Bab 10: First Attack

315 79 16
                                    

Katakan saja jika Sherianne berlebihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Katakan saja jika Sherianne berlebihan. Tapi sungguh ucapan Allan saat dirinya hendak mandi tadi membuatnya agak salah tingkah saat berhadapan dengan lelaki itu. Memang bisa jadi itu hanya gombalan murahannya saja. Namun bukankah tidak ada wanita yang tidak berdebar dan merasa senang saat keindahan parasnya dipuji oleh lelaki tampan?

Sherianne memukul-mukul kepalanya pelan berharap perasaannya kembali terkontrol. Ia tidak boleh menjatuhkan harga dirinya karena merasa tersanjung dengan omongan sepintas lalu yang keluar dari bibir King Demon itu. Tapi ngomong-ngomong, apa memang semua lelaki tampan suka menggombal karena sadar perihal potensi di wajah yang mereka miliki, ya?

Entahlah. Sherianne juga tidak berpengalaman dalam hal tersebut.

Saat ini gadis itu sudah selesai bersiap-siap. Ia mengenakan dress selutut berwarna navy dengan model v neck. Rambut bergelombangnya dibiarkan tergerai. Dan ia sedang menggigit bibir karena apa yang diucapkan Allan barusan. "Terbang? M-maksudmu... kita akan terbang?" Saat ini ia sedang berhadap-hadapan dengan Allan di balkon kamar yang ditempatinya.

Allan mengedikkan bahu tak acuh. "Kalau kau bermaksud ingin menaiki kereta kuda, jangan harap kuda-kuda itu akan selamat bahkan sebelum kita menempuh separuh perjalanan."

"Mengapa?" Sherianne penasaran. "Memangnya tempat seperti apa yang ingin kita datangi?"

"Nanti kau juga akan tahu," sahut Allan dengan wajah datarnya.

Dasar sok misterius! rutuk Sherianne dalam hati.

"Baiklah..." Sherianne menghirup udara sebanyak-banyaknya. "Ayo."

Tanpa basa-basi Allan mengangkat tubuh Sherianne dalam dekapannya. Membuat gadis itu akhirnya mau tak mau mengalungkan tangannya di leher Allan. Jarak antara wajahnya dan wajah Allan sangat dekat. Entah mengapa detak jantungnya menjadi tidak normal.

"I-ini a-aman, kan?" Sherianne memandang ke arah magma yang mengalir di bawah sana. Takut-takut jika sewaktu-waktu pegangannya terlepas atau justru Allan sendiri yang dengan sengaja mencampakkannya.

Sebelumnya Allan memang sudah pernah membawanya terbang melewati aliran magma itu. Tapi tetap saja rasa takutnya belum cemas. Ia tidak ingin berakhir menjadi daging panggang.

Sesaat, Sherianne berpikir. Ya, detak jantungnya menjadi tidak normal pasti karena ia takut terjatuh ke bawah sana. Gadis itu meyakinkan diri.

"Kau tidak percaya padaku?" Tanpa menunggu jawaban Sherianne, Allan mengepakkan sayapnya. Tubuhnya mulai melayang di udara bersama dengan Sherianne yang berada dalam dekapannya.

Suara magma yang bergemeletuk menerjang pendengaran mereka sebelum akhirnya pemandangan tanah tandus yang penuh bebatuan terlihat sejauh mata memandang.

SherianneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang