Bab 17

4.1K 203 5
                                    

Bahkan para paman juga hadir disana

Pertama-tama dokter melakukan pengecekan pada mata Emir setelah Emir membuka matanya, semuanya terlihat normal dan berfungsi dengan baik

Akhirnya keluarga Evrioglu pun mengucapkan terima kasih pada para dokter untuk kerja keras mereka, dan juga rasa terimakasih pada dokter Mirzan

Setelah semua dokter berpamitan dan memberi ruang untuk keluarga itu, seketika suasana jadi mengharu biru

Semua wanita disana menangis bahagia karena Emir bisa melihat kembali, bahkan mereka secara bergantian memeluk Emir penuh cinta

Pak Asad juga tak bisa membendung air mata bahagia nya, akhirnya permata hati nya itu bisa melihat kembali

Saat Emir sedang mengobrol dengan nenek dan kakek pihak ibunya

Tiba-tiba telfon pak Asad berdering

Itu telfon dari pekerja di mansion

Pak Asad keluar dari kamar rawat Emir untuk menerima telfon

Diluar beliau mengangkat telfon dan bicara dengan pekerja di mansion yang memberitahu bahwa sudah banyak surat yang dikirim didesa, jadi mereka khawatir mungkin saja di antaranya terdapat kabar yang penting untuk diketahui, namun mereka tidak bisa membaca surat itu karena tidak ditulis dengan pena

Telpon itu di inisiasi oleh Rustam dan mirhan yang khawatir dengan jumlah suratnya yang semakin banyak, dan akhirnya mereka memutuskan untuk menelfon tuan rumah

Kedua paman Emir, Tehiz dan Tamir yang baru saja keluar dari dalam kamar Emir dibuat bertanya-tanya setelah melihat raut wajah pak Asad yang terlihat khawatir, mereka berakhir dengan menghampiri pak Asad dan menanyainya

" Ada apa paman? wajahmu terlihat sangat khawatir ", tanya Tehiz

" Aku baru saja menerima telfon dari pekerja di mansion, istri Emir didesa sudah mengirimkan banyak surat untuk Emir dan itu sudah menumpuk di mansion, aku khawatir mungkin saja ada hal penting didalam surat itu, tapi para pekerja tidak bisa membacanya karena Emir dan dilara biasanya berkirim surat dengan huruf Braille, aku akan meminta seseorang pergi ke desa untuk mengabari mereka tentang kondisi Emir" Jelas pak Asad mengungkapkan kekhawatiran nya

" Aku hampir melupakan istri Emir jika paman tidak mengungkitnya hari ini, disaat seperti ini, mana mungkin kita punya waktu untuk mengurusi surat semacam itu, Emir masih harus menjalani perawatan di Jerman, tak ada yang bisa kita lakukan tentang itu " Ucap Tamir yang terlihat tidak begitu senang mendengar kabar tentang surat dilara itu

" Paman, bukankah kini sudah saatnya kita menyudahi hubungan yang tidak berdasar ini? " Ujar Tehiz dengan wajah serius

" Apa maksudmu Tehiz? " Tanya pak Asad yang bingung dengan ucapan Tehiz yang tiba-tiba itu

" Mari bicara ditempat lain paman "

Ketiga pria itu akhirnya pergi ke kafetaria rumah sakit yang saat itu sedang sepi pengunjung

" Paman, aku tahu dulu kita terburu-buru menikahkan Emir dengan gadis desa itu karena kita memiliki banyak kekhawatiran, kita khawatir Emir tidak bisa melihat lagi, kita khawatir tentang kondisi kesehatan mu yang memburuk, kita khawatir dengan penerus keluarga Evrioglu dimasa depan, tapi sekarang situasinya berbeda, Emir sudah mendapatkan donor mata dan kini ia bisa melihat kembali, kesehatan mu juga baik-baik saja sejauh ini, bahkan penerus keluarga Evrioglu juga akan lahir kan? , setelah anak itu lahir, bawa dia ke Bishkek, jangan biarkan orang asing merawatnya " Ujar Tehiz panjang lebar

" Apa maksudmu jangan biarkan anak itu dirawat orang asing, dilara itu ibunya, keluarga dilara adalah nenek dan kakeknya, bagaimana bisa itu dikatakan orang asing, Emir berencana membawa dilara ke Bishkek setelah anak mereka lahir, dan kami semua berfikir itu adalah ide yang baik, jangan bicara sembarangan Tehiz"

Pungguk Merindukan BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang