^ Varsha's Memory ^

368 35 6
                                    

Hi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hi..semua, Arsha disini
Hmm.. tidak tau kapan video ini akan kalian tonton, tapi yang pasti jika kalian menemukan kamera dan isi rekaman video ini, berarti aku benar-benar pergi.
karena jika aku masih bersama kalian, video ini tidak akan pernah kalian temukan.. hehe

ada banyak file yang harus kalian tonton,
Hei, Nara! kau bisa ambil SD Card kamera ini dan menonton videoku di televisi.

Oh, kalau tidak salah Rajaa mempunyai proyektor portable di kamarnya.
Hei adik kecil! jangan pelit, pinjamkan barangmu sebentar.

Oh..hmm Arsha harus mulai darimana ya.., by the way video yang kalian tonton ini sebenarnya video paling terakhir yang aku rekam. Mungkin.

Tapi, aku ingat video sebelum ini aku juga mengatakan 'ini yang terakhir', tapi ternyata Arsha masih bisa on cam sekarang hehe..

.....

....


...


Apa kabar?

hehe.. harusnya kalimat awal Arsha ini.

Arsha yakin kalian semua baik-baik saja. HARUS!

Ayah.., hmm... jangan terlalu lelah bekerja ya,
eh, sebentar.. kira-kira Ayah umur berapa ya saat menonton video ini, hmm..

Tak apa, pokoknya Ay-





Klik.

Pukk.




"Bodoh...bodoh...bodoh... VARISH BODOH!!!"

Varish Nara, berteriak frustasi di ruangan kerja sendirian. Operasional kantor sudah selesai 3 jam yang lalu, semua karyawan sudah pulang, bahkan beberapa yang berniat lembur Varish usir. Hanya tersisa beberapa security yang selalu stand by di lobby dan area parkir.

Semua lampu sudah dimatikan, tersisa lampu-lampu kecil yang memang dipasang agar kantor tidak gelap gulita dan memudahkan para security untuk berkeliling patroli ruangan.

Pun dengan ruangan Varish di lantai paling atas. Jika bukan karena jendela kaca besar di sisi kiri ruangannya yang menampilkan langit cerah malam ini, ruangan kerjanya akan sangat gelap. Varish sengaja mematikan semua lampu di ruangan miliknya dan membuka tirai tinggi penutup kaca besar itu.

Waktu menunjukkan pukul 9 malam, cuaca cerah dengan bulan berpendar cantik dan bintang mengisi hamparan langit malam.

Varish meringkuk di depan jendela besarnya dengan sebuah kamera usang di sisi kirinya. Jas hitam tersampir di sandaran tangan kursi kerjanya. Dasi dan kemeja yang dipakainya sudah acak-acakan. Melihat sekilas, Varish seperti orang yang gagal dalam pekerjaannya dan berujung frustasi.

After The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang