Album Foto

500 55 17
                                    



Hari minggu adalah hari santai Sandra. Wanita cantik itu akan bangun 15 menit lebih lambat dari biasanya. Senin sampai Jumat ia akan sibuk menyiapkan bekal dan seragam sekolah Arasyaa juga suaminya, Varish lalu Sandra akan pergi ke rumah jompo dan menjadi relawan disana.

Lalu hari Sabtu adalah hari wajib Sandra untuk menengok butik miliknya setelah mengantar Arasyaa ke rumah Kakeknya, atau keluarga Mikolas atau pun Keluarga Garson. Tergantung siapa yang lebih cepat mengiriminya pesan untuk 'meminjam' Arasyaa selama weekend.

Biasanya Arasyaa akan kembali minggu sore atau malam, namun jika anak itu dari rumah Rajendra maka Sandra akan menjemputnya pagi-pagi.

Berbeda lagi jika Arasyaa dari rumah Alexandro, maka ia akan diantar pulang sangat larut sekali. Dan pada Senin paginya Sandra harus berjuang menambah stock sabarnya karena Arasyaa sulit dibangunkan untuk sekolah.

Namun hari minggu ini berbeda, Arasyaa tidak pergi kemana-mana karena beberapa hari yang lalu baru sembuh dari demam. Vicenzo sendiri yang melarang bocah menggemaskan itu untuk jauh dari Ibunya.

Jadilah, di jam 6 kurang 10 menit pagi ini Sandra sudah sibuk menyiapkan roti panggang dengan olesan selai strawberry untuk Arasyaa di pantry apartemen.

Sedangkan pria kecil milik Varish itu duduk di ruang tv masih terkantuk-kantuk, dengan rambut yang mencuat kesana kemari. Tidurnya terganggu karena keinginan untuk buang air kecil. Sandra sempat kaget karena ruangan yang masih gelap, dan melihat kepala kecil Arasyaa menyembul dari balik sofa.

"Asaa masih boleh loh tidur di kamar lagi. Rotinya nanti Mama antar ke kamar Asaa." ucap Sandra dari arah pantry

Tersenyum manis melihat betapa lucu Sang anak yang menahan dirinya agar tidak jatuh dari sofa karena matanya masih setengah terpejam.

"M-mm.."
Menjawab sekilas perintah Mamanya, Arasyaa berjalan menjahui ruang tv.

Sandra menggeleng pelan dan melanjutkan acaranya membuat sarapan untuk keluarga kecil mereka.

Setengah jam berlalu dari Sandra menyuruh Arasyaa kembali tidur, satu-satunya perempuan di tempat itu sudah menyelesaikan acara masaknya. Roti panggang dan susu vanilla milik Arasyaa, secangkir kopi untuk Varish, jus jeruk untuk dirinya sendiri lalu ada penne carbonara untuk Sandra dan Varish.

Varish maupun Arasyaa tidak terlalu pemilih dalam hal makanan, semua yang disajikan Sandra akan habis tak bersisa di piring masing-masing. Jadi Sandra juga tidak perlu repot memikirkan untuk membuat menu sarapan yang berbeda setiap harinya.

Sandra berjalan menuju kamar Arsyaa, berniat untuk membangunkan putranya. Namun malah mendengar celoteh pelan Arasyaa dari kamarnya. Mengintip dari celah pintu dan menemukan Arasyaa duduk di depan Varish yang bersandar headbed kasur mereka.

Sebuah album foto sedang dibolak-balik halamannya oleh Arasyaa.

"Papa, ini foto Asaa atau paman Arsha sih? kok wajah paman mirip Asaa semua." celetuk Arasyaa

Varish tersenyum samar dan mencium pucuk kepala anaknya,
"Asaa kan lihat foto Papa waktu kecil juga, paman Rajaa juga ada, jadi yang di album ini memang paman Arsha"

"Coba lihat, paman Arsha mirip sekali dengan Asaa sekarang." tunjuk Arasyaa pada beberapa foto di pangkuannya

" tunjuk Arasyaa pada beberapa foto di pangkuannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
After The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang