Bab 22: Something That Really Hurt Me

205 46 4
                                    

Beribu pasang mata menyoroti Allan dan Sherianne saat Bugatti La Voiture Noire tersebut terparkir dengan baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beribu pasang mata menyoroti Allan dan Sherianne saat Bugatti La Voiture Noire tersebut terparkir dengan baik. Beribu pasang mata tersebut seolah akan meloncat keluar dari tempatnya saat mengetahui siapa sosok yang baru saja turun dari mobil tersebut. Mobil yang hanya diproduksi 10 unit di seluruh dunia itu ternyata salah satunya milik Allan. Tidak hanya itu, kehadiran sosok Sherianne yang datang bersamanya menimbulkan bisik-bisik yang ricuh.

"Ah, aku paling benci menjadi pusat perhatian seperti ini." Sherianne menutupi sebagian wajahnya dengan rambut. Ini adalah momen yang paling tidak disukainya. Gadis itu lebih suka menjadi asing di keramaian.

Tapi rambut yang menutupi sebagian wajah Sherianne itu disibakkan oleh Allan, sehingga wajah cantiknya kembali terlihat jelas. "Kau bukan buronan! Jangan bersikap konyol seperti itu." Allan kemudian menggenggam tangan Sherianne, membawanya berjalan bersisian menuju kelas.

Sherianne terlonjak namun tidak melayangkan protes. Ia tidak ingin membuat keributan di dalam keributan.

Sepanjang perjalanan menuju kelas yang ada di gedung fakultas sejarah, mereka dihujani berbagai macam tatapan yang tentunya sebagian besar berasal dari para gadis. Gadis-gadis itu memandang iri pada Sherianne karena ingin berada di posisinya. Sedangkan para lelakinya menghujam Allan dengan pandangan tidak percaya atas kendaraan yang menemaninya pergi ke kampus hari ini. Mungkinkah lelaki kumal itu selama ini hanya berpura-pura miskin?

Di antara semua yang ada di sana, terlihat seorang gadis bermata biru yang melemparkan tatapan penuh ketidaksukaan pada Sherianne. Itu bukan tatapan ketidaksukaan biasa. Ada kebencian yang turut menyertainya. Memangnya apa istimewanya Sherianne sampai-sampai Allan terpikat olehnya?

***

Cafetaria di pertengahan hari pada saat itu tampak ramai. Namun kesunyian yang mencekam memenuhi atmosphere di meja yang ditempati Sherianne dan Cleo. Caramel macchiato yang dipesan oleh keduanya dianggurkan begitu saja. Cleo tak kunjung menghentikan tatapan tajam penuh selidiknya pada Sherianne, sementara yang ditatap tampak tak acuh.

"Oh... astaga! Ayolah Cleo! Bukankah sudah ku katakan tidak ada apapun yang terjadi antara aku dan Allan?" Sherianne mendesah jengah. Ia meraih caramel macchiato tersebut lalu meneguknya.

Bagaimana mungkin Sherianne memberi tahu Cleo bahwa ia sedang terlibat oleh seorang King Demon dan dunianya yang asing sedangkan sahabatnya itu bahkan tidak percaya dengan adanya hantu? Ia pasti akan menertawai hal yang terdengar seperti semacam fantasy konyol itu. Keadaan akan berbeda jika Sherianne menceritakan hal tersebut pada Nenek Matilda. Tapi ia juga tidak akan melakukan hal tersebut.

Sejak di kelas tadi Cleo tak henti-hentinya merecoki Sherianne dengan beragam pertanyaan bahkan saat Professor Sheridan masih sibuk menjelaskan materi hari itu di depan kelas. 

Katanya, mereka tidak mempunyai hubungan apa-apa. Tapi bagaimana bisa hari ini Allan dan Sherianne pergi ke kampus bersama? Terlebih selama ini Allan tidak terlihat seperti lelaki yang suka gonta ganti pasangan. Ia bahkan tidak pernah terlihat datang dan berkeliaran di kampus bersama seorang gadis.

SherianneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang