Bab 47: War is Begin

37 1 0
                                    

Selamat membaca!

Terima kasih untuk kalian yang masih mengikuti cerita Sherianne hingga di bab ini!

Jangan lupa tinggalkan vote dan komentarnya, ya!

Vote dan komen itu gratis kok :)

***

Kepulan asap mengudara dimana-mana. Serangan bola-bola api tersebut sudah berhasil ditakhlukan namun meninggalkan kehancuran yang cukup besar nyaris di seluruh wilayah kekuasaan kaum Vampire. Sayangnya, dalang di balik serangan tersebut tidak berhasil ditemukan.

"Sialan! Siapa yang akan bertanggung jawab atas kerusakan ini?" maki Xander sembari mengepalkan kedua tangannya.

"Ku rasa semua ini bukan masalah jika dibereskan bersama-sama," timpal Allan.

"Tentu saja harus bersama-sama! Apa kau pikir semua ini dapat ku bereskan sendirian?" Xander berdecih. "Entah apa yang ada di dalam kepalanya," ucapnya lagi sembari berkacak pinggang, tak habis pikir dengan ucapan tidak penting Allan barusan.

Bahkan meski dirinya seorang raja, Xander tidak akan mampu membangun kembali serta memperbaiki seluruh penjuru wilayahnya yang hancur beserta bangunan-bangunannya. Tidak perlu diingatkan oleh Allan pun King Vampire itu sudah paham akan hal itu.

"Tentu tidak. Aku beserta kaum Demon akan membantu selepas permasalahan pelik ini berakhir." Jawaban tidak terduga dari Allan sontak membuat kedua bola mata Xander melebar.

"Apa katamu?"

"Kau belum tuli, kan?" sahut Allan dengan wajah datarnya. "Jangan terlalu terkejut begitu dan kondisikan mulutmu! Bisa-bisa nanti ada serangga yang masuk!"

Xander terkesiap. Buru-buru ia menutup kembali mulutnya yang tanpa disadari terbuka lebar. Bukan tanpa alasan, sebab selama ini siapapun juga mengetahui betapa buruknya hubungan mereka. Jika kini tiba-tiba Allan menyatakan bahwa ia menawarkan bantuan, bukankah itu terasa aneh? Wajar jika Xander merasa terkejut.

Atau mungkin itu adalah semacam bujuk rayu agar Xander sudi bersekutu dengan King Demon itu?

"Aku tahu di balik ambisimu yang menjengkelkan itu, sebenarnya kau hanya ingin berjuang demi Dewi Kegelapan kecintaanmu itu, kan?" ucap Allan sembari duduk diantara reruntuhan bangunan. Menghadapi serangan bola-bola api tersebut ternyata cukup menguras energinya.

"Kau mengetahuinya?" Lagi-lagi Xander seolah diberikan kejutan oleh Allan. King Vampire itu ikut duduk disebelahnya.

"Apa Jocelyn tidak memberitahumu mengenai perjanjian kami?" Allan bertanya balik.

Diamnya Xander membuat Allan yakin bahwa King Vampire itu tidak mengetahuinya.

"Hah..." Allan menghembuskan napas jengah. "Ternyata kalian benar-benar licik." Tatapan mengintimidasi dihunuskannya pada Xander. "Kalian menginginkan dua hal padahal hanya bisa mendapatkan satu, benar begitu?"

Seharusnya sejak awal Allan tidak menaruh percaya pada Goddess of Darkness itu. Biar bagaimanapun jati dirinya yang sesungguhnya adalah kumpulan kejahatan meski di masa lampau Jocelyn pernah membantunya.

"Tunggu, apa maksudmu?" kilah Xander. Tidak, dirinya sedang tidak berpura-pura. Ia sungguh tidak paham dengan maksud ucapan Allan mengenai perjanjian King Demon itu dengan Jocelyn.

SherianneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang