Bab 25

4.2K 171 4
                                    

Dilara tidak berniat untuk memperjelas keadaannya pada teman-teman sekamar, biarkan mereka berasumsi sendiri

Hari-hari perkuliahan berlanjut seperti biasa, kecuali ada satu hal yang berbeda

Mahasiswa yang terang-terangan menggoda dilara di pesta penyambutan, ia masih belum menyerah

Di setiap kesempatan dia pasti mengekori dilara, entah itu di seminar, workshop, pelatihan dari kampus, maupun organisasi kampus yang di ikuti oleh dilara, bahkan seluruh fakultas sudah menggosipkan pasangan beda angkatan tersebut

Dilara tidak punya waktu meladeni pria semacam ini, lagi pula ini bukan pertama kalinya seseorang mengejarnya di kampus

Bahkan ketika semester berganti, Orang-orang menduga dia belajar begitu keras hingga dapat mengambil mata kuliah lanjutan agar bisa sekelas dengan dilara, dan benar saja dia memilih kelas dimana dilara berada

" Kenapa dia mengambil mata kuliah itu? , jika aku di posisinya, aku pasti akan mengambil mata kuliah yang lain terlebih dahulu, memangnya kita punya kesempatan seperti itu tiap semester, aneh sekali ", Beberapa mahasiswi mengomentari tindakan mahasiswa tersebut

" Hey Alan, kenapa tidak mengambil mata kuliah itu di kelas kami saja, kita bisa mengerjakan project nya bersama " Seru salah satu senior yang dekat dengan Alan

" Untuk apa aku sekelas denganmu, tujuanku mengambil mata kuliah lanjutan agar bisa sekelas dengan nona Elyas " Kata Alan yang tersenyum lebar

" Ya ampun kau ini, dia itu seniormu, bahkan ku dengar dia juga terlambat masuk universitas, jadi seharusnya dia lebih tua darimu sekitar dua tahun lebih"

" Lalu? Umur hanyalah angka, aku tidak peduli bahkan jika dia janda ", Ucap Alan penuh percaya diri

" Wahh, dia benar-benar sudah gila "

" Di kampus ini bukan hanya kau yang menyukai Elyas, masih ada senior lainnya yang menyukai gadis itu, menurutmu apa dia bahkan akan memberimu kesempatan? " Ejek seniornya

" Kita lihat saja nanti "

***

" (Emir, kau sudah menyelesaikan project itu?) " Tanya teman kampus Emir dalam bahasa asing

" (Tentu saja) "

" ( bagaimana dengan laporannya?) "

" (Itu juga sudah) "

" ( kurasa aku harus merevisi milikku, apa kau keberatan jika aku memintamu mengeceknya? "

" (Kirimkan lewat surel) "

" (Okay, kau yang terbaik Emir, aku akan mencari referensi yang lebih baik lagi sekarang) "

Waktu makan siang Emir hampir berlalu, dia masih bingung harus memakan apa untuk lunch hari ini, sampai seseorang menghampiri nya

" ( Siang Emir) " Sapa wanita itu ramah, dia adalah salah satu mahasiswa master di jurusan yang sama dengan Emir, dia adalah mahasiswa yang berasal dari Kanada

" (Siang Emily) "

" ( aku tahu kau belum makan siang, bagaimana jika kita makan siang bersama?) " Tawar emily yang kesekian kalinya

Emir diam beberapa saat, mencari tutur kata yang tepat untuk menolaknya lagi

" ( dari mana kau tahu Emir belum makan siang?) " Timpal seseorang dari belakang yang ternyata adalah teman sekelas Emir, Gauthier yang berasal dari Prancis

Emily terlihat cuek saja dengan pertanyaan Gauthier itu

" (Hanya menebak) " Ucap Emily seadanya

" (Menebak?, bagaimana bisa tebakanmu benar setiap saat?, katakan saja kau selalu memperhatikan Emir) " Sindir Gauthier

Pungguk Merindukan BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang