Suster Ann dan Alexis sampai di ruang intensif. Terlihat Ivander berdiri bersandar di depan salah satu pintu kamar.
"Oh.., kau sudah sampai, kau sendiri?" tanya Ivander menyambut Alexis
Alexis menggeleng,
"Sandra bersama Asaa sekarang."Ivander mengangguk sebentar, kembali fokus pada ponselnya.
"Tirai masih di tutup, mungkin dokter masih memberi tindakan untuk Tuan Varish." ucap suster Ann
"Terima kasih suster Ann, anda bisa kembali bekerja" jawab Alexis
Suster Ann tersenyum singkat,
"Saya permisi."Sepeninggal suster Ann, Alexis bersandar di samping pintu ruangan menghadap Ivander.
"Sibuk sekali."
Ivander mendongak,
"Anak buahku mengirim beberapa video cctv di sekitar lokasi kejadian."Alexis mengangkat alisnya sebelah,
"Lalu, kau menemukan penyebabnya?""Murni kecelakaan beruntun, mobil box pengantar barang dari arah berlawanan hilang kendali dan menabrak beberapa mobil di depannya. Mungkin drivernya mengantuk, kecepatan mobilnya juga diatas rata-rata. Tidak heran jika setelah menabrak pembatas jalan, kendaraan besar itu bisa berpindah jalur dan karena mobil Varish berada di barisan pertama.. yaah.. kau tau cerita selanjutnya."
"Bagaimana kondisi Varish? Aku melihat Asaa sekilas tadi dan anak itu tidak terluka parah."
"Detailnya aku belum tau, tetapi yang kudengar dari Papa anak itu mengalami Flail Chest. Varish sampai dengan keadaan sudah tidak sadarkan diri, tindakan medis harus segera dilakukan, maka dari itu Papa sendiri yang memimpin operasinya."
"Pasti bocah itu memeluk Asaa saat kejadian."
"Naluri seorang Ayah."
"Lalu kenapa mereka dilarikan kesini? Maksudku, korban lain dilarikan ke rumah sakit terdekat dari tkp."
"Itu dia yang membuatku merasa aneh." ucap Ivander.
Fokusnya beralih menatap Alexis yang berdiri di hadapannya,
"Bang Arsen yang membawa mereka kemari."
###########
Arsenio masih di dalam mobilnya yang terparkir agak tersembunyi di lahan parkir rumah sakit Garson. Arsenio bahkan melihat Alexis dan Sandra masuk.
Ponselnya bergetar, ada panggilan masuk.
"Ayah!!"
Senyuman Arsenio muncul,
"Hallo bidadari kecil Ayah, ada apa?""Ayah dimana? Kenapa tidak sampai-sampai? Kata Ayah tadi sudah di jalan? Kata Ayah sudah mau pulang?"
Arsenio terkekeh pelan, matanya menyipit seiring senyuman yang makin lebar. Putri kecilnya sangat bawel.