16

17 3 0
                                    

Anggota Alistair gang berkunjung ke rumah Justin sepulang sekolah serta Zaskia juga berada di sana. Namun secara tiba-tiba seorang wanita paruh baya membuka pintu sembari mempersilahkan masuk. Mereka tentu saja masuk sembari memandang ruangan yang tampak sepi.

"Bibi, Justin kemana kok nggak kelihatan. Padahal Zaskia pengen banget ketemu. Apa jangan-jangan orangnya lagi tidur?"

"Nggak mungkin. Den Justin ada kok di kamar. Mending kalian ke sana saja. Lagian bibi masih punya banyak pekerjaan." 

"Beneran. Gaes yuk ke kamar Justin?" Zaskia berkata kepada anggota Alistair gang hingga tidak menyadari Jordan memandang dari lantai atas. Mereka segera memasuki kamar Justin tapi dihentikan oleh Jordan.

"Kalian mau ngapain. Mending pulang saja, apalagi percuma kesini. Karna Justin mungkin nggak mau ketemu!"

"Jordan, Lo kenapa sih. Lagian niat gue baik. Pengen ketemu Justin." Leon membentak sembari menepis tangan Jordan untuk minggir. Jordan tentu saja membiarkan mereka semua untuk memasuki kamar adik kembarnya itu.

Namun, sorot mata Zaskia seketika tertuju ke arah cowok berponi yang tampak sangat gelisah entah apa yang sebenarnya terjadi. Zaskia bersama anggota lain menghampiri Justin yang kini duduk di sofa menghadap ke arah balkon. Zaskia segera memeluk tubuh tinggi kurus itu dengan sangat erat.

"Justin, gue kangen banget. Btw, Lo kok betah di rumah. Padahal udah dua minggu sejak terakhir ketemu. Memangnya Lo nggak kangen berada di luar!"

"Nggak. Lo sebenarnya siapa sih. Mending pergi saja. Gue kagak butuh kalian."

"Justin, tega banget Lo. Padahal gue Zaskia dan mereka teman-teman Lo. Perasaan Lo nggak kebentur tapi kok tiba-tiba lupa ingatan."

Justin seketika tersenyum lebar lantaran ia bisa mengerjai Zaskia. "Lo, itu bego apa gimana? Zaskia, wajah Lo gitu banget. Padahal gue cuma bercanda?"

"Dasar kurang ajar. pokoknya mulai hari ini gue ngambek." Zaskia berucap sembari menampilkan muka masam kepada Justin hingga membuat remaja itu seketika mencari sebuah cara untuk membuat Zaskia tertawa.

Namun, secara tiba-tiba bik Tinah memasuki sembari membawa senapan makanan dan minuman.  Zaskia lekas membantu wanita paruh baya itu sedangkan Justin hanya melongo menatap makanan itu.  Bik Tinah tentu saja menyiapkan sesuatu untuk Justin yang taklain adalah semangkuk salad buah. 

"Bibi, kok Justin hanya di kasih salad. Sedangkan mereka makanan yang di goreng. Justin juga pengen banget makan apalagi kelihatan enak banget!"

"Nggak boleh, karna ini perintah nyonya Tania. Den Justin harus makan yang sudah ada. Tolong jangan minta aneh-aneh sama bibi."

"Tolonglah, kasih satu aja."

"Non Zaskia, semisal den Justin mau minta. Jangan di kasih karna demi kebaikan Justin." Bik Tinah memperingatkan kepada salah satu orang yang terlihat hendak menyalahkan rokok di balkon dan remaja bernama Gibran tentu saja mengurungkan niatnya.

Justin memutuskan keluar dari kamar sembari memakai masker lantaran ingin mencari udara segar di halaman.  Mereka tentu saja mengikuti langkah Justin yang terlihat duduk menghadap ke kolam renang. Zaskia segera mendudukkan tubuhnya di samping Justin sedangkan anggota lainnya berada di kursi lain.

***

Malam harinya Tania segera menuju ke kamar Justin sehabis dari kantor sembari membawakan sesuatu. Namun, sorot mata Tania seketika ke arah sosok meringkuk di bawah selimut. Dia segera menyibak kain tebal itu dan lekas mengecek kening Justin tampak sangat panas.

"Sayang, ayo ke rumah sakit. Apalagi badan kamu panas banget. Karna mama nggak mau hal yang tidak diinginkan terjadi." Tania membisikkan sesuatu ke telinga Justin hingga membuat remaja itu duduk bersandar di bantal.

Eternally yours (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang