Hampir setiap harinya banyak kerabat dari berbagai penjuru datang menjenguk Emir dan anak nya yang baru lahir dan tentu saja, tak ada yang mengungkit tentang ibu dari anak itu
Semua orang menutup rahasia umum dalam keluarga itu rapat-rapat, bahkan para kolega dan rekan bisnis lainnya tak ada yang berani mempertanyakan asal bayi itu mengingat bagaimana reputasi keluarga Evrioglu, jadi mereka hanya bisa merasa penasaran dalam diam
Emir mulai kehilangan semangat belajar nya, bahkan ketika perkuliahannya sudah dimulai dan dia bisa menghadiri kelas biasa di kampusnya setelah bisa melihat, ia masih enggan pergi kesana
Hari-hari nya ia habiskan dengan mengurung diri dikamar, bahkan ia hanya melihat anaknya sesekali saat ibu dan neneknya meminta ia untuk menjenguk bayinya itu, karena kesedihan yang berkepanjangan itu, akhirnya bayi itu pun diberi nama oleh kakek Emir, karena ia sudah berminggu-minggu lahir dan belum memiliki nama
Yagis Evrioglu pun terpilih menjadi nama bayi laki-laki itu
Melihat kondisi Emir yang semakin memprihatinkan setiap harinya, nenek dan ibunya mulai melihat pak Asad dengan tatapan kekecewaan, bahkan nyonya tua Bushra menyalahkan nya karena mengambil keputusan yang merugikan banyak pihak itu
" Jika kondisi Emir semakin buruk, aku sendiri yang akan mengatakan fakta padanya, bahkan jika kau memukulku, aku akan tetap mengatakan yang sebenarnya, aku sudah kehilangan putraku satu-satunya, aku tidak bisa kehilangan cucuku juga " Ancam Nyonya tua Bushra pada pak Asad
Pak Asad terlihat tertegun didalam kamarnya
Siapapun yang datang memang selalu menanyakan keberadaan Emir yang kini bisa melihat lagi, namun Emir tidak punya minat untuk bertemu banyak orang, gairah hidupnya telah hilang sejak dilara meninggalkannya
Saat Emir sedang termenung dikamar nya, Tiba-tiba sebuah ketukan terdengar
" Emir, ini kakek, ada yang harus kakek bicarakan denganmu "
Emir membuka pintu dengan wajah lesu
Pak Asad duduk di kursi yang tersedia di kamar Emir yang luas itu
" Emir, kakek tahu kau sangat sedih dan merasa kehilangan, namun jangan lakukan ini pada dirimu sendiri, jangan mengurung diri terus menerus dan hanya makan sedikit, kau menghancurkan hati kami dengan sikapmu ini nak" Ujar pak Asad lembut
Emir hanya diam, dia tidak memberi respon apapun, tatapan nya kosong
" Dengarkan kakek, jika kau merasa bersalah terhadap dilara, bukankah seharusnya kau merawat dan menjaga hal terakhir yang dilara tinggalkan untukmu "
Setelah mendengar ucapan itu, Emir menatap kakeknya
Apa hal terakhir yang ditinggalkan dilara untuknya?
Seakan mengerti dengan kebingungan di wajah Emir, pak Asad kembali menjelaskan
" Anak kalian, bukankah dia hal terakhir yang ditinggalkan dilara untukmu?, jika kau tidak memberinya nama, kakek masih bisa memberinya nama, tapi jika kau sebagai ayahnya tidak mau merawat dan menjaga nya, bagaimana kami bisa menggantikan nya? Peran seorang ayah tidak akan pernah bisa digantikan oleh siapapun, kau juga pasti mengerti akan hal ini setelah kehilangan ayahmu kan?, anakmu sudah kehilangan ibunya, apa dia juga harus menderita dengan tidak mendapat kasih sayang dari ayahnya? "
Emir terlihat memikirkan perkataan kakek nya dengan seksama
" Setelah kakek tiada nanti, kaulah yang akan menjadi kepala keluarga ini Emir, kau yang harus membesarkan dan melindungi anak itu, jika kau bahkan tidak mampu merawat diri sendiri, bagaimana kau akan merawat yang lainnya? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Pungguk Merindukan Bulan
General FictionKisah tentang pewaris keluarga kaya yang buta namun dijodohkan dengan gadis penggembala ----- Karena kecelakaan hebat yang terjadi pada ayah dan anak itu, keluarga Evrioglu harus merelakan kematian kepala keluarga mereka dan hanya menyisakan satu c...