Bab 49 End

10K 226 27
                                    

" Aku minta maaf dilara, karena kesibukan ku di perusahaan baru, aku jadi tidak pernah mengajak mu pergi kemanapun, baiklah tidak ada salahnya berkeliling sebentar sebelum fitting, aku akan meminta mereka menunggu "

Mereka berdua pun pergi mengunjungi salah satu Mall di tengah kota

Saat keduanya sedang berkeliling di area pakaian, dilara tiba-tiba meminta Emir memilihkan baju baru untuk nya

" Emir, aku ingat belum memiliki dress dengan corak floral seperti yang disana " , ujar dilara sambil menunjuk ke arah sebuah dress cantik bernuansa floral

" Ohh dress nya benar-benar indah, pasti akan sangat cocok untuk mu, bagaimana jika kau mencobanya dulu? "

" Tidak, aku yakin ukurannya sudah sangat pas untuk ku, aku ingin melihat tas yang senada dengan dress itu dulu " , kata dilara yang segera memasuki sebuah toko tas bermerek

" Baiklah, aku akan meminta mereka membungkus dress itu dulu, kau pilih saja tas yang kau sukai ", ujar Emir yang segera pergi menuju toko dress itu dipajang

Begitu melihat Emir sudah memasuki toko dimana dress itu dijual, dilara tanpa menunggu lagi, segera mempercepat langkahnya pergi ke arah pintu keluar Mall, dengan kerumanan orang sebanyak itu, dilara yakin Emir tidak akan mudah mencarinya bahkan setelah ia sadar jika dilara sudah tidak ditoko tas itu lagi

Sesuai dugaan dilara, Emir belum terlihat dibelakangnya, ia segera keluar dari Mall dan memanggil taksi untuk pergi, apapun yang terjadi setelahnya dilara akan pasrah saja, untuk saat ini dia benar-benar harus memberitahu kerabat ibunya tentang apa yang terjadi, selain itu, dilara terus merasa ada yang mengganjal di hatinya, dia tidak yakin apakah dia sanggup menjalani kehidupan berumah tangga bersama Emir lagi setelah semua yang terjadi, jika dia terus menuruti Emir, dia tidak yakin akan punya kesempatan untuk meninggalkan mansion lagi

Ketika dilara memasuki taksi, Tiba-tiba terdengar sebuah teriakan

" Dilara... " , pekik Emir yang mengejarnya dibelakang

Dilara yang kaget tidak menghentikan langkah nya, dia justru segera duduk dan menutup pintu taksi dan meminta pak sopir untuk segera berangkat

" Dilara jangan pergi ", teriak Emir yang masih mengejar taksi dilara yang hendak menyebrang

" Dilara jangan tinggalkan aku "

Dilara melihat Emir melalui kaca belakang taksi, Emir masih saja mengejarnya bahkan ke area dimana kendaraan mulai berlalu lalang

" Dilara... "

BHUMM......

Emir tertabrak mobil saat ia masih terus mengejar taksi yang dinaiki dilara

Dilara yang mendengar suara kecelakaan itu seketika menegang di kursi penumpang, dia kembali menoleh ke belakang, dan itu benar-benar Emir

Emir tertabrak saat mengejarnya

Dilara segera meminta sopir taksi untuk berhenti, dia keluar dari taksi dan berlari ke arah Emir yang sudah terkapar di atas aspal dengan bersimbah darah

" Emir.. ", panggil dilara

Orang-orang disekitar segera memanggil ambulans, mobil yang menabrak Emir juga ikut mengantar nya kerumah sakit

Dilara menaiki ambulans bersama Emir didalamnya

Tangannya gemetar melihat Emir tak sadarkan diri

" Emir maafkan aku, Emir ku mohon ", pinta dilara yang berderai air mata

Kenapa Emir harus melakukan itu?

Kenapa mengejarku Emir, kau tidak akan terluka seperti ini jika tidak mengejarku

Pungguk Merindukan BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang