"Lukanya tidak parah, hanya sedikit tergores."
Sherianne memandangi sikunya yang kini telah kembali seperti sedia kala tanpa bekas luka setitikpun. Seolah tidak pernah terjadi luka di sana. Louisa tersenyum kecil melihat reaksi gadis itu. Demon Maid itulah yang tadi mengobati lukanya. Hal itu merupakan salah satu kekuatan yang dimilikinya. Meski hanya dapat mengobati luka kecil, namun kekuatan tersebut sangat berguna.
"Terima kasih, Louisa," ujar Sherianne dengan tatapan hangat.
"Bukan masalah, Nona." Setelah dirasa tugasnya telah selesai, Demon Maid itu undur diri dari kamar tersebut meninggalkan Sherianne dan Allan berdua.
"Bagaimana perasaanmu?" Allan duduk di bibir ranjang. Mengamati Sherianne yang masih mengenakan gaun navy tadi yang sudah robek di beberapa bagian.
"Semuanya baik-baik saja. Lihat!" Sherianne memamerkan sikunya. "Bahkan luka di siku ku sembuh dalam sekejap." Ia berdecak kagum. "Tak ku sangka makhluk seperti kalian mempunyai kekuatan yang luar biasa." Ide konyolnya muncul. "Kalau aku membawa Louisa ke Bumi untuk membuka klinik, kami bisa kayak mendadak tanpa harus kuliah kedokteran terlebih dahulu!"
Allan tersenyum simpul. "Aku bisa menunjukkan kekuatan yang kumiliki kalau kau mau," ucapnya. "Akan ku pastikan itu lebih menakjubkan." Tanpa ia sadari, berada di dekat Sherianne membuatnya lebih banyak tersenyum meski hanya sebuah senyum kecil.
Sherianne mengerling jahil. "Maksudmu kekuatan memenggal kepala dengan tangan kosong?"
"Kekuatan yang aku miliki tidak seremeh itu!" Wajah King Demon yang tampak tersinggung itu membuat Sherianne terkekeh.
Hening sejenak sebelum Sherianne kembali bersuara. "Kau mengkhawatirkanku?" Sherianne beringsut mendekat pada Allan.
"Menurutmu begitu?"
"Tentu saja. Jika tidak, kau pasti lebih memilih meladeni lelaki Werewolf itu ketimbang kembali ke kastil untuk mengobati luka ku." Sherianne tersenyum cerah. Dalam sekejap wajahnya berubah cemberut. "Aku sempat mengira yang menghampiri ku adalah salah satu dari vampire-vampire itu. Tapi ternyata yang muncul adalah Kean," ucapnya dengan pandangan menerawang, mengingat kejadian tadi.
Wajah Allan mengetat saat mendengar Sherianne menyebut nama Prince Werewolf tersebut. "Kau mengenalnya?" tanyanya dengan nada mengintimidasi.
Perubahan reaksi Allan membuat Sherianne heran. "Aku hanya pernah bertemu dengannya satu kali."
"Kapan? Dimana?"
"Tepat pada hari di mana aku pertama kali menginjakkan kaki ke Vissarion." Allan tidak memberikan reaksi apapun. "Kau mengenalnya?" Seketika Sherianne menutup mulutnya. Merasa bodoh dengan pertanyaannya barusan. Tentu saja Allan mengenal Kean. Mereka hidup di dunia yang sama. Sebenarnya yang menjadi pertanyaan adalah, "Mengapa ia terlihat sangat membencimu?"
Allan bergeming. Seolah enggan menjawab pertanyaan Sherianne. Gadis itu kemudian mengangguk mengerti. Tidak ingin ikut campur dalam konflik antara dua lelaki itu. Mungkin di antara mereka ada sesuatu yang membuat bendera perdamaian sulit untuk dikibarkan.
"Kalau kau tidak mau menjawab pertanyaan itu, aku punya pertanyaan lain untukmu."
"Apa?"
Sherianne mulai menghitung dengan jari. "Pertama, kau adalah seorang King Demon di Vissarion. Lalu mengapa kau menyamar menjadi mahasiswa biasa di bumi?"
Tubuh Allan berubah kaku namun sepertinya Sherianne tidak menyadarinya. Gadis itu masih sibuk mengoceh, melanjutkan pertanyaannya. "Kedua, apa kau tidak akan kembali lagi ke bumi? Jika iya, bisakah kau mengembalikanku terlebih dahulu?"
Geraman kesal Allan membuat Sherianne terlonjak kaget. "Kau cerewet sekali!" Ia bangkit menuju pintu hendak meninggalkan Sherianne tanpa jawaban. Dan itu membuat Sherianne kesal.
Kedua pertanyaan tersebut tidak sulit untuk dijawan. Begitulah sekiranya yang Sherianne pikirkan. Lalu mengapa Allan enggan menjawabnya?
Setidaknya Allan memberinya kepastian mengenai kepulangannya ke Bumi. Di sini bukan tempatnya. Dan ia tidak mau berlama-lama menghabiskan waktu di dunia tersebut meski saat ia kembali nanti tak akan ada seseorang yang menyambutnya dengan penuh kerinduan. Kecuali Cleo, mungkin?
Di dunia ini juga ada makhluk berbahaya yang hanya dapat diatasi dengan kekuatan khusus. Sedangkan Sherianne tidak memilikinya. Bagaimana mungkin ia memilikinya sedangkan dirinya hanya seorang manusia biasa? Apa Allan tidak memperkirakan hal tersebut?
Saat penyerangan tadi terjadi, Allan memang melindunginya dengan membantai habis kawanan vampire tersebut. Tapi apa ia akan selalu melakukannya untuk Sherianne? Sedangkan tadi saja, ia hanya bertanya namun King Demon itu mengacuhkannya. Apalagi jika nanti ia harus berhadapan dengan makhluk-makhluk yang lebih berbahaya? Apa lelaki itu sudi melindunginya lagi? Mungkin Allan akan membiarkan Sherianne tewas di tangan makhluk-makhluk tersebut.
"Hanya karena kau seorang Raja bukan berarti kau bisa bersikap sesukamu Allan!" ujar Sherianne dengan nada menantang. "Setidaknya kembalikan aku ke Bumi jika kehadiranku hanya mengganggumu. Bukankah bagimu aku terlalu cerewet?"
Napas Allan naik turun. Ia berbalik dengan wajah berang. "Tidak semua pertanyaan harus memiliki jawaban, Sherianne!" balasnya. "Kau ingin kembali ke Bumi?" Matanya menatap Sherianne dengan gusar. "Baik, akan ku kabulkan scepatnya!"
Pintu kayu itu dibanting kasar hingga menimbulkan bunyi berdebum yang nyaring.
Kenapa dia terlihat semarah itu?
***
Yang jadi silent reader nanti dimarahin Allan juga loh :) hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Sherianne
FantasySherianne Deanna Galadriel, gadis impulsif, keras kepala, dan mempunyai rasa keingin tahuan yang besar tanpa sengaja menemukan sebuah kastil misterius saat sedang mengunjungi The Grizzle of Museum. Siapa sangka hal tersebut justru membuatnya terliba...