~Ibrahim untuk Syaqira~
______•••______
Pagi-pagi sekali, semua Santriwati dikamar Khadijah sudah terbangun, kecuali Syaqira yang memang sedikit lembong. Bahkan, disaaat teman-temannya sudah selesai mandi dan mengambil wudhu dikamar mandi, Syaqira masih tertidur dengan lelap diatas kasurnya.
"Syaqira bangun!!! Udah subuh, cepet siap-siap ke masjid." Ucap Lisa membangunkan Syaqira yang sedari tadi masih tertidur. Padahal, sebelumnya Atika sudah membangunkan Syaqira tapi ntah lah, perempuan itu kembali tertidur dikasur dengan lelap.
"Lah, belum bangun?" Tanya Atika yang baru selesai mengambil wudhu
"Belum, aku sampe disini aja Syaqira masih njempong begini." Ujar Lisa.
"Tadi bukannya udah kamu bangunin ya, Tika?" Tanya Zahwa, teman sekamar mereka.
"Udah, udah duduk malah bocahnya." Jawab Atika sembari memakai mukena miliknya.
"Ck! Syaqira juga dari dulu kebiasaan begitu. Emang ngga teratur anaknya." Celetuk Marisa.
Baik Atika maupun santri yang lain tidak menanggapi ucapan Marisa dan hanya menganggapnya angin lalu, mereka tau sejak awal Marisa dan Syaqira tidak bisa disatukan. Dari pada memancing keributan, satu persatu dari mereka mulai membubarkan diri dan memilih pergi menuju masjid untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah.
"Aku siram juga ini anak." Decak Atika.
"Tinggalin aja ngga sih?" Tanya Lisa.
"Nanti Syaqira dihukum lagi, Lilis." Ucap Atika.
"Ira, bangunnnnn!" Ucap Atika mencoba membangunkan Syaqira yang Lembong, alias susah dibangunkan. Berbagai cara sudah Atika lakukan agar Syaqira bangun dari tidur panjangnya.
"Hmmmmm?" Gumam Syaqira sembari mengeliat kecil.
"Ira udah subuh, ayo sholat dulu. Sebelum Ustadzah nya kesini samperin kamu." Ucap Lisa kembali mengguncang tubuh Syaqira yang terbaring dikasurnya.
Dengan perlahan, Syaqira membuka kedua matanya. Dirinya bangkit terduduk disisi ranjang sembari menguap lebar. Tangannya yang sedari tadi ia gunakan untuk menggaruk lengannya, kini beralih mengucek kedua matanya yang masih menyipit.
"Cepat, kamu wudhu dimasjid aja. Keburu telat." Ucap Lisa.
"Hm, kalian duluan aja. Aku mau buang air dulu." Ucap Syaqira seraya memakai mukena miliknya.
"Antri pasti, bentar lagi juga dimulai itu sholatnya." Peringat Lisa.
"Engga, udah tenang aja. Nanti aku nyusul. Aku takut ngompol kalau nahan pipis lama-lama." Ucap Syaqira.
"Yaudah, kita duluan ya. Nanti nyusul lho." Ucap Atika.
"Iya sayang-sayangku." Jawab Syaqira seraya bangkit dari posisinya.
Syaqira ikut keluar dari kamarnya, lalu berbelok kekamar mandi untuk buang air kecil. Sesampainya dikamar mandi, terlihat banyak santriwati yang mengantri memenuhi kamar mandi. Tidak ingin menunggu lama lagi, Syaqira menjalankan ide nakalnya. Ia memutuskan berjalan menerobos kerumunan.
"Permisi-permisi." Ucap Syaqira menyerobot kerumanan didepan kamar mandi.
Melihat pintu kamar mandi disampingnya dibuka oleh orang yang baru saja menggunakan kamar mandi itu. Syaqira segera bergerak menghalangi jalan Fahira yang sudah mengantri sebelumnya.
"Aduhh aku duluan ya, ini genting banget." Ucap Syaqira sembari memegangi perutnya berlagak mulas.
"Enak aja! Antri dong. Kita disini juga gantian." Ucap Fahira tidak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
IBRA [Sudah Pernah Terbit]
General FictionIni kisah Syaqira yang harus menerima kenyataan jika dirinya akan menikah dengan gus nya sendiri, juga Gus Ibra yang harus membimbing santri Abinya yang kini berubah status menjadi istrinya. Sifat keduanya sungguh berbanding berbalik, Gus Ibra yang...