Bab 4

20.2K 1.2K 6
                                    

Jangan lupa klik ⭐ dan komen
Selamat membaca

**********

Pagi hari

Haru perlahan membuka matanya lalu duduk, ia sendirian di atas kasur besar itu dan ada perasaan aneh yang menjalar di pikiran Haru namun ia tak menghiraukannya, jadi ia hendak turun dari kasur namun sebuah ketukkan pintu menghentikan tindakkannya.

Tok...tok.....tok.....

"Nyonya apa anda sudah bangun?!!!.... Saya membawakan sarapan"

"Ia paman Jo masuk saja" balas Haru membuat paman Jo masuk dan tersenyum ramah padanya

"Selamat pagi nyonya, bagaimana keadaan anda?" ucap paman Jo sambil mendorong troli makanan

"Aku sudah jauh lebih baik paman Jo" jawab Haru dengan ramah

"Hari ini saya bawakan menu makanan yang berbeda untuk nyonya karna kemaren nyonya bilang tidak suka bubur jadi saya bawakan sup tuna kacang merah dan juga beberapa makanan yang penutup yang manis, serta ada buah anggur yang nyonya bilang tidak pernah makan" jelas paman Jo sambil tersenyum

Haru yang mendengar itu langsung memasang wajah cerah dan bibir mungilnya itu tersenyum sangat lebar, pasalnya ia sudah tiga hari hanya didalam kamar dan cuma di bolehkan makan bubur namun karna itu ia dan paman Jo menjadi lebih dekat.

"Terima kasih paman Jo, anda merawat saya dengan baik"

"Memang sudah tugasku nyonya dan saya senang bisa melayani nyonya dengan baik" jawab paman Jo sambil menyiapkan sarapan untuk Haru di kasur

Haru pun duduk bersandarkan di Headboard dengan meja kecil di hadapannya lalu setelah semua disiapkan oleh paman Jo, Haru pun memulai memakan sarapannya dengan paman Jo yang setia berdiri tak jauh dari kasurnya.

"Nyonya apa supnya tidak enak" ucap paman Jo saat melihat Haru baru memasukkan tiga sendok sup kemulutnya habis itu ia terdiam

"Eehh..... Tidak sup ini sangat enak" ucap Haru kembali makan dengan tersenyum namun setelah menelan makannya wajah Haru berubah lagi

"Apa nyonya memikirkan tuan?" ucap paman Jo yang langsung membuat Haru menatap kepadanya

Paman Jo pun langsung tersenyum mengerti, "tuan besar sedang ada kesibukkan bahkan sekarang ada tamu yang datang"

"Apa nyonya merindukannya? Aku bisa menyampaikannya" ucap paman Jo lagi

Sontak wajah Haru langsung memerah dan menggeleng dengan cepat, "Tidak ......Jangan.... Eh.. Maksudku, aku cuma heran karna ia tak pernah datang lagi ke kamarku" ucap Haru bernada sedih

"Mohon bersabar ya nyonya tuan besar memang terlihat seperti kasar tapi percayalah ia sangat memperhatikan nyonya"

"Aku hanya ingin menjalin hubungan yang baik karna bagaimanapun kami sudah terikat"

"Tuan anda sangat beruntung memiliki istrinya memikirkan anda dan ahkirnya ada seseorang yang tulus menerima anda" batin paman Jo melihat wajah Haru yang menunjukkan kesedihan

Haru kembali menyantap sarapannya hingga selesai dan paman Jo langsung merapikannya setelah itu Haru meminum obat, ia berdiri lalu berjalan membuka tirai jendelanya kemudian membuka jendela membiarkan udara segar menyapa dirinya.

"Nyonya saya undur diri dulu" pamit paman Jo

"Eehh.... paman Jo, apakah boleh saya keluar dari kamar?" tanya Haru

"Tentu saja nyonya jika anda merasa sudah sehat dan nanti saya akan suruh pelayan untuk mengajak anda berkeliling"

"Terima kasih paman Jo" ucap Haru lalu membiarkan paman Jo keluar dari kamarnya

Istri Untuk Tuan (MXM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang