Bab 5: Troublemaker

362 114 45
                                    

Tubuh Sherianne mematung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuh Sherianne mematung. Suara tajam yang terdengar mengintimidasi itu membuatnya seolah tidak bisa bergerak.

Seonggok raga tanpa kepala tadi ditendang oleh Allan, sehingga membuatnya terlempar jauh. Kemudian ia berjalan mendekat pada gadis berbaju putih yang wajahnya terlihat pucat itu.

Manik sepekat malam milik Allan menghunus Sherianne. Sementara gadis itu tidak berani membalas tatapan lelaki dengan aura menyeramkan yang saat ini berdiri di hadapannya. Ia menunduk menatap sepatu sneakersnya yang kotor.

"Ikut aku!" Tanpa permisi Allan menarik tangan Sherianne. Menyeretnya agar mengikuti langkahnya.

Asumsi-asumsi buruk berdatangan dalam pikirannya. Kira-kira apa yang akan dilakukan Allan padanya? Memenggal kepalanya seperti yang ia lakukan pada makhluk bertaring tajam tadi? Atau mungkin mencincang-cincang tubuhnya dan mengambil organ dalamnya? Sherianne bergidik ngeri.

Mungkinkah di balik sifatnya yang dingin dan pendiam selama ini adalah siasat untuk menutupi identitas aslinya yang ternyata seorang psikopat?

Sambil mengikuti langkah Allan dengan langkah terseok-seok menuju hutan lebat di depan sana, Sherianne melayangkan tatapan memohon pada Orianna dan Kean secara bergantian agar mereka menolongnya. Namun sayangnya sepasang Kakak beradik yang mengaku sebagai kaum Werewolf itu tidak terlihat akan melakukan sesuatu.

Orianna meringis sebagai permohonan maaf sedangkan Kean hanya memandanginya dalam diam. Karena sejujurnya diantara mereka yang ada di sana tidak ada yang memiliki keberanian untuk menentang Allan.

Siapa sebenarnya sosok lelaki itu sampai-sampai segitu takutnya mereka padanya? Pikir Sherianne. Hembusan napas putus asa terdengar dari gadis itu. Entah apa yang terjadi padanya setelah ini, ia hanya bisa pasrah.

***

"Jawab dengan singkat dan jelas, apa yang sedang kau lakukan di sini?" Allan menghentakkan tangan Sherianne saat mereka sudah berada di kawasan hutan yang sepi. Tidak ada siapapun di sana selain mereka berdua dan juga jajaran pepohonan yang menjulang tinggi dan berdaun lebat.

Hentakan yang kasar itu membuat Sherianne meringis. Syukurnya, tangannya tidak membiru.

Melihat Sherianne yang diam saja, Allan kembali bersuara. "Apa pertanyaanku kurang jelas?" Mata yang tajam itu seolah menguliti Sherianne.

Gadis itu gelagapan. Bukan karena ia tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan Allan. Tetapi ia takut salah bicara dan membuat lelaki itu marah. Wajahnya saat ini saja sudah tampak menyeramkan. Padahal sebelum ini lelaki itu bahkan tidak pernah menunjukkan ekspresi apapun saat di kampus. Di luar dari itu, Sherianne sendiri juga tidak tahu. Apakah ini sosok aslinya yang sebenarnya?

"Aku tidak tahu," jawab Sherianne sekenanya.

"Tidak tahu?" Sebelah alis Allan terangkat.

Dengan cepat Sherianne mengangguk. "Tiba-tiba saja aku sudah berada di sini." Sherianne menjawab jujur. Lagipula, jika disuruh menjelaskan bagaimana kronologi ia bisa berada di tempat aneh dan asing ini, Sherianne tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya.

"Apa yang kau lakukan terakhir kali sebelum berada di sini?" tanya Allan lagi dengan lebih mendesak.

Sherianne menggigit bibir. Haruskah ia kembali berkata jujur?

"A-aku... ti-tidak tahu..." Ucapan Sherianne terbata-bata. Matanya berputar-putar memikirkan jawaban yang masuk akal.

Dalam hening, Allan menunggu ucapan Sherianne selanjutnya.

Merasa tidak bisa menemukan jawaban yang cocok, akhirnya Sherianne memilih untuk kembali jujur. "Sebenarnya aku sempat masuk ke dalam hutan di kawasan The Grizzle of Museum." Gadis itu menutup mata sambil meremas tangannya. Tidak ingin melihat wajah Allan yang mungkin akan mengamuk saat ini juga.

Biar bagaimanapun lelaki itu kemarin sudah melarangnya dengan keras agar tidak memasuki kawasan hutan tersebut.

Tanpa diduga yang ditangkan oleh pendengaran Sherianne bukan suara amukan, melainkan hembusan napas kesal. "Dasar merepotkan!" Allan menyentuh ujung dagu Sherianne agar manik hazel gadis itu tepat menatap manik hitamnya. "Buka matamu!" titahnya.

"Kau tentu keras kepala seperti ini karena tidak tahu apa yang akan terjadi jika mereka menemukanmu!"

Dengan mata yang perlahan terbuka Sherianne mengangguk samar. Ia tidak tahu apa yang sedang dibicarkan oleh Allan. Mereka? Siapa? Tapi ia justru mengutarakan hal lain. "Aku juga tidak tahu ini di mana." Secara takut-takut, ia menatap Allan. "Tadi aku bertemu seorang lelaki yang tiba-tiba berubah menjadi serigala," ungkapnya.

"Lalu aku juga bertemu dengan seorang gadis yang menyatakan bahwa dirinya adalah seorang Werewolf. Aneh, bukan? Bukankah makhluk-makhluk itu hanya ada di dalam dongeng?" Sherianne menggaruk kepalanya. Melupakan ketakutannya sejenak pada lelaki di hadapannya itu.

Semua yang dialaminya memang aneh dan di luar nalar. Tapi melihat langsung lelaki yang bernama Kean tadi tiba-tiba berubah menjadi sosok serigala, adakah penjelasan yang masuk akal?

"Aku sudah melarangmu untuk mendekati hutan itu, bukan?" Bulu kuduk Sherianne kembali meremang saat Allan mencondongkan tubuhnya dengan rahang mengeras. "Kalau begitu sekarang aku tidak akan peduli! Biarkan saja vampire-vampire itu menyerangmu!" Allan beranjak pergi.

Takut yang tadi dirasakan Sherianne berubah menjadi kepanikan. Allan akan meningalkannya sendirian di hutan ini? Bagaimana kalau nanti muncul makhluk aneh yang lain?

"Allan! Tunggu!"

***      

Sejauh ini kira-kira kalian udah bisa baca belum konflik dari cerita ini apa?

Don't forget vote dan komen, karena:

Don't forget vote dan komen, karena:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SherianneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang