⚠️ yg bercetak miring adalah cerita masa lalu
------------------------------------------------------
Rajendra duduk di atas kursi rodanya di dalam kamar. Asisten pribadinya, Gaffandi setia berdiri tak jauh dari Sang Tuan.
"Coba lihat, bukankah dia sangat mirip dengan Arsha.." ucap Rajendra semangat.
Hampir setengah jam, pria tua duduk menghadap jendela besar di kamarnya sembari memainkan ponsel.
Kegiatan favorit Rajendra setiap hari adalah melihat isi gallery ponselnya yang penuh dengan foto Varsha, Rajaa dan kini ditambah si kecil Arasyaa.10 tahun sudah hidupnya berubah semenjak kedua putranya pergi. Rajendra hanya diam di kamar, sesekali berjalan menyusuri sekitar rumahnya. Pria dewasa itu tidak lagi ingin mempedulikan apapun. Tidak dengan pekerjaannya, perusahaannya, pertemanannya, bahkan dengan hidupnya sendiri.
Rajendra benar-benar terpuruk, kehilangan Varsha dan Rajaa dalam kurun waktu singkat adalah titik terendah bagi Rajendra selama hidupnya.
Waktu berjalan sangat lambat bagi Rajendra. Setiap hari selama 5 tahun, waktunya ia habiskan untuk menangis, menangis, dan menangis. Bahkan saat air matanya sudah tak bisa mengalir pun ia tetap menangis hingga meraung. Menangisi kepergian putranya, menangis karna merasa gagal menjadi orang tua bagi Varsha dan Rajaa.
Namun semenjak si kecil Arasyaa hadir, perlahan hidup Rajendra kembali berwarna. Dari pertama kali melihat bayi Arasyaa datang kepadanya, Rajendra merasa kembali hidup.
"Tuhan masih baik padaku. Aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini lagi. Aku tidak boleh gagal, aku harus menebus semua kesalahanku."
Kalimat panjang yang menjadi gerbang pembuka kehidupan kedua Rajendra.
Lalu siapakah Arsyaa?
Bocah berusia 5 tahun yang berhasil menarik Rajendra dari keterpurukan itu adalah putra pertama Varish Nara.
Anak sulungnya yang ia usir dari rumah bertahun-tahun silam. Anak yang tidak lagi ia anggap, anak yang hampir saja mati di tangannya sendiri kala kembali menginjakkan kakinya di rumah.Jika waktu itu seorang wanita cantik tidak muncul dari balik tubuh Varish dan mendekap bayi mungil, Rajendra benar-benar akan menembak kepala anaknya dengan pistol yang ia pegang.
Bahkan untuk sesaat, Rajendra akan tetap melakukan perbuatan dosa itu sebelum Fara menampar pipi kirinya.
"Brengsek! Buka matamu dan lihatlah bayi itu! Dasar lelaki tolol!" umpat Fara
Entah kenapa Rajendra penasaran dengan kalimat Fara, genggamannya pada pistol pun melemah dan saat dirasa tepat, Alexandro langsung merampas pistol dari tangan Rajendra.
Fara mengisyaratkan perempuan cantik di belakang Varish itu untuk maju beberapa langkah.
Dan saat perempuan berstatus istri Varish itu berhenti di hadapannya, membuka tudung jaket bulu yang dipakai bayi mungil di dekapannya
Jantung Rajendra berdenyut nyeri. Ada cubitan tak kasat mata yang ia rasakan saat menatap wajah cucu pertamanya itu"Arsha.." ucapnya pelan
"S-selamat siang, kakek.. A-aku Arasyaa cucu kakek yang paling tampan." perempuan muda di hadapannya itu berkata pelan sedikit takut.
Rajendra mendongak menatap istri Varish, sorot matanya tidak terbaca. Beberapa orang yang berada disana menahan nafasnya.
"Dia...cucuku..?" tanya Rajendra bingung
Perempuan muda itu menangguk,
"Apakah Tuan mau menggendongnya? Saya rasa Arasyaa juga ingin di peluk oleh kakeknya."Hening.