Mengetuk Pintu

418 53 13
                                    

⚠️ ingat ya, yang dicetak miring adalah flashback/cerita masa lalu/lamunan :)
--------------------------------------------------------

Rajaa baru menginjak lantai rumahnya jam 5 pagi. Badannya sudah sangat lelah, terasa nyeri di semua bagian karena lamanya dia sparring di arena.

Bungsu Wijaya itu hanya ingin segera sampai di kamarnya, merebahkan tubuh lelahnya dan tertidur tanpa ada yang mengganggu. Namun sayangnya, niat yang Rajaa kira mulia itu harus terpatahkan dengan suara rayuan Sang kakak tengah, Varsha.

Putra tengah Rajendra itu melihat adiknya sudah terlelap di kamarnya dari celah pintu yang tidak tertutup. Varsha memasuki kamar bernuansa gelap itu dan segera melompat keatas tubuh bongsor adiknya.

"Aauuh..Kak! badanku sudah hancur, jangan menindihku!" protes Rajaa

"Uuhh..tapi aku rindu kau adik kecil, sudah 4 hari tidak pulang ke rumah, aku kesepian.."

Bukannya menyingkir, Varsha semakin erat memeluk tubuh Rajaa.

"Aaahhkk..pergi sana." usir Rajaa sedikit mendorong tubung Sang kakak.

"Sedikit lagi kau dorong, aku akan terjun bebas dari kasurmu loh.. dan itu akan sakit."

Rajaa berdecih dengan mata yang masih tertutup. Mengintip sebentar lalu berpindah posisi, menjauh dari Varsha agar kakaknya itu tidak berasalan jatuh dari tempat tidur, yang sebenarnya tidak terlalu tinggi.

"Rajaa, ayo temani kakak sepedaan.. Sampai bukit hijau itu loh.. Kakak ingin melihat sunrise." ucap Varsha setelah beberapa saat terdiam

Rajaa bergumam tidak jelas.

"Ayolaaah... sekali ini saja.. antarkan. ah tidak, maksudku ayo temani kakak." Varsha mendekat dan kembali mengguncang pelan tubuh Rajaa

Demi apapun, bungsu Wijaya itu hanya ingim tidur tanpa diganggu.
"Pergilah Kak, aku lelah."

"Kau tidak mau menemaniku?" nada bicara Varsha dibuat sedih

"Aku lelah Kak! beberapa hari ini aku sparring, bulan depan ada turnamen boxing. Dan pelatihku hanya memeberi 1 hari libur. Aku ingin tidur Kak!"

"Tapi..

"Kak Asa, pergilah!" suara Rajaa masih teredam bantal

"Jadi tidak ada yang mau menemaniku ya, Nara bilang dia sibuk, lalu dirimu juha tidak mau.. hmmm.. baiklah aku akan bersepada sendiri."

Rajaa langsung menoleh,
"Jangan macam-macam Kak."

"Apa? Aku tidak melakukan apa-apa."

"Jangan menyentuh sepeda itu!"

"Memang kenapa, itu kan sepedaku."

"Kak, kumohon, jangan bercanda. Jangan bersepeda sendirian."

"Aku hanya ingin pergi ke bukit, tapi semua orang tidak mau menemaniku."

Sungguh, jika bukan Varsha yang merengek di depannya, Rajaa akan dengan senang hati memberikan bogeman kepada lawan bicaranya.

"Hari lain saja, atau tunggu aku selesai turnamen." tawar Rajaa

"Tidak mau."

Kakaknya sedang di mode merajuk dan Rajaa sudah hampir sampai di batas sabarnya.

Menghirup udara serakus mungkin dan menghembuskannya kasar,

"Terserah. Tapi jika Kakak kambuh jangan mencariku."

After The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang