Bab 13: Secret Plan

268 69 10
                                    

Di belahan wilayah Vissarion lainnya yang jauh dari kata damai dan indah, sebuah kastil berdiri kokoh yang dihuni oleh bangsa Vampire

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di belahan wilayah Vissarion lainnya yang jauh dari kata damai dan indah, sebuah kastil berdiri kokoh yang dihuni oleh bangsa Vampire. Bangsa tersebut dipimpin oleh seorang Raja bernama Xander. Watak yang bengis dan kejam tak luput dari sosoknya. Perangai buruk tersebut tidak lain karena ia memiliki sebuah ambisi yang besar. Oleh sebab itu seringkali ia membiarkan anak buahnya membuat kerusuhan di seluruh penjuru Vissarion.

Di singgasananya Xander acapkali didampingi oleh sosok wanita dengan wujud rupawan. Rambut hitamnya yang menjuntai hingga sepinggang tampak sehalus sutra. Tubuh rampingnya begitu anggun berpadu dengan kulit putih pucat dan bentuk bibir yang indah berwarna kemerahan. Rona kehitaman di sekitar matanya membuatnya memiliki tatapan tajam yang membuat lelaki manapun terlena.

Tapi di balik wujudnya yang indah itu, ia adalah sosok berbahaya yang seharusnya dijauhi. Sebab dirinya adalah sosok Goddess of Darkness. Dewi kegelapan.

Lalu mengapa ia sudi bersekutu dengan makhluk yang derajatnya lebih rendah seperti Xander? Tentu saja karena mereka memiliki rencana dengan tujuan yang sama.

Sesosok Vampire melesat cepat, secepat kedipan mata hingga ia tiba di hadapan Xander yang sedang duduk di singgasananya dengan wajah angkuh seolah tak terkalahkan oleh apapun. Vampire tersebut merupakan salah satu anak buah Xander. Namanya Alferdo.

Alferdo berlutut, memberi penghormatan untuk sang Raja. "Salam, Yang Mulia Raja!" ucapnya dengan kepala menunduk.

King Vampire dengan potongan rambut shaggy wolf cut berwarna slate gray itu menjawab, "Baiklah Alferdo, cepat katakan informasi apa yang kau dapatkan," ucapnya tak ingin berbasa-basi.

"Lapor, Yang Mulia Raja! Berdasarkan apa yang saya lihat, gadis itu berhasil menembus batas dimensi." Yap, gadis yang dibicarakan adalah Sherianne.

Setelah selama ini Xander selalu mengerahkan para prajuritnya untuk menyeret gadis itu ke Vissarion namun selalu digagalkan oleh sosok misterius yang wajahnya selalu ditutupi oleh tudung. Kini gadis itu datang sendiri tanpa ia harus bersusah payah. Ini merupakan kabar baik bagi Xander.

"Benarkah?" Terlihat sedikit antusiasme di wajah King Vampire itu.

Kehadiran Sherianne di Vissarion berarti rencana selanjutnya siap untuk dilaksanakan. Ia sangat tidak sabar untuk itu.

King Vampire itu mendesah senang sembari melirik wanita yang duduk di sebelahnya. "Buah kesabaran itu ternyata sangat manis, ya?" Sejurus kemudian ia dan gadis itu tertawa angkuh.

"Tapi kita belum mengetahui di kehidupan ini gadis itu terlahir sebagai apa? Manusia? Angel? Atau Eclessie?" ucap Goddess of Darkness itu.

"Sudah pasti gadis itu adalah Eclessie, My Goddess!" ucap Xander dengan yakin. Ia meraih sebelah tangan Goddess of Darkness itu kemudian mengecupnya. "Bukankah kita sama-sama tahu tidak ada manusia yang mampu menembus batas dimensi?" Untuk sesaat pandangan mereka bertemu.

"Benar juga." Goddess of Darkness itu mengangguk setuju. "Sepertinya rencana awalmu dengan Nona itu berjalan dengan baik." Ucapannya barusan menerbitkan senyuman bangga di bibir Xander. "Ah... Aku mencium aroma revolusi yang sudah semakin dekat." Ia mendesah riang.

"Tapi sepertinya King Demon ingusan itu tidak akan membiarkan gadis itu berlama-lama di dimensi ini." Xander berpikir keras. "Bagaimana menurutmu?"

"Kalau kita tidak bisa mendapatkan gadis itu di dimensi ini, kita akan menjemputnya di Bumi. Bukankah makhluk immortal seperti kita bebas memasuki dimensi apapun?" Senyum licik tercetak di bibir tipis tersebut.

Berbicara mengenai portal menuju Vissarion yang dihuni oleh para makhluk immortal, sebenarnya keberadaannya bukan hanya dongeng semata. Selama berabad-abad hal tersebut menjadi buah bibir bagi kaum manusia. Mereka juga senang sekali menciptakan teori-teori mengenainya dan mencoba menemukannya namun selalu berujung dengan kegagalan.

Padahal yang sebenarnya terjadi adalah portal tersebut hanya dapat ditembus oleh para Eclessie dan juga makhluk immortal yang mempunyai kekuatan tingkat tinggi. Seperti halnya para Raja masing-masing kaum. Jika ada makhluk dengan kekuatan rendahan yang berkeliaran di Bumi, itu pasti atas titah dan bantuan kekuatan dari Raja mereka.

Portal tersebut tidak akan pernah bisa dibuka oleh manusia sebab mereka adalah makhluk lemah. Baik dari segi teknlogi, kecerdasan, maupun emosional. Buktinya saja masih banyak terjadi kehancuran di bumi yang dikarenakan begitu mudahnya manusia diadu domba, bukan?

Wajah Goddess of Darkness itu kemudian berubah murung. Ia memainkan kuku di jari-jarinya yang lentik dan berkata, "Sayang sekali kita harus repot-repot mencari Eclessie lainnya karena Eclessie terakhir yang tersisa di Vissarion sudah kehilangan kekuatannya."

"Benar juga," gumam Xander lalu tersenyum tipis melihat tingkah sang Goddess of Darkness yang selalu menarik di matanya itu. "Tapi benarkah memang hanya tersisa satu Eclessie di seluruh penjuru Vissarion?"

"Entahlah." Wanita itu mengedikkan bahu. "Para Dewa dan Dewi tidak selalu berbaik hati membiarkan penguasa kegelapan sepertiku mengetahui banyak hal."

Goddes of Darkness itu beranjak, kemudian melompat ke pangkuan Xander. "Sepanjang yang aku ketahui, Eclessie yang tersisa di Vissarion hanya satu. Yaitu Darren si Penyihir. Itu berarti Eclessie terakhir yang tersisa dan masih memiliki kekuatan di seluruh penjuru semesta adalah gadis itu, kan?" Keduanya kembali saling pandang dan melempar senyuman manis.

Pemandangan itu membuat Alferdo meneguk ludah dengan susah payah. Usai memberikan informasi yang ia dapatkan pada Xander kehadiranya di tempat itu bagaikan nyamuk. Ia ingin segera enyah, tapi sungkan untuk menyela obrolan rajanya dengan sang Dewi Kegelapan. Kalau saja ia memiliki keberanian untuk melakukannya namun ternyata hal tersebut membuat sang Raja Vampire marah, bisa-bisa ia kehilangan nyawanya.

"Alferdo!" Vampire itu tersentak saat namanya diserukan oleh sang Raja. "Aku punya tugas baru untukmu." Ia membungkuk hormat, siap menerima perintah dari Xander. "Cari tahu mengenai kelemahan gadis itu. Cara terbaik dalam melakukan penyerangan adalah dengan menemukan titik kelemahan lawan!"

"Baik, Yang Mulia!" Vampire itu kemudian melesat, membiarkan rajanya bebas melakukan apapun dengan sang Goddes of Darkness.

Sementara di balik tubuh Xander yang sedang ia rengkuh dalam pelukan, tidak ada yang tahu bahwa sang Dewi Kegelapan sedang mengulas senyum yang sulit diartikan.

***

Ada apanih? 

Yak konflik mulai muncul guys!

Pokoknya nanti bakalan ada konflik yang jedag jedug jederrr! Hehe

Icon bintangnya udah diteken belum? :)

Icon bintangnya udah diteken belum? :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SherianneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang