29

19 1 0
                                    

Jam menunjukkan pukul setengah dua belas malam Zaskia udah kembali ke rumah tapi ia tidak bisa tidur memikirkan keadaan Justin. Sebab, Zaskia khawatir operasi Justin gagal dan nggak bisa kembali ke sisinya. Zaskia mutusin ke lantai bawah untuk membuat sesuatu lantaran secara tiba-tiba merasa sangat lapar.

Kenan yang awalnya menatap pertandingan sepak bola seketika menoleh ke arah adik perempuannya. “Zaskia, tumben Lo belum tidur? Lo mau buat mie instan ya? Jangan lupa gue bikinin juga?”

“Kagak bisa tidur. Mie kuah apa goreng, trus pedas apa nggak?” kata Zaskia yang kini udah mengambil dua bungkus mie serta telur, sosis, bakso dan nggak lupa beberapa sayuran yang selalu ia tambahkan.

“Pedesnya sedang. Awas saja kalau Lo kasih banyak cabe?”

“Udah tau, btw mama sama papa kapan pulang. Soalnya, Zaskia pengen minta oleh-oleh sama mereka?”

“Tadi gue video call? Katanya besok pagi.”

Zaskia tentu saja memasak dua mie instan secara bersamaan sekaligus mencampurkan bahan-bahannya yang telah ia siapkan.  Beberapa saat kemudian, mie kuah pedas telah tersaji di hadapan remaja yang mengenakan baju tidur motif kelinci. Sebab, Zaskia sangat menyukai hewan pemilik telinga panjang itu.

“Zaskia, btw, Justin gimana?” Keenan mengajukan pertanyaan kepada gadis berkuncir kuda terlihat duduk di sebelahnya sembari menatap layar yang menampilkan pertandingan sepakbola sembari makan mie buatnya.

“Kak gue bingung.  Kira-kira operasi Justin berhasil apa nggak ya. Karna gue takut dia pergi ninggalin gue sendirian?”

“Dia operasi paru-paru,’kan. Zaskia gue denger-denger katanya operasi paru-paru sangat berisiko. Semoga Justin bisa kuat? Karna, gue takut Lo jadi gila saat tau Justin nggak bakal bangun lagi?”

“Lo kalau ngomong di jaga.  Gue beneran takut masih digodain mulu. Apalagi gue juga harus daftar universitas lagi. Pikiran gue jadi campur aduk nih gara-gara Lo ngomong begitu.”

Zaskia mutusin beranjak dari tempat duduknya untuk kembali ke kamar lantaran ia tiba-tiba merasa sangat mengantuk. Suara jarum jam telah berdering di ruangan serba merah muda memperlihatkan sosok remaja masih terlelap dalam tidurnya. Walaupun sudah menunjukkan pukul sembilan pagi dan secara tiba-tiba wanita paruh baya membuka gagang sembari menggelengkan kepalanya.

Sosok berwajah cantik segera mendudukkan tubuhnya di kasur king size milik putri bungsunya sembari membisikkan sesuatu. “Sayang, ayo bangun dong? Itu Justin udah di bawah? Kamu buruan mandi sana?” Zaskia tentu saja langsung bangun sekaligus berlari ke kamar mandi.

“Mama, Zaskia ini cocok nggak? Soalnya, Zaskia nggak sabar bertemu Justin?” 

“Cocok banget. Ayo buruan ke meja makan.”

Sesampainya di meja makan Zaskia seketika menatap tajam ke arah Emily lantaran membohonginya Justin berkunjung. Padahal kenyataannya remaja itu masih berada di rumah sakit entah udah sadar apa belum. Zaskia mutusin duduk sembari menatap makanan kesukaan  berada tepat di hadapannya kini.

“Princess papa ngapain cemberut. Pasti ngambek ya. Lagian siapa suruh belum bangun?  Padahal udah siang?”

“Zaskia, tadi malam nggak bisa tidur. Soalnya takut Justin kenapa-napa? Apalagi dia mengalami operasi paru-paru.”

“Mama dan papa? tadi sempat mampir ke rumah sakit? Zaskia kamu tenang saja operasi Justin lancar? Cuma belum ada tanda-tanda mau bangun.”

Zaskia mutusin kembali ke kamar setelah memakan beberapa hidangan yang berada di sana sekaligus bersiap-siap menuju ke kampus. Sebab hari ini dirinya telah memasuki dunia perkuliahan yang tentu saja sangat berbeda ketika duduk di bangku sekolah menengah atas.  Zaskia segera memakai gaun sepaha yang ia padukan dengan jaket coklat dan tak lupa memakai makeup.

Eternally yours (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang