24

452 38 4
                                    


Gita pov

"Tadi pagi Tian ngapain ?"

Aku menoleh sejenak ke arah Harniel yang sedang fokus menyetir,
Ternyata dia tadi pagi tau kalau Tian berinteraksi dengan ku,lebih tepatnya Tian mengganguku.

"Dia bilang karena aku nerima bunga berarti aku nerima dia "

"Yang waktu acara Aldo ?"

"Iya,,aku nerima bunga biar ga merusak suasana,kan yang ada nanti heboh karena banyak fansnya "

"Dia gatau kamu punya pacar ?"

"Tau "

"Apa dia gatau kalau aku pacar kamu,apa perlu aku yang kasih tau,aku udah lama merhatiin kok makin lama makin berani "

"Aku tuh risih,mau ga di ladenin tapi dia muncul terus kalau di ladenin malah makin muncul "

"Dia ga punya maksut terselubung kan,mana tau dia sepupu Chiko atau suruhan kita kan gatau "

"Udah tau kok,ga ada sangkut pautnya,dia kan artis ya masa punya catatan kriminal "

"Saingan ku artis "

"Kamu masih berfikir punya saingan ?"
Entah kenapa aku merasa kalimat Harniel cukup membuat ku berfikir,saingan apa maksutnya,sudah jelas aku dan dia sudah begitu jauh.

"Aku kan harus waspada,kita gatau yang namanya perasaan bisa berubah,sejauh apapun kita yakin kalau perasaan tiba tiba menyerah ya kalah juga "

"Kalau itu terjadi kamu gimana ?"

"Bagi aku ,kamu udah aku miliki secara utuh,sah nya aja yang belum,jadi kalau sesuatu terjadi sama hubungan kita,aku gamau berakhir apapun alasan dan jalannya,pokoknya gamau pisah "

Boleh yakin ga sih sama ucapan Harniel ?
Aku harus yakin ,dan sangat yakin.

"Aku lanjut kuliah S2,,di singapore "

Harniel tanpa aba aba langsung rem mendadak.
Bahkan aku bisa mendengar bunyi klakson dari kendaraan di belakang kami,Harniel membuka jendela dan berulang kali mengucapkan kata maaf.
Harniel membelokkan Mobilnya ke arah parkir taman,padahal kami mau nonton kenapa berhenti disini.

"Kok mendadak sih ?"

Kan yang rem mendadak dia,kok jadi aku yang di bilang mendadak.

"Apanya ?"
Jujur aku bingung.

"Kamu ga ada cerita mau lanjut S2,apalagi keluar Negeri,kok tiba tiba gini "

Ternyata yang jadi pembahasan dia adalah rencanaku,meski masih lama tapi itu sudah pasti,aku sudah sangat yakin dengan pilihan ku.

"Aku butuh waktu lama buat cerita ini ke kamu,,aku pikir ini udah paling pas waktunya,,masih beberapa bulan lagi kok "

"Kita batalin aja nontonnya,aku ga mood "

Bahkan dia tidak mau melihat wajahku saat berucap,dia fokus dengan kemudi nya,jadi aku juga tidak tau harus bicara apa saat ini.
Kami memasuki area tempat tinggal nya,
Dia keluar begitu saja tanpa berbicara sepatah katapun.

Aku masuk ke dalam kostnya,Harniel berbaring telentang dengan fokus pada gadget nya,aku duduk di sampingnya,memperhatikan wajah nya yang fokus dengan gadget,mungkin karena tidak sanggup mengabaikan ku ,dia meletakkan gadget nya dan menatapku tanpa bicara.
Aku meraih telapak tangannya,menyatukan kedua tangan kami lalu mengecup punggung tangannya.
Aku punya pendirian mengapa aku memilih kuliah di luar Negeri,perbuatan ku dan Harniel beberapa bulan yang lalu memberi ku pelajaran bahwa aku dan Harniel akan lebih sering melakukan kesalahan jika masih berdekatan.

KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang