Namun, ketika Zaskia menatap pemandangan yang berada di hadapannya seketika syok berat Justin tidur di tempat seperti ini. Sorot mata Zaskia menatap ruangan yang tampak gelap gulita hanya ada satu lampu di samping tempat tidur. Zaskia segera menghampiri sesosok tubuh berbaring di atas kasur.
"Justin, apa yang sebenarnya terjadi. Tolong jawab jujur tadi Lo habis dari rumah sakit, ya. Btw, badan Lo juga panas banget. Tunggu di sini gue mau ngomong sama tante Tania?"
"Percuma Lo ngomong. Karna setiap gue sakit mereka nggak peduli. Zaskia mending Lo temenin gue saja di sini."
"Nggak, pokoknya gue harus ngomong. Ini nggak bisa di biarkan. Apalagi Lo beneran jatuh sakit masih saja bandel."
Justin seketika diam sedangkan Zaskia menuju ke bawah untuk memanggil tante Tania yang terlihat menyiapkan makan malam. Namun, Zaskia memutuskan duduk sembari menunggu waktu yang tepat untuk mengatakan bahwa Justin sakit. Makanan yang berada di sana terlihat sangat enak sehingga Zaskia melupakan niat awal.
"Zaskia, kamu udah bertemu Justin. Saya juga nggak tau Justin sejak siang mengurung diri di kamar!"
"Udah, Tante Tania. kayaknya Justin sakit jadi nggak keluar kamar. Soalnya tadi Zaskia cek Justin demam tinggi."
"Wah, kayaknya nggak mungkin Justin sakit. Soalnya dia selalu sehat hampir nggak pernah di rawat di rumah sakit. Apalagi terakhir dia sakit saat masih berusia enam tahun. Zaskia mending ayo lanjutkan makan."
Zaskia memutuskan diam tapi secara tiba-tiba mendengar orang berteriak yang berasal dari kamar Justin. Semua orang yang hendak menikmati makanan penutup tentu saja segera menghampiri. Namun, sorot mata Alex seketika memandang ke arah remaja yang tergeletak di lantai.
Alex tentu saja menghampiri Justin yang masih tersadar. "Justin, jangan pura-pura sakit kamu. Ayo buruan bangun lagian kamu harus menyelesaikan banyak pekerjaan. Di kira papa nggak tau kamu bersembunyi di sini!"
Namun, Justin hanya bisa memandang semua orang yang berada di sana sembari meneteskan cairan bening. Zaskia tentu saja berinisiatif memanggil ambulance lantaran semua orang yang berada di sana tampak tidak peduli. Padahal, kondisi Justin sudah terlihat memprihatinkan bagi siapapun yang melihatnya.
***
Jam menunjukkan pukul 08:30 pagi seorang remaja yang mengenakan piyama motif kotak menatap ke arah jendela. Namun, secara tiba-tiba terdengar langkah kaki memasuki ruang rawatnya. Justin tentu saja memandang sosok garang yang berdiri di hadapan kini dan segera menundukkan kepala.
"Justin, enak ya kamu di sini. Ayo ikut papa pulang lagian kayak udah nggak papa. Daripada di sini hanya buang-buang uang. Justin, kamu jangan ikut-ikutan sakit karna papa juga udah tak mampu!"
"Papa, tubuh Justin masih sakit sama lemes. Apalagi kalau Justin ikut pulang. Udah pasti bakal di suruh mengerjakan pekerjaan rumah. Padahal ada asisten rumah tangga tapi papa selalu nyuruh tanpa memperdulikan kesehatan Justin."
"Dasar anak kurang ajar. Papa jadi nyesel merawat sampai dewasa. Semisal bakal jadi kayak gini udah papa bunuh dari dulu."
"Kenapa tadi malam Justin di bawa ke rumah sakit. Lagian itu hanya buang-buang waktu. Kalau papa mau bunuh Justin silahkan. Karna Justin juga udah bosen hidup bersama dengan papa!"
"Asal kamu tahu. Orang yang memanggil ambulance itu Zaskia. Karna papa nggak peduli dengan anak sialan. Apalagi sampai kapanpun papa akan membenci keberadaanmu. Kenapa bilang kalau bunuh diri silahkan di lakukan kalau perlu di depan mata papa."
Justin mendengar jawaban Alex seketika meneteskan cairan bening yang seketika luluh dari mata yang tampak sayu. Namun, Justin tentu saja bakal mengabulkan keinginan Alex yang selalu menyuruhnya untuk mati. Padahal, Justin sangat ingin mendapatkan belas kasihan kedua orang tuanya.
