"Merencanakan bunuh diri lagi?."
Varish menoleh mendapati Arsenio berdiri di belakangnya.
"Tenang saja, aku masih takut mati." jawab Varish datar
Moodnya sedang sangat buruk, sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Bahkan ia tambah merasa kecewa pada dirinya sebab sudah membentak putranya sendiri pagi tadi.
Tanpa memberi kabar pada istrinya, Varish pergi dari rumah. Meninggalkan ponsel dan dompetnya di kamar, Varish pergi dengan baju terakhir yang ia pakai semalam. Melewati bukit tempat peristirahatan terakhir saudara dan Ibunya, Varish melajukan mobilnya pelan menuju pantai di paling selatan kota, jauh dari keramaian.
Tidak banyak yang ia lakukan selain duduk di pinggir pantai. Karena perjalanan dari apartemennya menuju pantai cukup jauh, Varish sampai di tujuaannya ketika matahari perlahan menyembunyikan dirinya.
Tidak ada deburan ombak besar, hanya gemericik air yang pasang-surut di bibir pantai. Varish tidak peduli celana dan bajunya basah.
"Sudah berapa lama kau duduk disini?" tanya Arsenio
"Cukup lama untuk membuat bajuku basah."
"Sebenarnya apa yang kau pikirkan saat menyendiri seperti ini?"
"Sama sepertimu."
Arsenio mendudukkan dirinya beberapa langkah di samping Varish. Tidak terlalu dekat namun juga tidak cukup jauh untuk mendengar suara satu sama lain.
"Bisakah kau menebak isi kepalaku?" tanya Arsenio setelah beberapa menit hening
"Penyesalan."
Jawaban Varish selalu pendek dan datar. Jujur saja, dia hanya ingin sendiri saat ini.
"Penyesalan katamu? Apa yang harus aku sesali? Kematian?"
Varish menoleh ke arah Arsenio, melihat laki-laki yang kini sudah berganti status seperti dirinya sedang memainkan pasir pantai.
"Aku ingin sendiri." ucap Varish kembali mematap riak air di depannya
"Pantai ini bukan milikmu."
"Setidaknya cari tempat selain disini."
"Apa karena ini tahun ke 10 mereka pergi, kau melarikan diri dari rumah lagi? Ingin melakukan apa sekarang?" tanya Arsenio tidak mengindahkan kalimat terakhir Varish
"Bukan urusanmu."
"Ingin menyayat nadimu lagi? Kebetulan aku membawa pisau yang cukup tajam..
..atau menenggelamkan diri di pantai ini? Aku akan menyeret mayatmu ke tepi nanti."
"SEBENARNYA APA MAUMU!?" teriak Varish
"Hanya mencari teman."
Varish masih berdiri diam, kepalan tangannya mengendur, dan tatapannya pada Arsenio melunak.