Bab 26

3.8K 173 6
                                    

Akhirnya mereka bertiga pun duduk di satu meja

Namun tiba-tiba Emir kembali lagi ke mobil untuk mengambil Handphone nya yang tertinggal

Chloe belum melepaskan pandangan nya pada Emir sejak ia membantunya membawakan tas besar miliknya

" ( bola matamu hampir melompat keluar) " Sarkas Gauthier yang melihat sepupunya Chloe terus memandang Emir

" ( berhenti menatapnya, kau akan membuatnya tidak nyaman) " Lanjut Gauthier yang paham dengan watak Emir itu

" ( dia pria yang sangat atraktif, bagaimana seseorang bisa begitu menawan? ) " Ujar Chloe yang kagum

" ( tentu saja, semua gadis normal juga akan berfikiran sama) "

" ( tapi ada satu hal yang mengganggu mataku, semua hal yang dipakai temanmu itu merupakan barang bermerk, aku tidak mengerti mengapa ia harus merusak penampilan nya dengan sebuah gelang rajut di tangannya, apa aksesoris itu sedang ngetrend dikampus mu? "

" ( gelang rajut itu? Sejak aku mengenal Emir, dia sudah memakainya, itu terlihat sudah cukup lama berada dipergelangan nya, dia bukan seseorang yang mengikuti trend fashion, mungkin itu hadiah dari seseorang) "

" ( ya, mungkin itu dari orang tua atau neneknya jika dilihat dari selera aksesoris nya) "

Setelah Emir kembali kedalam restoran, Chloe tidak bisa memendam rasa penasarannya lebih lama

" ( Gelang rajut itu terlihat unik, apa itu hadiah dari seseorang? ) " Tanya Chloe terus terang

" ( ini hadiah dari istriku ) " Jawab Emir apa adanya

" Hahahaha ", Baik Gauthier dan Chloe tergelak seketika mendengar perkataan yang mereka anggap lelucon itu

" ( ku kira kau orang yang sangat serius, ternyata kau juga pandai membuat lelucon  Emir) " Ucap Gauthier yang masih tertawa

Emir sudah terbiasa mendapat respon tertawaan karena fakta yang ia ucapkan itu, lagi pula menjelaskan kebenaran nya pada mereka hanya buang-buang waktu, walau bagaimana pun mereka tetaplah orang asing bagi Emir

Setelah mengantar Chloe ke hotel, Emir dan Gauthier pun kembali ke kampus

Minggu berganti bulan, bulan berganti tahun

4 tahun pun berlalu dengan cepat

Baik Emir maupun dilara sudah menyelesaikan pendidikan mereka masing-masing, sementara Emir kembali ke Bishkek, Dilara tetap di Astana dan mendapatkan pekerjaan disebuah perusahaan Furniture

***

Sudah beberapa bulan sejak dilara bekerja di perusahaan furniture tersebut, hari ini perusahaan mengadakan promosi Kitchen Set melalui event kuliner untuk masyarakat, namun salah satu rangkaian acara tersebut adalah lomba memasak yang dikhususkan untuk perempuan, dan tiap tim di perusahaan diwajibkan mengirim satu orang perwakilan untuk meramaikan event tersebut, dilara yang tidak pandai memasak justru terpilih untuk mewakili tim nya karena mereka bahkan tidak bisa mengupas bawang dengan benar, jadi tentu saja dilara terlihat lebih ahli dari mereka

Panitia sudah menyediakan begitu banyak bahan makanan, semua peserta juga sedang bersiap

" Ku dengar dari panitia penyelenggara kalau juri nya itu para petinggi perusahaan " Bisik Nazira, ia satu-satunya teman kampus dilara yang melamar kerja diperusahaan yang sama dengannya, untung saja keduanya diterima

" Petinggi perusahaan yang jadi juri?, Elyas kami bergantung padamu, semangat!! ", Dukung salah satu rekan timnya Hasya

Dilara semakin merasa terbebani dengan ekspektasi tinggi rekan tim yang bergantung padanya, awalnya ia hendak memberitahu mereka betapa buruk kemampuan memasaknya, namun ia segera menghentikan niatnya itu setelah melihat kobaran semangat dari anggota tim

Pungguk Merindukan BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang