Bab 30.2: Something Wrong

125 15 0
                                    

Tidak hanya itu cahaya terang benderang yang berpijar di ruangan tersebut seketika meredup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak hanya itu cahaya terang benderang yang berpijar di ruangan tersebut seketika meredup. Sherianne mendadak cemas. Haruskah ia pamit pulang sekarang juga?

Sampai akhirnya perubahan yang terjadi pada Maximus berhasil membuat Sherianne terperangah. Kedua manik pria paruh baya itu menghitam seluruhnya. Kini Maximus sedang menyeringai lebar pada Sherianne. Seringaiannya terlihat menakutkan.

Tidak ada tawar menawar lagi! Sherianne harus segera pergi sekarang!

Baru saja Sherianne hendak berdiri seberkas cahaya merah menghantamnya dengan telak. Cahaya merah tersebut dikeluarkan Maximus dari tangannya. Saat pria paruh baya itu berdiri, sebuah sayap hitam membentang di pundaknya. Tubuhnya diselimuti oleh cahaya putih yang redup.

Tubuh Sherianne terlempar membentur dinding dan terjatuh di lantai. Rasa sesak yang luar biasa seolah menggelayuti dadanya. Gadis itu terbatuk-batu dengan napas tercekat. Keadaannya itu membuatnya dihadiahi sebuah senyum sinis oleh Maximus.

Sherianne merasa de ja vu. Sepertinya ia pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Hanya saja sosok yang berhadapan dengannya berbeda. Jika waktu itu yang berdiri di hadapannya adalah sesosok Vampire kali ini adalah....

Gadis itu tertegun. Ia tidak mungkin salah lihat. Apa yang ada di balik tubuh Maximus jelas-jelas sepasang sayap berwarna hitam. Pria itu adalah sesosok Demon?

Kejutan lainnya adalah tiba-tiba Catherine muncul di tengah-tengah mereka. Ia tersenyum sinis ke arah Sherianne sembari berjalan menghampiri Maximus. "Pekerjaanku bagus, kan? Mana imbalanku?"

Maximus menangkup kedua pipi gadis itu dengan seringaian penuh arti. Dalam kedipan mata, ia mencekiknya dengan beringas. Cahaya merah itu kembali keluar dari tangannya. Diangkatnya tubuh Catherine ke udara. Gadis itu tampak kesulitan menggapai oksigen untuk mengisi paru-parunya.

"CATHERINE!" teriak Sherianne dengan suara tercekat. Wajah kesakitan gadis itu membuat sekujur tubuh Sherianne bergetar. Wajahnya memucat. Ia benci harus merasakan ketakutan seperti ini.

"Terima kasih atas bantuanmu, manusia bodoh!" Tubuh Catherine yang sudah tidak lagi bernyawa itu dilempar asal oleh Maximus. Gadis malang yang baru saja meregang nyawa itu tergeletak dengan kedua mata membelalak lebar. Kepalanya mengeluarkan darah karena membentur lantai dengan begitu keras.

Kini tidak hanya sesak yang luar biasa, sekujur tubuhnya ikut merasakan sakit. Rasa sakit itu seperti menggerogotinya perlahan. Namun sebisa mungkin Sherianne mengabaikan hal tersebut. Dengan susah payah ia berupaya bangkit untuk pergi dari sana. Ia tidak ingin berakhir di tangan pria paruh baya yang mengerikan itu seperti Catherine. Ia masih ingin hidup. Ia masih ingin bertemu Allan.

Setetes air mata lolos di pipi Sherianne. Di mana lelaki itu sekarang? Biasanya di saat-saat seperti ini ia selalu datang menolong Sherianne. Apakah kali ini ia juga akan datang?

SherianneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang