Bab 43

4.5K 217 66
                                    

Setelah pikirannya jernih, keesokan harinya, Emir kembali lagi ke alamat dilara

Toko bunga itu tertutup rapat, tak ada tanda-tanda kehidupan disekitar rumah mereka

Kemana mereka pergi?

Emir tidak punya waktu yang terbuang hanya untuk mengamati tempat kosong itu, ia segera mencari agen properti di area tersebut untuk menanyakan kepemilikan rumah dan toko kecil didepannya itu

Setibanya dikantor agen properti, ia langsung menanyakan perihal rumah yang ditinggali dilara dan ibunya itu

" Ohh, rumah yang memiliki toko kecil itu?, Penghuninya kemarin baru saja pindah, mereka akan kembali ke kampung halamannya, mereka juga sudah menyelesaikan semua administrasi penyewaan nya kemarin, jika anda tertarik dengan rumah tersebut, anda juga dapat menyewa ataupun membelinya, kami akan membongkar toko itu jika anda tidak menginginkannya ", tawar agen properti

" Baiklah, aku akan membelinya, dan jika keluarga itu kembali datang untuk menyewa, kabari aku segera "

" Baik, tentu saja "

Setelah mengurus transaksi pembelian rumah tersebut, Emir kembali pulang

Kemana dilara dan ibunya pergi?

Mereka benar-benar melarikan diri darinya?

Sepanjang perjalanan Emir memikirkan segala kemungkinan, dan hanya ada satu kemungkinan, mungkin mereka benar-benar kembali ke kampung halamannya, ke Kirgizstan

Dengan tergesa-gesa Emir dan Yagis kembali ke Bishkek, bahkan dia masih enggan menjelaskan bagaimana ia berakhir di kantor polisi saat itu, keluarga Taverim juga sudah menyerah menanyainya

****

" Tuan Emir sudah kembali? ", seru Anim yang sedang berada di halaman depan

" Tolong bawa Yagis ke kamarnya, dia butuh istirahat ", ujar Emir pada Anim

Pelayan mansion lainnya yang melihat Emir kembali segera mengabari nyonya rumah

" Nyonya, tuan Emir telah kembali "

" Emir sudah kembali? ", ucap Talisa yang masih berada di meja makan setelah makan siang bersama ibu mertuanya

" Mengapa dia tidak mengabari kita jika akan kembali ", kata nyonya Bushra

" Entahlah bu, mungkin Emir sedang terburu-buru karena pekerjaan ", balas Talisa

Talisa dan nyonya Bushra pun pergi menyambut kedatangan Emir

" Kau sudah tiba Emir ", ucap nyonya Bushra

" Iya nenek, ada yang harus aku bicarakan dengan nenek dan ibu ", ucap Emir serius

Talisa dan nyonya Bushra saling memandang, mereka heran, mengapa tiba-tiba begitu serius

Ketiganya sudah duduk di ruang keluarga

" Sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan Emir, mengapa begitu serius? ", nyonya Bushra belum pernah melihat Emir seserius ini saat membahas sesuatu dengan mereka

" Apa dilara benar-benar meninggal setelah melahirkan Yagis? ", tanya Emir yang tenang

Kedua wanita itu tertegun, baik Talisa dan nyonya Bushra tidak pernah menyangka jika Emir tiba-tiba akan menanyakan ini, bukankah selama ini dia sudah mempercayai kebohongan tersebut, mengapa sekarang tiba-tiba dia mengungkitnya lagi?, begitu pikir nyonya Bushra

" Apa maksudmu Emir? ", kata Talisa yang berusaha bersikap normal

" Maksudku, Apa dilara masih hidup? "

Pungguk Merindukan BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang