Bab 25.1: Your Presence

168 33 7
                                    

Kata orang, saat membuka mata di pagi hari hal pertama yang kau lihat akan mepengaruhi suasana hati dan pikiranmu selama hari itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kata orang, saat membuka mata di pagi hari hal pertama yang kau lihat akan mepengaruhi suasana hati dan pikiranmu selama hari itu. Maka jika ingin menjalani hari dengan hati yang tenang, hindarilah hal-hal negatif saat kembali terjaga.

Hal pertama yang biasa Sherianne lakukan setiap pagi adalah menolak rasa sepi yang kerap menggelayuti hatinya. Meski semakin ditolak, rasa sepi itu semakin kuat ingin menerobos masuk. Suasana rumahnya yang kosong melompong seringkali membuatnya didera kehampaan.

Tapi sejak pertama kali Allan tinggal di sana hingga detik ini, semuanya berbeda. Saat Sherianne keluar dari kamar dengan wajah kusutnya sosok King Demon itu akan memenuhi netranya. Dengan wajah datarnya yang menjadi pemandangan Sherianne setiap pagi, lelaki itu akan mencibirnya. "Dasar gadis pemalas."

Sherianne menanggapinya dengan gerutuan. "Kau lupa kalau ini rumahku?"

Pasalnya setiap hari Allan selalu bangun lebih dulu ketimbang Sherianne. Walau Sherianne sendiri sebenarnya juga tidak yakin, apakah sesosok Demon membutuhkan tidur?

Dicap sebagai gadis pemalas memang menyebalka. Tapi sewaktu Sherianne mendapati keadaan rumahnya yang berantakan saat ditinggal tidur tadi malam sudah kembali rapi bahkan satu piring kotor pun tidak ada yang tertinggal di wastafel ketika pagi datang, Sherianne menghentikan gerutuannya dan tertawa cengengesan sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kau yang membersihkan semuanya?" tanya Sherianne.

"Menurutmu apa seorang King Demon punya waktu untuk beres-beres?"

Sherianne berpikir sejenak lalu mengedikkan bahu. Kalau bukan Allan lalu siapa lagi? Apa King Demon itu diam-diam menyuruh Louisa dan Ileana ke Bumi untuk melakukan semua ini?

"Itu tidak penting. Ayo, sekarang kita sarapan." Allan menarik tangan Sherianne, membawanya ke meja makan yang sudah terhidang bermacam-macam makanan.

Mata Sherianne membelalak tidak percaya. "Kau yang memasak semua ini?" Ia menatap Allan takjub.

Hari itu adalah pertama kalinya Sherianne terbangun dan mendapati meja makannya sudah tersaji berbagai macam makanan. Biasanya meja makan itu dibiarkan kosong melompong dengan Allan yang duduk di salah satu bangkunya. Menunggu Sherianne bangun dengan wajah datarnya.

"Itu tidak penting! Kau hanya harus menikmati semua makanan ini. Tidak susah, kan?" jawab Allan.

Sherianne mencebik. Gadis itu kemudian mengambil sendok dan garpu dengan tidak sabar. Yorkshire puding, beef wellington, scoth egg, bangers and mash, dan aneka menu lainnya seolah sedang menggodanya dengan aromanya yang membuat bunyi-bunyian di perutnya semakin nyaring. 2 cangkir teh yang asapnya masih mengepul tak luput menemani mereka sarapan di pagi itu.

"Sudah ku katakan bahwa aku akan menjagamu. Itu berarti persoalan perutmu juga menjadi tanggung jawabku." Allan menjawab acuh tak acuh tanpa memandang Sherianne.

SherianneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang