Bab 11: Prince Werewolf

279 74 7
                                    

Jangan lupa follow sebelum baca!

Follow juga instagram author: feby_yooo

Happy reading!

***

Iris ever green itu menatap langsung manik hazel Sherianne dengan jarak yang cukup dekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iris ever green itu menatap langsung manik hazel Sherianne dengan jarak yang cukup dekat. Sherianne berusaha berteriak, namun teriakannya tertahan sebab lelaki berambut copper blonde itu membekap mulutnya dengan tangan.

"Aku tidak akan menyakitimu," ucapnya dengan suara maskulin yang merdu. "Kau masih mengingatku, bukan?" Ia melepas bekapannya setelah merasa gadis di hadapannya itu sedikit lebih tenang.

Sherianne menghirup dalam-dalam udara di sekitarnya. Mengisi paru-parunya dengan pasokan oksigen sebanyak mungkin. Lelaki itu membuatnya kesulitan bernapas barusan. Ia melayangkan tatapan kesal padanya. Sesaat Sherianne tertegun. Wajah lelaki itu terasa familiar. Mereka sepertinya pernah bertemu. Tapi di mana?

"Jika kau lupa, aku Kean." Kornea Sherianne seketika berbinar. Kini ia ingat siapa gerangan lelaki tersebut.

"Werewolf?" tebak Sherianne ragu-ragu.

Kean mengangguk. "Syukurlah ternyata kau mengingatnya."

Wajah Kean memang samar dalam ingatan Sherianne. Tapi gadis itu tidak akan pernah lupa saat ia tiba-tiba berubah menjadi sosok serigala berukuran besar.

Gadis itu kini dapat menghembuskan napas lega. Sebab, semula ia mengira bahwa yang membekapnya barusan adalah salah satu dari vampire-vampire tadi. Syukurnya perkiraannya salah.

Keadaan disekeliling mereka berantakan. Di beberapa bagian terdapat retakan tanah yang cukup dalam dan beberapa pohon yang tumbang. Kondisi tersebut benar-benar menunjukkan bahwa di sana baru saja terjadi pertarungan yang sengit.

"Apa hubunganmu dengan King Demon itu?" tanya Kean. Mimik wajahnya terlihat tenang. Namun dari cara bicaranya, lelaki dari kaum Werewolf itu tidak dapat menyembunyikan rasa penasarannya.

"Maksudmu Allan?" tanya Sherianne yang langsung diangguki oleh Kean. Gadis itu menggigit bibirnya. Kira-kira apa jawaban yang tepat? Teman kuliah? Oh, tidak-tidak! Bahkan Sherianne tidak yakin lelaki itu mengerti maksud dari kata kuliah.

"Kau Mate-nya?" tanya Kean lagi.

"Mate?" Kening Sherianne mengernyit. "Maaf, tapi aku tidak mengert..."

"Apa yang terjadi di sini?" Kemunculan Allan memotong pembicaraan mereka. King Demon itu menelisik Kean dengan wajah datarnya lalu beralih pada Sherianne. Saat menyadari kondisinya yang tampak mengenaskan, ia menarik lengan gadis dengan cepat, memaksanya berdiri tegak sesegera mungkin tanpa memerdulikan ringisannya. "Kita kembali ke kastil sekarang!"

Kean bangkit dari posisi awalnya yang sedang duduk di rerumputan. "Kau bahkan bersikap kasar pada seorang gadis, King Demon." Ia menggeleng tidak habis pikir.

"Itu bukan urusanmu, Prince Werewolf!" jawab Allan. "Kau tidak perlu khawatir mengenai wilayahmu yang rusak." Allan mengedarkan pandangannya pada area bekas pertarungannya tadi dengan para vampire. "Aku akan bertanggung jawab untuk memperbaikinya."

"Tidak perlu!" sergah Kean cepat. "Jangan pernah menginjakkan kaki di wilayahku lagi," tandasnya. Allan nyaris tertawa mendengar penuturan Prince Werewolf tersebut.

Benarkah ia menginginkan hal tersebut dengan sungguh-sungguh? Apa ia tidak ingat siapa yang selama ini membasmi vampire-vampire yang membuat kerusuhan di wilayah tersebut?

Tapi seketika mulut Allan terkatup saat Kean berkata, "Jangan kau kira aku tidak tahu apa hubunganmu dengan Raja Vampire yang tengik itu! Kau ingin menutupi kebusukanmu dengan menjadi sosok pahlawan bagi kaum Werewolf?" Kean berdecih, menatap King Demon itu dengan jijik.

Hawa menegangkan menyelimuti perseteruan tanpa pertarungan pada dua lelaki dengan latar belakang kaum yang berbeda itu. Mereka seolah lupa di antara mereka ada seorang gadis yang menatap mereka bergantian dengan tatapan tidak mengerti sambil menahan perih pada bagian tubuhnya yang terluka.

"Ehm... Permisi tuan-tuan." Sherianne berdeham. "Adakah di antara kalian yang dapat menyembuhkan luka ku?" Sejak tadi sikunya yang terlihat banyak goresan itu terasa berkedut-kedut.

Sekali lagi Allan menatap Kean dengan rahang mengeras sebelum ia kembali membawa Sherianne dalam dekapannya. "Kita akan obati lukamu di kastil." Sebelum ia mengepakkan sayapnya meninggalkan tempat tersebut, King Demon itu berkata. "Aku tidak pernah berniat buruk pada kaum Werewolf."

Kata-katanya barusan terdengar seperti bualan bagi Kean. Decakan penuh rasa ketidakpercayaan diberikannya sebagai respon.

"Percaya atau tidak, itu urusanmu." Sesaat kemudian King Demon itu melayang ke udara.

Sementara Kean masih berada di tempat semula. Ia memandangi siluet King Demon yang semakin menjauh itu dengan dada yang meletup-letup oleh kebencian. Ucapan Allan yang menyatakan bahwa dirinya tidak memiliki niat buruk pada kaum Werewolf tadi membuatnya darahnya seolah mendidih. Jelas itu semua hanya omong kosong.

Kean tidak akan pernah lupa, siapa penyebab orang tuanya meninggal sehingga posisi King Werewolf pada Pack Redmoon tidak ada yang menempati. Dan cepat atau lambat, mungkin ia yang akan segera mengisi posisi tersebut.

***

New character unlocked! King Demon kita bakalan punya saingan nih sepertinya wkwk

Oh iya, udah follow akun wattpad dan instagram author belum? :)

SherianneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang