Bab 40

4.7K 222 17
                                    

Hampir tiga minggu berlalu sejak pak Asad meninggalkan keluarga Evrioglu untuk selama-lamanya

Pikiran Emir yang kacau perlahan semakin jernih, kini ia sudah menata kembali pikirannya

Tak berselang lama, pengacara pribadi pak Asad juga berkunjung ke Mansion Evrioglu untuk menyampaikan wasiat yang dibuat oleh pak Asad sebelum nya

Ketika pak Asad masih dalam keadaan sehat, beliau telah membuat surat wasiat terlebih dahulu, dimana wasiat tersebut memuat pembagian hartanya

Seluruh saham beliau di perusahaan perhiasan milik mereka, serta kepemilikan bisnis Textile diberikan kepada Emir sepenuhnya, sementara peternakan yang berada di pedesaan lain dibagikan kepada saudara laki-laki pak Asad, niat beliau adalah agar Emir tidak akan pernah berkunjung ke pedesaan saat itu, sehingga ia tidak punya kesempatan bertemu keluarga dilara

Beberapa kepemilikan tanah dan properti serta aset benda tak bergerak lainnya diberikan kepada istrinya nyonya tua Bushra, walaupun pada akhirnya nyonya tua Bushra tetap akan memberikan harta tersebut pada cucunya Emir, namun tetap saja pak Asad tidak ingin memberikan segalanya sekaligus

Setelah proses pengalihan saham dan kepemilikan yang memakan waktu cukup lama, kini Emir disibukkan dengan lebih banyak aktifitas di tempat kerja, ia bahkan tidak punya waktu bersantai di hari weekend

Dalam kesibukannya, Emir terus memikirkan cara agar bisa menemukan dilara

Ketika ia sudah mulai bekerja kembali, Emir segera pergi ke Astana mencari dilara ke perusahaannya , tapi sayangnya dilara telah mengundurkan diri saat itu, dan pihak perusahaan tidak mau memberikan data yang bersifat pribadi pada Emir, bahkan kondisi itu diperparah dengan kenyataan bahwa Alan juga menyukai dilara, dia sama sekali tidak sudi memberikan alamat dilara pada Emir

Bahkan Emir sempat berdebat dengan Alan

" Emir, ada apa denganmu sebenarnya?, kenapa kau bersikukuh ingin menemui nona Elyas?, dia bahkan tidak mengenalmu ", ujar Alan tak habis pikir dengan tingkah Emir, jelas-jelas saat ini Emir sedang berkenalan dengan kakaknya, tapi dia justru mengejar-ngejar gadis lain yang bahkan tidak mengenal nya

" Jadi kau benar-benar tidak akan memberikan alamatnya padaku? "

" Tidak, alamat nona Elyas bersifat pribadi dan aku tidak bisa memberikan nya pada sembarang orang, lagi pula sikapmu ini sangat aneh, kau sedang berkenalan dengan kakakku Calista tapi justru terang-terangan mengejar gadis lain? "

" Aku tidak melihat Calista lebih dari seorang kenalan, kami lebih cocok berteman dari pada menjadi pasangan ", kata Emir datar sebelum akhirnya pergi meninggalkan Alan yang keheranan dengan tingkah Emir tersebut

****

Sudah berminggu-minggu Emir mencari celah untuk menemukan informasi tentang keberadaan wanita yang diyakini sebagai dilara olehnya

Apa sebaiknya aku bertanya pada nenek dan ibu?

Emir segera mengurungkan niatnya untuk bertanya pada mereka karena takut mereka akan mengira dia depresi hingga mencari dilara yang telah lama tiada setelah kepergian sang kakek

Emir sebenarnya ingin menanyai tentang dilara pada Ferit, tapi mengingat bagaimana terakhir kali dia hampir bertengkar dengan Ferit karena Ferit yang menyimpan perasaan pada dilara, sepertinya bertanya padanya bukanlah ide yang baik, hingga akhirnya Emir memikirkan caranya sendiri

Saat itu ketika ia hendak pergi ke Astana lagi, dia juga mempersiapkan Yagis untuk pergi bersamanya

" Emir, kau ingin membawa Yagis kemana? ", tanya Talisa bingung melihat Emir memasukkan beberapa pasang pakaian cucunya ke koper

Pungguk Merindukan BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang