Bab 25.2: Your Presence

153 38 1
                                    

Tidak ada lagi ruang kosong yang menyesakkan di dalam hati dan kepalanya saat Sherianne membuka mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak ada lagi ruang kosong yang menyesakkan di dalam hati dan kepalanya saat Sherianne membuka mata. Ini aneh. Nyatanya kini Sherianne merasa tentram dan selalu diliputi oleh rasa senang.

Ia seperti dihadapkan oleh padang bunga yang indah dengan gemersik air terjun berair jernih dan udara yang segar saat membuka mata di pagi hari karena kehadiran Allan. Lelaki itu sendiri masih setia dengan wajah datarnya. Yang hangat adalah sikapnya.

Hari ini setelah disibukkan dengan kegiatan presentasi dan tugas lainnya dari para Profesor yang ingin Sherianne lakukan begitu tiba di rumah adalah mandi. Matahari telah pulang ke peraduan. Setelah mandi ia ingin segera beristirahat. Namun ketika ia sedang asyik-asyiknya menikmati air dingin yang membasahi sekujur tubuhnya tiba-tiba aliran listrik terputus.

Siaga satu!

Sherianne paling benci gelap.

"AAAAAAAAAA!"

Pintu kamar mandi yang tidak bersalah itu ditendang sekancang-kencangnya oleh Sherianne. Cepat-cepat ia keluar dari sana dengan teriakan paniknya. Seberkas cahaya yang begitu menyilaukan menyambutnya kemudian. Sherianne tertegun. Kalau listrik di kamar mandi terputus seharusnya keadaan rumahnya juga gelap gulita sekarang. Tapi kenapa malah terang benderang seperti ini?

"Dunia tidak akan berakhir hanya karena bola lampu di kamar mandi putus Sherianne. Tenangkan dirimu." Allan mengeluarkan sulur hitam dari tangannya. Bola lampu di kamar mandi kemudian berganti dengan yang baru. Sedangkan yang lama pecah begitu saja menjadi serpihan kecil yang kemudian menghilang di udara. "Beres, kan?"

Bola lampu di kamar mandi kembali menyala.

Sherianne terperanjat. Ia teringat sesuatu. Pandangannya turun ke tubuhnya sendiri. Sesaat kemudian ia menghembuskan napas lega. Syukurnya tadi ia sempat mengenakan bathrobe sebelum keluar dengan teriakannya yang menghebohkan.

Sherianne tersenyum menyeringis karena tingkah konyolnya. "Mana ku tahu kalau bola lampunya putus," tampiknya.

Manik Allan menyoroti tubuh Sherianne yang masih dibalut bathrobe. Menyadari hal tersebut, Sherianne balas memelototinya. "Apa yang kau lihat, hah?" ucapnya sambil menutupi tubuhnya dengan tangan.

"Apakah kau tahu salah satu kekuatan yang ku miliki?" Allan balik bertanya.

"Apakah itu penting?" balas Sherianne sambil berkacak pinggang.

Senyum miring tercetak di bibir Allan. "Pandanganku bisa menembus apapun. Menurutmu itu penting untuk diketahui tidak?"

Pipi Sherianne memanas seketika. "KAU INI!" Cepat-cepat ia kembali masuk ke dalam kamar mandi dan menutup pintunya rapat-rapat. Oh ini sangat memalukan.

Di balik pintu Sherianne menghentak-hentakkan kakinya dengan gerutuan di bibirnya. Benarkah ada kekuatan semacam itu?

Saat sedang bergelut dengan pikiran dan rasa malunya, Sherianne mendengar pintu kamar mandi di ketuk disusul dengan suara Allan. "Aku hanya bercanda." Selanjutnya terdengar kekehan pelan dari King Demon itu.

SherianneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang