Bab 2: The Mysterious Castle

450 137 75
                                    

The Grizzle of Museum tidak terbuka untuk umum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The Grizzle of Museum tidak terbuka untuk umum. Jika ingin mengunjunginya harus melakukan konfirmasi terlebih dahulu dengan Tuan Jhon. Museum itu sendiri dikelilingi hutan dengan pepohonan yang lebat dan tidak diketahui ada apa di baliknya.

Sampai detik ini tidak ada yang pernah memasuki kawasan tersebut sebab Tuan Jhon dan keluarganya melarangnya bahkan menjaganya dengan ketat. Kesimpulannya, hutan tersebut adalah area terlarang. Begitulah kiranya penjelasan dari anak sulung Tuan Jhon barusan.

Wajah Sherianne berubah cerah seketika. Bagi gadis impulsif, keras kepala, dan memiliki rasa keingin tahuan yang besar sepertinya itu adalah hal yang menarik. Sebuah ide berkelebat di otaknya. Ia ingin masuk ke dalam hutan tersebut dan mencari tahu apa yang ada di sana.

Diam-diam Sherianne memisahkan diri dari dosen dan rombongan teman-temannya. Semua menjadi mudah karena Cleo sedang sibuk mencatat. Kalau tidak sahabatnya yang cerewet itu akan mempersulit gerak-geriknya. Gadis itu melangkah keluar dari gedung museum kemudian berlari cepat menuju hutan.

"Baiklah mari kita lihat apa yang disembunyikan oleh Tuan Jhon dan keluarganya!" Sherianne berseru antusias saat langkahnya hampir menyentuh bibir hutan.

Di balik kemisteriusannya, sebenarnya banyak berita miring yang Sherianne dengar mengenai tempat ini beserta keluarga Tuan Jhon. Nenek Matilda, tetangga sebelah rumahnya seringkali membicarakannya bersama dengan asumsi-asumsinya yang sebenarnya tidak masuk akal.

Kemarin saat Sherianne besiap pergi ke kampus, wanita tua itu mencegatnya untuk bercerita. Wanita tua itu menduga keluarga Tuan Jhon adalah vampire. Sebab mereka tidak pernah terlihat berkeliaran pada siang hari. Tapi hari ini, bahkan Tuan Jhon sendiri yang menyambut rombongan Sherianne di pintu gerbang museum di tengah teriknya matahari. Jika memang ucapan Nenek Matilda benar, bukankah seharusnya tubuh Tuan Jhon hangus terbakar saat terpapar cahaya matahari?

Sherianne hanya dapat memakluminya. Sebab di samping sosoknya yang agak aneh dan juga banyak omong, wanita tua itu mungkin sebenarnya kesepian karena hidup sendiri setelah suaminya meninggal. Sedangkan anak-anaknya tinggal di benua seberang, mungkin? Entahlah, Sherianne tidak mau ambil pusing.

Di hadapan Sherianne saat ini berdiri pohon-pohon tinggi yang berbaris rapat. Seolah tidak memberi celah untuk mengintip mengenai sesuatu yang ada di dalam sana.

"Sepertinya aku akan pulang dengan membawa cerita menarik untuk Nenek Matilda," gumam Sherianne. Sesaat sebelum ia melangkah lebih jauh, tiba-tiba tangannya di tarik oleh seseorang.

"Mau apa kau?" Suara berat milik seorang lelaki memasuki gendang telingannya.

Betapa kagetnya Sherianne saat mengetahui tangan siapa yang saat ini sedang mencengkram tangannya. "Harusnya aku yang bertanya! Kau mau apa?"

Itu adalah tangan milik Allan.

"Memisahkan diri dari rombongan dan pergi ke tempat terlarang. Bukankah kau pantas dicurigai?" tukas Allan dengan wajah datarnya yang tampan.

SherianneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang