Bab 16

3.9K 198 4
                                    

Setelah dirawat selama beberapa hari dan melakukan pengecekan secara menyeluruh, akhirnya Emir akan menjalani operasi pada hari ini

***

"Ayah, apa tukang pos membawa surat untukku hari ini? " Tanya dilara yang sudah menunggu kedatangan surat berhari-hari

Surat balasan dari Emir biasanya tidak pernah datang selama ini
Jangan-jangan Emir belum sempat mengirim surat balasan karena dia sedang banyak tugas di Universitas nya? , begitulah pikir dilara

" Kenapa? Kau merindukan suamimu? ", goda Hulya

Dilara hanya bisa tersipu malu

Ia tak bisa membohongi ibunya, dia memang merindukan Emir suaminya

Keluarga kecil mereka akan semakin lengkap setelah kelahiran anak mereka nanti

" Emir belum membalas suratku berhari-hari bu " Ujar dilara dengan nada lesu

" Mungkin dia sedang memiliki kesibukan lain sehingga belum sempat membalasnya, kau tahu dia bukan tipe orang yang akan mengabaikan surat mu, jadi bersabar lah " Kata Hulya yang sedang menyiapkan bekal untuk suaminya

" Kirim saja lagi surat lainnya, walaupun tidak sempat membalasnya, mungkin saja suamimu masih sempat membacanya, setidaknya dia bisa mendengar kabar darimu " Saran Zamir yang tahu kalau putrinya sangat merindukan Emir

" Iya benar, mungkin dia benar-benar tidak sempat menulis surat balasan, ibu lihat surat yang kalian tulis itu menggunakan alat khusus kan, butuh waktu lebih untuk menulis balasan, itu tidak semudah menulis dengan pena, kau harus memakluminya dilara "

" Tentu saja bu, aku memaklumi kesibukan Emir, baiklah, aku saja yang mengirim surat untuk nya, setidaknya dia masih bisa mendengar kabar dari ku"  Senyum dibibir dilara kembali mengembang, segera ia mengambil alat Braille dan mulai menulis surat lainnya untuk Emir

***

Jerman

Operasi Emir berjalan dengan lancar, saat ini Emir masih dalam masa perawatan dan belum bisa di jenguk, namun keluarga besarnya sangat senang mendengar kabar bahwa operasi itu berjalan lancar

" Aku sudah bicara dengan mereka, operasi nya berjalan lancar, kita sekarang hanya perlu menunggu proses perawatan pasca operasi selesai, untuk saat ini kita hanya perlu bersabar sampai di izinkan menjenguk tuan Emir"   Jabar dokter Mirzan yang masih setia mendampingi keluarga Evrioglu, beliau membawa asistennya yang bisa berbahasa Jerman agar komunikasi dengan para dokter di rumah sakit jadi lebih leluasa

Setelah beberapa hari berlalu, menurut keterangan dokter, Emir harus dirawat dan diperiksa secara menyeluruh pasca operasi sehingga dia akan dirawat selama beberapa minggu di rumah sakit

***

Sebuah surat dari desa perbatasan dibawa ke mansion Evrioglu yang hanya di huni para pekerja saat ini

" Itu surat untuk tuan muda? " Tanya mirhan pekerja dapur yang dihampiri Rustam

" Benar, aku tidak tahu harus memberikan surat ini pada siapa, biasanya bu Anim yang memberikan surat ini pada tuan muda, sekarang bu anim juga tidak ada, jadi sebaiknya pada siapa ku berikan surat ini? " Tanya Rustam yang bingung karena sebelum keluarga itu pergi, mereka tidak menitipkan pesan apapun tentang suratnya

" Hmm begini saja, biar ku simpan di kamar bu anim, kita bisa memberitahunya saat mereka kembali nanti " Seru mirhan

" Ohh benar, simpan saja di kamar bu anim, itu lebih baik dari pada menghilangkan nya tanpa sengaja "

Akhirnya mirhan pun menyimpan surat dari dilara itu di kamar anim

Mereka sudah melihat bagaimana sibuk dan terburu-burunya persiapan yang dilakukan keluarga Evrioglu hari itu, artinya kepergian mereka ini adalah hal yang sangat penting, para pekerja sudah mendengar tentang kabar donor mata itu, sehingga tidak mungkin bagi mereka menelfon ke luar negeri hanya untuk memberitahu keluarga itu tentang sebuah surat, mengingat bagaimana genting nya situasi mereka disana

***

Hari-hari berlalu, belum ada balasan surat dari Emir, akhirnya dilara yang masih berfikir bahwa Emir sedang sibuk dengan tugas di Universitas nya kembali mengirimkan surat

Dalam selang beberapa hari, dilara terus mengirim surat secara beruntun, menunggu kabar dari Emir

Nenek serta ibu mertuanya juga sudah lama tidak mengunjunginya, apakah mereka juga sibuk di ibukota?

Hari-hari berlalu dengan cepat, hampir satu bulan berlalu tanpa kabar dari Emir maupun keluarganya

Dilara mulai khawatir

***

" Surat dari desa lagi? " Tanya mirhan

" Iya, bagaimana ini? " Tanya Rustam dengan wajah khawatir

" Mereka sudah mengirim banyak surat bulan ini, kita bahkan tidak membalasnya sama sekali, mungkin mereka khawatir sehingga mengirimkan banyak surat " Ujar mirhan yang ikut khawatir dengan jumlah surat yang terus bertambah

Bahkan laci kecil milik bu anim hanya diisi dengan surat dari dilara yang belum terbaca

" Mungkin saja ada sesuatu yang penting didalam suratnya " Rustam mulai memikirkan kemungkinan buruk yang bisa terjadi

" Jadi menurut mu kita harus membacanya ? " Tanya mirhan

" Ya, untuk jaga-jaga, ini sudah surat kesekian yang datang, bukankah istri tuan muda sedang hamil? " Rustam semakin khawatir ketika mengingat fakta itu

" Kau benar, mengapa aku benar-benar lupa tentang ini, baiklah, semoga tuan muda tidak marah saat kembali ketika dia tahu kita membuka suratnya tanpa izin "  Mirhan dengan rasa bersalah akhirnya membuka surat dari dilara

Mereka memandangi kertas tanpa coretan tinta itu sebentar

" Aku lupa kalau tuan Emir tidak bisa melihat, mana mungkin mereka menulis surat biasa, ini pasti surat khusus yang sering dibicarakan bu anim itu, percuma saja kita membukanya, kita tidak akan bisa membacanya Rustam " Ucap mirhan  yang pasrah

Keduannya terlihat lesu, pada akhirnya mirhan kembali meletakkan surat itu dalam laci bu anim

***

Jerman

Pembukaan perban mata Emir akan dilakukan hari ini, walaupun perbannya telah dibuka, Emir masih harus menjalani perawatan karena para dokter harus mengawasi perkembangan matanya

" Emir, mereka akan membuka perbanmu sekarang  " Ucap pak Asad tenang

Emir mengangguk karena sedikit gugup

Perlahan-lahan dokter membuka perban Emir

Seluruh keluarga besar Emir juga menyaksikan pembukaan itu, mereka berdiri disana dengan harap-harap cemas

Ketika perban selesai dibuka

Emir di instruksikan untuk membuka matanya perlahan

Perlahan-lahan Emir membuka matanya

Awalnya penglihatan Emir terasa buram, kemudian setelah beberapa saat, matanya bisa melihat dengan jelas

Ada para dokter didepan nya

Keluarga nya

Ibu yang sudah lama tak ia lihat rupanya

Kakek dan nenek yang sudah semakin tua sejak terakhir kali ia bisa mengingat wajah mereka

" Aku sudah bisa melihat " Ucap Emir

Pungguk Merindukan BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang