Bab 18

13.3K 647 13
                                    

Jangan lupa Klik ⭐ dan Komen
Dukungan kalian membuat Tyas semangat untuk terus update
Selamat membaca

***********

Di ruang tamu

Haru duduk disofa sambil menonton kartun di tv dengan kaleng susu di pangkuannya, ia begitu menikmatinya hingga tak sadar Gabriel berjalan mendekat menggunakan tongkatnya.

"Sudah berapa banyak yang kau makan?" tanyanya mengagetkan Haru yang langsung menoleh ke belakang

"Kau?!!!.." ucap kaget Haru

"Kok sudah pulang bukannya kau bilang ada rapat di kantormu" ucap Haru lagi

"Apa nyonya sudah minum obat?!" tanya Gabriel tapi ini ia bertanya ke Maria yang berdiri tak jauh dari mereka

"Belum tuan" jawab Maria membungkuk

"Aku baru menghabiskan 2 kaleng saja kok" jawab Haru melihat sepertinya Gabriel akan marah

"Tanyakan ke dokter Gio" perintahnya ke Maria

"Dan aku rasa sudah cukup kau memakan susu itu, cepat makan yang lain dan minum obatmu" ucapnya lagi kepada Haru

"Kenapa semua tidak boleh?" ucap Haru kesal

"Ini semua demi kebaikanmu"

"Kebaikkanku?!!.... Hee.... aku bahkan tidak di beri tahu apa yang terjadi padaku dan bagaimana aku bisa percaya padamu?"

"Sudah berulang kali aku katakan, aku sedang menunggu waktu yang tepat kau belum pulih" ucap Gabriel mulai menaikkan suaranya

"Kapan?.... Aku sudah keluar dari rumah sakit satu minggu lalu tapi aku tetap minum obat yang bahkan aku tak tau obat apa itu?"

"Apa kau tidak bisa bersabar?!!.... Kenapa kau yang sekarang menyebalkan seperti anak kecil dan tak bisakah belajar memahami keadaan?"

Haru langsung cemberut dan menutup kaleng susu yang masih ia pegang lalu meletaknya di meja dengan cara membantingnya dan untung saja meja kaca itu tak pecah namun hal itu mengciptakan suaranya cukup keras.

"Haru!!!..." bentak Gabriel

Tapi Haru malah dengan cepat lari, menaiki anak tangga dan masuk ke kamarnya membuat Gabriel meremas kuat-kuat tangannya.

Saat Gabriel hendak menyusul Haru, perkataan Maria menghentikannya "tuan...... nyonya dari tadi pagi sudah berusaha untuk memakan sesuatu tapi selalu dimuntahkan dan hanya susu ini yang ia dapat makan, aku harap tuan dapat mengerti nyonya"

"Apa kau sekarang mengajariku Maria?"

"Tidak tuan, maafkan saya"

"Jika tak mengingat jasamu mungkin kau sudah tak berada disini Maria, aku sedang berusaha menoleransi penghianatanmu"

"Maafkan saya tuan, saya bersumpah hal itu tidak akan terjadi lagi" ucap Maria membungkuk namun Gabriel pergi begitu saja

Saat Gabriel masuk kedalam kamar, suara tangisan langsung terdengar yang ternyata Haru duduk di karpet dan bersandar di kasur dengan wajah yang penuh air mata.

"Aku sudah mencoba mengerti semuanya, aku juga mencoba mengerti keadaan tapi kenapa aku tidak dapat jawaban dari semua pertanyaan dikepalaku?" ucap Haru sambil mengelap air matanya

Gabriel hanya diam saja sambil berjalan perlahan mendekat lalu duduk didepan Haru

"Semua ini sungguh membingungkan, aku tidak tau harus bagaimana?"

"Percayalah padaku" ucap Gabriel pelan sambil meraih tangan Haru lalu bergerak mengusap air mata Haru dengan ibu jarinya

"Tapi sikapmu membuatku takut untuk percaya padamu, sikapmu sungguh sangat sulit ditebak"

Istri Untuk Tuan (MXM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang