Bab 10

5.2K 222 3
                                    

Emir sudah tiba dirumah, dan saat ini sedang beristirahat di kamarnya

Pak Asad yang tak ingin menunda hal baik itu segera menghampiri Emir di kamarnya

" Emir, apa kakek boleh masuk? " Tanya pak Asad meminta izin

" Tentu, masuk saja kakek " Sahut Emir dari dalam

Pak Asad masuk dan mendapati Emir sedang duduk di dekat jendela yang terbuka, beliau juga menarik sebuah kursi dan duduk di dekat Emir

" Emir, ada hal penting yang ingin kakek bicarakan " Ucap Pak Asad tenang

" Hal penting? Bagaimana jika kita duduk di sofa saja kakek? "

" Tidak perlu Emir, kakek ingin bicara sambil bersantai denganmu "

" Tentang apa itu kakek? "

" Tentang pernikahan mu "

Emir sempat tertegun beberapa saat, namun ia tahu, cepat atau lambat pasti kakek nya juga akan membicarakan hal ini padanya, berhubung saat itu dia pernah mendengar percakapan kakek dan ibunya secara tidak sengaja

Dia harus menghadapi hal ini, dirinya yang buta sudah cukup membebani pikiran mereka, tidak benar rasanya jika dia masih menolak keinginan mereka untuk meneruskan keturunan keluarga

Walaupun Emir tidak tertarik menikah dengan wanita mana pun selain dilara, dia akan menguatkan hatinya, dia harus melakukan ini, setidaknya lakukan ini untuk keluarganya

" Kakek ingin minta maaf padamu terlebih dahulu, kakek adalah orang yang tak bisa di andalkan sebagai kepala keluarga maupun seorang kakek, kakek belum bisa menemukan seorang gadis yang layak untuk mu, seorang gadis yang  sepadan denganmu, bisakah kau memaafkan ketidakmampuan kakek ini?"

" Kakek, apa yang kakek bicarakan ? Mengapa kakek meminta maaf padaku untuk hal seperti ini, justru jika kakek merasa bersalah padaku karena hal ini, itu akan membuatku terluka, tolong jangan bicara seperti ini lagi" Emir tidak menyangka jika kakeknya justru merasa bersalah karena tidak bisa menemukan gadis yang sepadan dengan keluarga mereka

" Jika kau mengatakannya begitu, maka kakek bisa tenang sekarang, karena hal itu, kakek berencana untuk menjodohkan mu dengan putrinya Zamir,  tidak masalah kan? Sejauh yang kakek ingat, kalian berteman baik sejak kecil "

Jantung Emir seketika berdetak kencang, dia terdiam beberapa saat, mencerna ucapan kakeknya dengan seksama

Kakek ingin menjodohkan dilara dengan nya?, itu terdengar seperti mimpi

Tanpa sadar bibirnya perlahan melengkung, kakeknya memperhatikan detil itu walaupun Emir buru-buru mengatur ekspresi nya

" Bagaimana pendapatmu Emir? " Tanya kakeknya

Aku ingin segera menyetujui rencana kakek ini, tapi apakah keluarga dilara akan menerima niat kakek?
Dilara akan memiliki suami yang buta seumur hidupnya, ini sungguh tidak adil baginya
Tapi aku juga sangat mencintai dilara,
Bolehkah aku memiliki dilara untuk diriku sendiri?
Sekali ini saja, aku ingin bersikap egois

" Apa ada yang kau khawatirkan? Kau khawatir dengan rupa dilara? " Pak Asad sengaja menanyakan hal ini, hanya untuk melihat bagaimana Emir bereaksi

" Tidak, tentu saja tidak kakek, dilara adalah gadis terbaik yang pernah ku kenal, aku tidak peduli bagaimana ia terlihat, dia memiliki hati yang sangat cantik dan itu sudah cukup untukku " Akhirnya Emir tidak bisa menyembunyikan senyumannya lagi

Pak Asad juga tersenyum diam-diam, dia senang Emir menunjukkan perasaannya

" Kakek sudah membicarakan ini dengan nenek dan ibumu, begitu juga dengan keluarga Taverim, jadi kau tidak perlu mengkhawatirkan hal lain "

***

Setelah mendapatkan persetujuan dari Emir, pak Asad beserta nyonya bushra dan Talisa pun berangkat ke pedesaan lagi

Begitu tiba disana, mereka langsung bertamu ke rumah Zamir

Hulya yang saat itu sedang merawat sayuran yang ditanam di dekat rumah pun terkejut dengan kedatangan tiba-tiba keluarga Evrioglu

" Tuan Asad beserta keluarga, mengapa tidak memberitahu kami jika anda akan berkunjung? ", tanya Hulya dengan senyum nya yang merekah

" Maafkan ketidaksopanan kami ini Hulya, kami datang dengan terburu-buru hingga tidak sempat mengabari kalian lagi " Kata pak Asad

" Ohh tidak tuan, jangan meminta maaf atas hal itu, justru aku malu karena tidak mengetahui kedatangan kalian, sehingga tidak menyiapkan apapun "

" Tidak perlu repot-repot Hulya, kedatangan kami kali ini karena ada hal penting yang ingin kami bicarakan "

" Kalau begitu lebih baik kita masuk kedalam dulu tuan, aku akan meminta dilara untuk memanggil ayahnya pulang"

Hulya segera menyuruh dilara untuk menjemput Zamir yang sedang berada di dekat bukit, dilara yang saat itu juga kaget pun segera menjemput ayahnya

Singkat cerita, kini Zamir beserta istrinya Hulya dan dilara sudah berada diruang tamu mereka yang sederhana
Bahkan hulya sudah menyajikan teh dan biskuit diatas meja

" Seperti yang kau tahu Zamir, aku ini sudah tua, putraku satu-satunya juga telah meninggal dan hanya meninggalkan seorang cucu, yaitu Emir, kalian juga sudah melihat bagaimana dia tumbuh dan beranjak dewasa di desa ini, tentu kalian tahu bagaimana perilakunya, dia adalah anak yang baik dan sopan walaupun matanya tidak bisa melihat, tapi dia selalu melakukan yang terbaik yang ia bisa " Ujar pak Asad membuka pembicaraan

" Karena kondisi kesehatan ku yang semakin hari, semakin buruk, aku tidak bisa tidak khawatir dengan masa depan keluarga Evrioglu, jadi aku berniat menikahkan Emir lebih awal dari yang seharusnya, dan tentu kami mencari seorang gadis yang memahami Emir dengan baik serta memiliki hati yang baik, seseorang seperti dilara, putri kalian, jika kalian tidak keberatan, aku ingin melamar dilara untuk Emir " Ucapan pak Asad itu seketika membuat kedua orang tua dilara terpaku ditempat nya, mereka terlalu kaget untuk memberi respon apapun

Bagaimana bisa seorang seperti pak Asad ingin menjodohkan cucu satu-satunya dengan putri mereka yang hanyalah putri seorang penggembala

Dilara juga sangat kaget mendengar pernyataan kakeknya Emir

Sementara pasangan suami istri itu sedang mencerna ucapan pak Asad

Disisi lain nyonya tua bushra dan Talisa hanya diam ditempatnya, walaupun mereka tidak begitu mendukung perjodohan ini, namun mereka juga tidak memperlihatkan keengganannya, mereka bersikap seakan setuju dengan apapun yang di ucapkan oleh pak Asad

" Pak Asad, bagaimana mungkin kita menjodohkan cucumu dengan putri kami, dilara kami memiliki banyak kekurangan, dia juga tidak memiliki pendidikan yang baik seperti tuan muda Emir, terlebih aku hanya seorang penggembala kuda, bagaimana bisa aku bermimpi menikahkan anakku dengan cucu majikan sendiri "

" Zamir, aku juga memperhatikan keduanya sejak kecil, mereka sudah menjadi teman baik hingga saat ini, akan lebih baik menikah dengan seseorang yang sudah kita kenali tabiatnya dari pada tidak kan, aku juga memikirkan hal yang sama tentang itu, akan lebih baik bagi Emir menikah dengan seseorang yang sudah lama ia kenal, terlebih dengan kondisi Emir yang istimewa, namun ini adalah tawaran ku terhadap keluargamu, kalian jangan sampai merasa terbebani, jika kalian memang merasa ini bukanlah ide yang baik, maka katakan saja padaku, aku bukan orang yang akan menyimpan dendam karena urusan pribadi, kalian tidak perlu mengambil keputusan sekarang, kalian bisa mendiskusikan nya terlebih dahulu, beritahu kami ketika kalian sudah membuat keputusan "

Pungguk Merindukan BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang