Mendung

416 56 15
                                    

Entah kenapa hatinya tidak tenang, hari ini Sandra bangun lebih awal, perasaannya berkecamuk. Namun ketika ia melihat sekitanya tidak ada yang bahaya, ia kesampingkan perasaan aneh itu.
Varish masih tidur di sisinya, lalu ketika membuka pintu kamar Arasyaa, anak itu juga masih tertidur pulas, lalu Rajendra juga tidak mengeluh sakit. Sandra memutuskan perasaan anehnya itu karena ia yang kelelahan.

Namun kini, setelah menerima panggilan dari Arasyaa, hatinya begitu gundah. Berakhir dengan Sandra yang mondar mandir di depan pintu utama rumah Rajendra. Tas kerja dan semua map berisi sketsa desain bajunya dibiarkan tergeletak di lantai.

"Sandra, belum berangkat?" tanya Rajendra yang muncul dari ruang keluarga dengan di dorong Gaffandi.

"Ah.. Ayah, belum. Sandra akan berangk-

Ayah! tangan Ayah kenapa?" Sandra panik melihat tangan kanan Rajendra terbalut perban.

Seingat Sandra, pagi tadi tangan Rajendra tidak apa-apa.

"Oh ini, Ayah tidak sengaja menyenggol teh panas saat hendak meminum obat tadi, lalu sedikit tergores ketika mengangkat pecahan cangkir. Tidak apa, Gaffandi sudah mengobatinya."

Sandra masih menatap tangan yang dibalut perban tersebut. Hatinya makin gelisah,

"Sandra, ada apa?" tanya Rajendra khawatir

"Ayah.. perasaan Sandra tidak enak." jawab Sandra jujur

"Tidak enak? Kenapa? Kau sakit? Kita ke rumah sakit saja kal-


"TUAAAAN BESAAR!!...

...TUAAAAAN RAJENDRAA!!!"

Security rumah Rajendra berteriak memanggilnya dan berlari bak kesetanan dari pos penjaga. Wajahnya pucat pasi penuh dengan derai air mata.

Tanpa permisi, security itu masuk ke dalam rumah dan menyalakan televisi. Ketiga orang yang masih di depan pintu tentu saja bingung.

"TUAN! CEPAT KEMARI!! TUAAAN!! NONA SANDRA!!" teriak security

Gaffandi mendorong kursi roda Rajendra sedikit kasar, dari suara security itu terdengar panik.

"Kau ini kenapa, Ha.?! Berteriak tidak jel-

Kalimat Rajendra terputus saat melihat ke layar kaca miliknya. Disana, sebuah berita sedang disiarkan secara live. Sang reporter sedang berada di tempat kejadian sebuah kecelakaan besar yang melibatkan beberapa kendaraan baik besar maupun kecil.

Nafas Rajendra tercekat, ia dapat melihat situasi saat ini di tempat kejadian pasca kecelakaan. Terlihat tenaga medis dan polisi masih mengevakuasi korban dari dalam mobil mereka.

Detik serasa berhenti ketika kamera menyorot kondisi salah satu mobil yang menjadi korban kecelakaan, mobil yang amat sangat familiar.

"TIDAAAAK... VARISH!! ASAAAA...!"

"NONA SANDRA!" Gaffandi menangkap tubuh Sandra yang hampir menyentuh lantai.

pip pip pip pip piiiiip pip

Gaffandi panik mendengar bunyi smartwatch Rajendra yang berbunyi nyaring, pertanda jantung Tuannya itu tidak baik-baik saja.

"Pak! Tolong pindahkan Nona Sandra ke sofa." panggil Gaffandi pada security

"Baik, Pak."

Perlahan, Sandra dipapah dan duduk di sofa yang masih memperhatikan tayangan televisi. Sedangkan Gaffandi dengan sigap mengambil tabung oksigen portable dan segala alat medis lainnya di kamar Rajendra.

Tatapan Sandra menerawang, terbersit obrolannya dengan Arasyaa beberapa saat yang lalu.

"Hallo, Varish? Ada apa?" tanyanya bingung ketika melihat panggilan dari nomer Sang suami.

After The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang