Author pov
"Kakak udah mau persiapan skripsi ya ?"
Gita mengangguk,Zio duduk di sampingnya sambil membawa toples berisi kerupuk.
"Emang kakak semester berapa?
" 7,,karena bisa mengajukan "
"Kakak mau apa habis kuliah "
"Kuliah lagi "
"Di tempat yang sama ?"
Gita menghentikan kegiatan nya dengan laptop di depannya,
Dia meraih kerupuk dari toples yang di bawa Zio,"Rencananya singapore,,gapapa kan ?
Zio diam untuk beberapa saat,bahkan menghentikan aktivitas mengunyah,padahal Zio dan makanan adalah satu paket komplit seperti resep obat.
"Kenapa ga di jakarta aja ?"
"Kan masih rencana ,,kakak juga belum kasih tau Mamah sama Papah "
"Tapi kan kalau untuk sekolah pasti Mamah langsung setuju "
Gita tersenyum karena Zio mulai menunjukkan tanda tanda mengeluarkan jurus andalannya..
"Yaudah Zio ikut kalo gitu "
Tebakan Gita sudah pasti benar,tidak mungkin Zio dengan mudah menyetujui tanpa ada embel embel lain."Kamu masih lama dek,tapi nanti Zio minta Mamah,kalau Mamah setuju ya gapapa nanti pindah kampus berarti "
Zio berdiri dengan semangat dan berlari ,pasti dia langsung mencari sumber persetujuan.
Selang 15 menit,Gita mendengar suara yang cukup keras dari ruang tamu,bukannya takut,Gita justru tertawa mendengar itu.
Dia berjalan keluar dari kamar,mencari sumber suara.
Gambaran ruang tamu saat ini cukup sangat tidak wajar,semua bantal kursi pindah ke lantai,Faris memijit dahinya dan Frieska yang hanya diam memperhatikan Zio yang menangis,ingat Zio menangis sambil berguling di lantai,tissu yang sudah di tebar di sekitar badannya."Kenapa Mah "
Gita menaikkan kacamatanya ke atas kepalanya,dia duduk di samping papahnya dan seperti biasa dia akan menemplok ke papahnya."Kakak mau lanjut di luar aja ?"
Gita mengangguk atas ucapan Mamahnya,
Faris dan Frieska saling melempar pandangan."Gamau tau aku ikut titik "
Lengkap dengan air mata yang membuat hidungnya memerah,karena Zio terlalu putih jadi wajahnya gampang merah kalau dia dalam kondisi tertentu.
"Kamu tuh baru semester 2,,gimana mau ikut "
"Pindah,,"
"Mau pindah kemana lu ?"
Aldo menghampiri kedua orang tuanya,mencium nya bergantian,,tak lupa sang kakak juga harus dicium pokoknya.
Aldo duduk dan coba mengambil bantal yang di lantai,gerakan tangannya di hentikan oleh kode dari Gita,bahaya.
"Kakak mau lanjut S2,,dia mau ikut "
Aldo mengeluarkan makanan dari dalam tas nya,hal yang tidak biasa di lakukan seorang Aldo,dia meletakkan di atas meja.
Membuat Zio berbalik badan dan langsung mengambil satu potong martabak yang di beli Aldo.Sang Mamah menghela nafas melihat tingkah Zio.
"Mau lanjut kemana ?"
"Singapore " jawab sang Mamah sambil ikut menikmati cemilan.
"Kan Zio masih lama lulusnya,,itu juga kalo lancar "
Aldo dengan gerakan cepat pindah tempat di samping Gita,dia tau Zio hanya diam kalau Gita yang menjadi benteng penyerangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah
Historical FictionAku dan Kamu tidak harus bersama tapi bisakah berakhir?