'Ibrahim untuk Syaqira'
______•••______
Tubuh Syaqira terikat diatas kursi. Tangannya sudah sangat perih karena sedari tadi ia paksa untuk terlepas. Syaqira menatap beberapa lelaki berbadan besar itu yang terlihat asyik disebuah sofa lusuh.
"Om!! Lepasin Ira, Ira mau pulang." Teriak Syaqira seraya berontak dari ikatannya.
"Heh, bocah! Lo diem aja disini kalau sayang nyawa." Bentak lelaki itu dengan tatapan tajamnya.
"Ira mau pulang! Pasti keluarga Ira lagi cariin Ira." Ucap Syaqira memohon.
"Halahh! Banyak bacot lo." Ucap nya.
"Om percuma culik, Ira. Ira itu ngga punya uang, ngga ada juga yang bisa ngasih uang tebusan buat om. Jadi mending lepasin Ira." Ucap Syaqira.
"Gue juga ngga butuh uang tebusan! Duit dari bos gue udah lebih dari cukup." Ucap Lelaki berkepala botak yang membuat Syaqira terheran.
"Bos? Jadi kalian orang suruhan?" Tanya Syaqira mengernyit kan dahinya. Bertepatan dengan itu, suara seseorang membuat atensi Syaqira tertolak kearah pintu yang terbuka tiba-tiba.
"Kita berjumpa lagi, Syaqira." Ucap seseorang memasuki ruangan itu dengan baju serba hitam nya. Syaqira melotot tak percaya dengan lelaki yang berada dihadapannya saat ini.
"Om jahat! Lepasin saya!" Ucap Syaqira semakin memberontak dari tali yang mengikatnya kuat.
"Hey, Hey. Saya tidak akan melukai kamu asal kamu nurut sama saya." Ucap Guntur.
"Mau om apa sih? Om dendam sama saya karena kemarin mukul Zahwa?" Tanya Syaqira menatap Guntur dengan sengit.
"Oh, itu juga salah satunya. Tapi poin nya bukan disana anak kecil." Ucap Guntur seraya melipat kedua tangannya didepan dada.
"Kamu hanya saya jadikan umpan agar Ibra mau menerima semua permintaan saya." Ucap Guntur tersenyum misterius.
"Mau om apa? Jangan apa-apa kan Gus Ibra." Ucap Syaqira menatap tajam pada Guntur.
"Lho, justru saya tidak akan melukai dia. Asal dia mau datang kesini dan menerima semua permintaan saya, terutama menikahi putri saya."
"MIMPIII!" Sentak Syaqira yang membuat Guntur merubah ekspresi wajahnya.
"Anak kecil saja banyak tingkah kamu." Ucap Guntur menatap Syaqira dengan tatapan mengerikan.
"Gus Ibra ngga akan mau menikahi anak om. Semua yang om lakukan hanya akan berakhir sia-sia, sadar om!" Ucap Syaqira sangat yakin.
"Diam kamu!" Bentak Guntur sebelum ia menghubungi seseorang. Lelaki itu berjalan menghampiri Syaqira, mendekatkan ponsel miliknya kearah Syaqira hingga gadis itu dapat mendengar suara Gus Ibra disebrang sana.
"Halo, Ibra. Istri kamu ada bersama saya. Kalau kamu mau dia selamat, temui saya sekarang. Dan satu lagi, jangan coba-coba lapor polisi kalau kamu mau istri dan keluarga kamu selamat."
"Ngga! Jangan Gus Ibra, Gus Ibra ngga boleh kesini!" Sentak Syaqira.
"Ya Allah, Ira. Kamu baik-baik saja, sayang? Tunggu aku ya, aku akan kesana." Suara Ibra tampak panik disebrang sana.
"Ngga, Ibra. Aku mohon jangan kesini, aku- aku ngga apa-apa. Aku pasti baik-baik aja, Gus Ibra jangan kesini. Aku mohon." Ucap Syaqira dengan air matanya yang mulai turun.
Tebakkannya benar, Papanya Zahwa pasti akan berbuat nekat. Dan setelah ini, bisa saja Guntur mengancam Ibra dan dirinya hanya untuk kebahagiaan putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IBRA [Sudah Pernah Terbit]
General FictionIni kisah Syaqira yang harus menerima kenyataan jika dirinya akan menikah dengan gus nya sendiri, juga Gus Ibra yang harus membimbing santri Abinya yang kini berubah status menjadi istrinya. Sifat keduanya sungguh berbanding berbalik, Gus Ibra yang...