Alexandro tidak bisa diam ditempatnya. Badan pria tua itu bergerak-gerak aneh, kakinya maju mundur di tempat dengan tangan yang masih besedekap. Bibirnya sedikit bergumam tak jelas.
Kepala suku Mikolas bersaudara itu sedang menunggu Arasyaa keluar dari sekolahnya. Awalnya memasang tampang sok cool, dengan rambut klimis dan kacamata hitam menghiasi wajahnya, berdiri menyender pintu mobil dengan bersedekap dan menyilangkan satu kaki bak model profesional. Menjadi pusat perhatian para orang tua yang lain adalah tujuan Alexandro.
Namun ketika Arasyaa keluar dari kelasnya, Alexandro rasanya ingin lari dan menggendong cucu sahabatnya itu. Kaos lengan pendek berwarna biru dengan celana jeans navy, tas hitam yang masih kebesaran, menambah kadar kelucuan putra Varish itu dimata Alexandro.
"Bedebah sialan itu sedang apa, sih..
..tidak tau apa aku sudah menunggu lama disini..
...aaauuww Asaa my baby... come to Kakek Boss.."
Gumaman Alexandro nyatanya terdengar oleh beberapa ibu-ibu di dekatnya. Seketika dirinya menjadi topik pembicaraan mereka, bukan Alexandro namanya jika tidak mengacuhkan orang lain.
Dan saat akhirnya Arasyaa diperbolehkan keluar gedung sekolah oleh guru penjaga, Alexandro segera berlari menghampiri anak itu namun lagi-lagi harus mengumpat karena security di depan gerbang sekolah menghentikannya.
"Maaf, bisa tunjukan ID Orang Tua atau Wali murid?"
Alexandro merotasikan matanya. Diambilnya ID yang dititipkan Sandra padanya dan secarik kertas identitas wali beserta alasan mengapa bukan orang tua siswa yang datang menjemput.
"Perlu surat apa lagi? surat tanah? mobil? warisan?"Para security yang berjumlah tiga orang itu tidak menghubris celotehan Alexandro. Ketika Arasyaa mendekat, salah satu dari mereka menggandeng tangan Arasyaa dan bertanya,
"Kamu kenal dengan orang ini?"Lagi-lagi Alexandro merotasikan matanya. Dilihatnya Arasyaa yang sedikit bingung lantaran melihat dirinya yang menjemput dan bukan Ibunya.
Lalu Arasyaa mengangguk menjawab pertanyaan dari security,
"Kakek Boss.. Kakeknya Asaa.""Yaps..thats ma boy.." Alexandro memberi wink aneh kepada Arasyaa
Dan barulah para security itu melepaskan Arasyaa. Tatapan sinis Alexandro lagi-lagi tidak digubris mereka. Salahkan pria tua sahabat Rajendra itu karena memiliki kesabaran setipis tissue, para security itu hanya menjalakan tugasnya sesuai SOP sekolah.
"Asaa mau mampir ke toko sebelum kita pulang?" tanya Alexandro
Pria tua itu tidak hentinya tersenyum sendiri. Sejak mobilnya keluar dari sekolah Arasyaa, mood Alexandro sangat bahagia.
"Kita pulang kemana?" tanya Arasyaa balik
"Ke rumah kakek."
"Kakek yang mana?"