Namun secara tiba-tiba seorang perawat memasuki ruang rawat Justin sembari membawa makanan, obat dan segelas air putih. Alex memutuskan untuk pergi sana sedangkan suster bernama Reina meletakkan beberapa makanan di hadapan Justin. "Pasien, ayo lekas makan biar cepat sembuh."
"Iya bakal Justin makan. Tapi ada syaratnya suster harus membawa Justin ke taman. Soalnya, Justin bosen banget tiduran?"
"Buruan makan. Sebelum saya berubah pikiran." Reina menjawab sembari menyerah makanan itu kepada Justin dan remaja berbibir tipis tentu saja makan lantaran ia sudah merasa kelaparan sekaligus meminum beberapa obat.
Namun, secara tiba-tiba Justin menguap dan memutuskan untuk berbaring soalnya merasa sangat mengantuk. Reina segera menyelimuti sosok yang tertidur pulas sembari mengerutkan keningnya sambil menatap Justin. Sorot mata Reina seketika tertuju ke arah nasal cannulla yang berada di hidung remaja tersebut.
***
Anggota Alistair bersama Zaskia menuju ke Valencia hospital untuk menjenguk Justin yang sedang jatuh sakit. Justin mengetahui kedatangan teman-temannya segera duduk di kasur sembari memandang mereka satu persatu. Zaskia segera memeluk tubuh Justin dengan sangat erat begitu juga anggota yang lain.
"Justin, daripada Lo tiduran mending duduk di sofa. Karna gue pengen mencoba rebahan di tempat tidur Lo?"
"Terserah Lo Eric." Justin menjawab sembari bangkit dari tempat tidur untuk berjalan menuju ke sofa dengan langkah yang perlahan, akan tetapi Zaskia memutuskan menghampiri Justin untuk tetap berada di tempat tidurnya.
"Eric, memangnya Lo nggak lihat. Justin masih sakit udah Lo suruh duduk di sofa. Semisal terjadi yang tidak diinginkan apa mau tanggung jawab Lo!"
"Zaskia, Lo jadi cewek jangan galak-galak nanti cepat tua. Lagian Justin saja tidak keberatan tempatnya gue duduki."
Eric memutuskan mengurungkan niatnya segera mendudukkan tubuhnya di sofa sedangkan Zaskia berada di samping ranjang Justin. Remaja itu lekas meletakkan telapak tangannya di pipi Zaskia sekaligus memainkan soalnya merasa gemas. Zaskia, tentu saja hanya pasrah lantaran ia tidak mungkin memukul orang sakit.
"Zaskia, temenin gue ke taman. Soalnya mau cari udara segar?"
"Iya, ayo." Anggota Alistair gang segera mengambil kursi roda yang berada di sudut ruangan walaupun tanpa mendapatkan perintah tapi tetap melakukan. Leon segera mengangkat tubuh Justin untuk diletakkan di benda tersebut.
Zaskia segera mendorong kursi roda sedangkan anggota Alistair gang mengikuti dari belakang. Justin lekas memetik bunga berwarna kuning sembari meletakkan di telinga Zaskia. Remaja berperawakan tinggi kurus tentu saja menatap tajam ke arah Zaskia hingga membuat salah tingkah.
"Justin, Lo kenapa kok sampai melotot. Apa mau kembali ke kamar. Ayo biar gue antar sekaligus kita semua mau pulang. Pokoknya Lo harus sehat dan gue bersama anggota lain sangat menantikan hari itu."
"Gue, nggak papa. Kalian beneran mau pulang apa nggak bisa temenin sebentar saja." Justin berucap kepada Zaskia untuk tetap berada di sana, akan tetapi Zaskia tetap pergi lantaran hari menjelang petang sekaligus akan turun hujan.
Sepeninggal teman-temannya Justin masih belum beranjak dari taman hingga tidak menyadari kedatangan seorang perawat. Reina lekas menyelimuti tubuh Justin sambil mendorong kursi roda hingga sampai di sebuah ruangan. Namun, sorot mata Justin seketika ke arah pergelangan tangan yang tampak bengkak.
Hai gaes author selalu lupa update dan kalian mau request Zaskia sama siapa hayo
Zaskia_Justin
Zaskia_Leon
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternally yours (On Going)
Novela Juvenilcerita ini akan di update setiap hari Selasa dan Jumat. Justin Sebastian Orlando, seorang laki-laki yang selalu tersenyum lebar hingga di juluki sebagai sosok yang humoris. namun, siapa sangka dia menyimpan sebuah rahasia tentang apa yang sebenarnya...