Stella memutuskan ke kamar Justin lantaran tak bertemu selama satu pekan kepada kakak kesayangannya. Namun, sorot mata gadis pemilik tinggi badan 135 cm seketika ke arah Justin yang terlihat berbaring. Stella tentu saja langsung naik ke tempat tidur Justin dan memeluknya secara erat.
"Kak Justin lagi sakit ya?" Stella bertanya sembari menyentuh kening remaja berwajah tampan walaupun terlihat sedikit pucat sedangkan Justin hanya menganggukkan kepalanya dan pada akhirnya mengatakan sesuatu.
"Stella, bisa tolong ambilkan minum. Kalau kamu nolak biar kakak ambil sendiri?"
Stella segera mengambilkan segelas air putih yang berada di meja."kak Justin,'kan lagi sakit. Jadi mulai saat ini bakal Stella temenin. Ini minumannya." Justin memutuskan meminum sendiri padahal sebenarnya Stella hendak membantunya.
"Stella, kamu nggak usah. Mending main saja sama Jordan." Namun sebelum Stella menjawab secara tiba-tiba Tania datang bersama bik Tinah yang terlihat membawa beberapa makanan.
"Justin, itu tandanya Stella perhatian. " Tania memotong pembicaraan itu segera menghampiri sosok yang duduk di kasur sembari memandang ke arah jendela lantaran terlalu kangen sama Zaskia orang yang telah ia sakiti.
Sebab, ia nyaris tak bisa melupakan Zaskia semudah Justin memutus hubungan antara mereka berdua. Namun, Justin berpura-pura bisa mengikhlaskan Zaskia bersama laki-laki lain dari foto profil gadis tersebut. Meskipun, Justin sebenarnya cemburu lantaran Zaskia bersama cowok.
"Justin, kamu ngapain jadi galau. Jangan bilang kangen Zaskia. Lagian kamu beneran suka ngapain nyakitin?"
"Nggak, apalagi Zaskia udah punya pacar."
"Aduh anak mama. Jangan nangis dong. Kamu tuh yang salah. Cewek sebaik Zaskia nggak di jaga. Sekarang rasain tuh galau."
"Mama tega banget."
Justin tentu saja langsung merajuk sehingga membuat bik Tinah bersama Stella seketika tak bisa menahan tawa. Stella mengetahui hal itu lekas mengolok-olok Justin hingga membuat remaja itu seketika mengepalkan tangannya. Tania segera mengelus rambut Justin sekaligus menyuapi remaja tersebut.
Namun secara tiba-tiba ponsel Tania berdering dan seseorang di seberang memberitahu kalau ada masalah di kantor. Tania memutuskan meminta bik Tinah untuk menemani Justin sedangkan ia segera berangkat. Sepeninggal Tania Justin tentu saja bangkit dari tempat tidur lantaran merasa bosan.
"Den Justin, mau kemana. Mending tidur saja soalnya kamu masih sakit?"
"Bibi, Justin udah baik-baik saja. Justin bosen di kurung mama di kamar. Apalagi mama juga nyuruh Justin berhenti sekolah."
"Sabar, lagian itu juga kebaikan den Justin. Mungkin nyonya nggak ingin kamu kenapa-kenapa. Apalagi penyakit kamu akhir-akhir ini selalu kambuh dan harus keluar masuk rumah sakit."
"Bener sih, cuma Justin kangen main di luar."
Stella tentu saja mengikuti langkah Justin menuju ke halaman sembari menyorotkan pandangan ke arah kolam. Namun secara tiba-tiba Jordan menghampiri sembari membawa jus jeruk sekaligus beberapa snack. Stella tentu saja mengambil makanan Jordan sedangkan Justin hanya memandang mereka berdua.
"Justin, Stella selalu Lo manjain jadi nggak bener. Masak iya gue selalu dipermainkan sama itu anak!"
"Jordan, nggak boleh marah sama anak kecil. Apalagi Lo kayak cocok jadi partner debatnya Stella."
"Ogah banget." Jordan memutuskan pergi sembari menarik tangan Stella untuk mengikuti ke suatu tempat dan Justin segera masuk ke rumah serta mendudukkan tubuhnya di sofa sembari meminta bik Tinah untuk membawakan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternally yours (On Going)
Teen Fictioncerita ini akan di update setiap hari Selasa dan Jumat. Justin Sebastian Orlando, seorang laki-laki yang selalu tersenyum lebar hingga di juluki sebagai sosok yang humoris. namun, siapa sangka dia menyimpan sebuah rahasia tentang apa yang sebenarnya...