Bab 1

18K 386 4
                                    

Diperbatasan negara Kirgizstan terdapat sebuah pedesaan yang memiliki hamparan padang rumput yang luas

Sebagian besar penduduk desa tersebut bekerja sebagai penggembala, baik gembala sapi, kambing, biri-biri maupun kuda

Namun kebanyakan dari hewan tersebut adalah milik saudagar kaya yang berada di ibukota, jadi mereka memberi upah penduduk desa untuk merawat hewan ternak tersebut, pada saatnya tiba, mereka akan datang ke pedesaan untuk menjual hewan ternak ini di kota, begitulah siklus pekerjaan itu berjalan

Begitu pula dengan ayah dilara, beliau juga bekerja sebagai penggembala, tugasnya adalah memberikan makan serta merawat kuda-kuda milik saudagar kaya di ibukota

Rata-rata penduduk desa tersebut merupakan kalangan menengah kebawah, sehingga sulit bagi mereka menyekolahkan anak-anak di sekolah pinggiran kota, mereka harus bersyukur dengan sekolah yang ada di desa walaupun hanya dengan fasilitas seadanya

Keluarga dilara juga tak jauh beda dengan keluarga lainnya didesa, tak ada yang memiliki TV dirumah mereka, sehingga hari-hari hanya bisa dihabiskan dengan bermain diluar bersama anak-anak lain ketika mereka sudah pulang dari sekolah

" Dilara " Seorang pria yang sedang membawa anak kuda yang baru lahir ditangannya memanggil dilara yang saat itu sedang berlarian di padang rumput bersama anak-anak lainnya

" Iya ayah, aku datang " Sahutnya dari kejauhan sambil berlari ke arah ayahnya Zamir

" Bantu ayah membawa peralatan dalam kotak kayu itu " Kata Zamir sambil menunjuk ke arah sebuah kotak kayu

Kotak kayu itu tidak terlalu besar, didalamnya terdapat perkakas yang berhubungan dengan kuda

Dilara mengangkut kotak itu sesuai permintaan ayahnya, mereka berdua, oh tidak, bertiga dengan bayi kuda yang baru lahir, mereka pergi ke kandang kuda

Saat melewati teman-teman nya dilara tak lupa untuk berpamitan " Teman-teman aku pulang lebih dulu ya, kami harus menyambut bayi kuda yang baru lahir " Pamitnya sambil tersenyum lebar

" Baiklah, sampai jumpa besok disekolah" Balas teman-teman nya yang masih melanjutkan permainan berlari mereka

***

Ibukota Bishkek

" Ibu, dimana sepatu baru yang dibelikan ayah kemarin? " Tanya pria kecil yang menjinjit didekat lemari sepatu mencari sepatu barunya

" Oh Emir sayang, jangan mencarinya disana, sepatu barumu sudah dibawa oleh ayah ke pintu depan " Ibu nya Talisa tak bisa menahan tawa melihat tingkah putra semata wayangnya itu

Tanpa menunggu lagi, Emir langsung berlari menuju pintu depan

" Ya ampun Emir jangan berlari, bagaimana jika kau jatuh nanti " Nyonya Bushra yang merupakan nenek Emir tidak bisa tidak khawatir tiap melihat tingkah cucunya yang terlalu aktif itu

Talisa yang segera menghentikan tawanya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala ke arah ibu mertuanya sambil tersenyum kecil

Sejak Emir lahir 6 tahun lalu, Mansion keluarga Evrioglu terasa lebih hidup dan berwarna

Para pekerja dirumah itu juga sangat menyanyangi Tuan Muda mereka karena sikap manisnya, dia benar-benar membawa kebahagiaan dalam keluarga Evrioglu yang hanya memiliki satu putra itu

Hari ini Emir dan Ayahnya Aslan akan pergi ke pabrik Textil milik keluarga mereka, tentu saja Emir kesana untuk mengganggu kakeknya bekerja, sedangkan Ayahnya akan melakukan pekerjaan disana

Mereka pergi di antar sopir kesana, karena ini hari minggu, Emir tidak perlu memikirkan hal lain selain bermain seharian

Begitu tiba di pabrik besar itu, Ayahnya langsung membawa Emir ke arah kantor dimana urusan administrasi berlangsung

Pungguk Merindukan BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang