Justin menyorotkan pandangan ke arah beberapa lukisan yang berada di kamar hingga tidak menyadari kedatangan bik Tinah. Justin tentu saja tersenyum lebar kepada wanita paruh baya tersebut walaupun ia merasa bosan. Sebab, ia harus berada di rumah lantaran pihak sekolah memberikan libur selama satu Minggu.
"Wah, bagus banget den Justin. Ayo makanan-nya jangan lupa dimakan?"
"Iya, taruh di sana aja bik. Nanti Justin makan kalau udah selesai menggambar. Bik bisa temenin Justin sebentar."
"Baiklah, apalagi nyonya juga nyuruh buat temenin den Justin."
Justin seketika hanya menahan senyum sembari melanjutkan menggambar daun marple berjatuhan dan di sana terlihat seorang gadis bergaun putih. Namun, secara tiba-tiba Justin memutuskan minum air putih serta memakan hidangan tersebut. Sebuah notifikasi panggilan berdering di ponsel warna hitam.
Justin segera menatap nama yang terpampang di layar dan segera mengangkat panggilan dari Zaskia. "Justin, tumben nggak berangkat sekolah. Memangnya Lo lagi ngapain kelihatan sibuk banget!"
"Gue sedang melukis. Zaskia Lo mau lihat nggak. Awas saja Lo kalau menyindir gambar gue?"
"Mana, gue penasaran banget. Iya gue janji deh. Buruan kasih liat apalagi anggota Alistair juga mau."
Justin segera menyorotkan camera kearah gambar hingga membuat beberapa orang seketika menutup mulut. "Justin, ini beneran gambar Lo." Leon bertanya kepada Justin yang terlihat bersama seseorang.
Zaskia segera menutup video call lantaran seorang laki-laki paruh baya sudah memasuki ruangan tersebut. Dia merupakan pak Lukman guru mata pelajaran fisika dan sekaligus sosok yang paling di sukai banyak siswa. Pak Lukman segera memberitahu soal kesehatan Justin kepada orang yang berada di sana.
"Bapak itu beneran Justin sakit. Padahal kemarin masih baik-baik saja. Terus gimana keadaan Justin?"
"Iya, Chelsea. Kemungkinan Justin bakal jarang masuk sekolah. Apalagi orang tua Justin meminta pihak guru untuk kasih tugas online."
"Wah, nggak asyik dong." Chelsea seketika terdiam mendengar penjelasan pak Lukman begitu juga dengan siswa lain juga seketika tidak bersemangat saat mengetahui cowok paling populer di sekolah ini ternyata memiliki penyakit.
"Chelsea, Lo nggak usah heboh. Karna kita masih bisa main sama Justin. Leon, nanti sore ada waktu nggak gue pengen ngajak Lo ketemuan."
"Tentu ada dong sayang. Memangnya apa sih yang buat lo."
Pak Lukman melihat tingkah Leon seketika hanya tersenyum dan segera memulai pelajaran fisika. Namun, secara tiba-tiba Lukman meminta Leon mengerjakan beberapa tugas yang berada di papan tulis. Leon segera mengerjakan walaupun terpaksa serta sesat kemudian sudah menyelesaikan.
"Wah, ternyata kamu beneran Jenius. Bapak jadi bangga apalagi ini soal tergolong sulit."
"Walaupun Leon begini. Kalau masalah nilai selalu berada di atas. Jadi bapak nggak usah heran dengan kepintaran Leon."
Pria paruh baya itu segera menyuruh Leon untuk segera duduk sedangkan ia memutuskan menjelaskan materi tersebut. Namun, Zaskia seketika membuka ponsel sembari tersenyum hingga membuat Natasha seketika heran. Natasha memutuskan mendengar pelajaran sembari mencatat materi.
***
Leon berada di restoran sembari menunggu kedatangan Zaskia tapi secara tiba-tiba seorang remaja berambut ungu sedada menghampirinya. Dia merupakan Natasha Alethea Vanessa sosok gadis berkulit putih serta memiliki senyum menawan. Leon tentu saja mempersilahkan Natasha untuk duduk.
"Btw, Lo ngapain di sini. Padahal tadi pagi Zaskia mengajak ketemuan. Tapi kok udah tiga puluh menit belum datang?"
"Jangan-jangan kita di kerjain. Gue sebenernya juga nunggu Justin. Leon, mending segera pesan kayaknya mereka nggak datang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternally yours (On Going)
Fiksi Remajacerita ini akan di update setiap hari Selasa dan Jumat. Justin Sebastian Orlando, seorang laki-laki yang selalu tersenyum lebar hingga di juluki sebagai sosok yang humoris. namun, siapa sangka dia menyimpan sebuah rahasia tentang apa yang sebenarnya...