,"
Naomi mulai kesal dengan tingkah suaminya.
Nabil mulai membawa tas Harniel untuk di bawa pulang .

"Aku di kos aja,aku udah gapapa "
Dari tadi perdebatannya masih sama.

"Gausah aja keluar dari Rumah sakit "
Suara Keynal berubah datar dan itu tandanya dia sedang serius.

"Oke 2 hari aja ya,,aku udah sembuh pah,kasian tante sinka ada bayi masa aku tambahin kerjaan dia "

"Iya ih papah ribet banget,orang anaknya udah sembuh,,dia kan laki laki pah,sebelum dia begini juga dia udah mikirin resikonya,jadi biar dia terima konsekuensinya "..
Naomi yang sebenarnya masih jengkel dengan apa yang di lakukan Harniel tapi dia tidak bisa juga marah terlalu lama.

"Oke,nanti Papah kirim perawat aja,kalau kamu protes,papah bawa pulang ke Bandung "
Ucapan kepala keluarga itu sudah final tidak bisa di ganggu gugat.

***

"Sinka,titip 2 hari aja,takutnya dia potong kakinya yang pincang itu "

Naomi menepuk lengan Keynal,kadang ucapannya ga pernah ada yang bagus.

"Iya kak,aman ,,ini buat si kembar "
Sinka memberikan paperbag besar yang tidak tau apa isi di dalamnya.

"Vino mana ?"

Naomi terkejut mendengar Keynal menyebut nama Vino,udah ga cemburu nih.

"Mau di panggilin nih "
Sinka menyeringai kearah Keynal,salah paham dimasa lalu yang membuat Keynal cemburu buta terhadap Vino,suami sinka.

"Kirain udah ga ada orangnya "
Sinka terkekeh sementara Naomi menghela napas lelah,dia yang nanya dia yang marah.

Harniel pov

Gue berbaring ,mata gue menatap langit langit kamar.
Gue mau cepat cepat menemui Gita,padahal gue tau tubuh gue masih belum pulih tapi semakin lama gue dirumah sakit makin lama masalah ini terjadi,Gita yang ga ada kabar,dia mengabaikan semua panggilan dari gue,chat cuma di baca.

Ya,gue juga salah ,ga pernah cerita apa pun di masa lalu gue.
Jinan,senior itu salah satu mantan yang gue bilang hubungan kami ga pernah selesai,emang gue dulu begitu sayang sama dia,tapi apa balasannya,dia selingkuh.
Jadi bagi gue ,dia bukan siapa siapa gue lagi.
Jadi gue emang ga pernah merespon dia.
Gue merasakan pusing yang menyiksa,gue memaksa buat tidur.
Karena gue mau cepat pulih dan menemui Gita.

***

Selamat membaca :)
Kalau mau tau cast nya silahkan ke awal cerita,disana ada foto mereka..

KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang