______•••______
Upacara hari santri berlangsung dilapangan. Baik santri putra dan santri putri kini berkumpul dilapangan utama. Mereka berbaris rapi berjajar dengan pakaian yang senada dengan bawahan gelap, baju putih dan jilbab hitam bagi yang perempuan.
Mereka mengikuti upacara hari santri dengan khidmat, tidak ada yang banyak suara. Bahkan Syaqira yang tidak bisa diam pun mampu menahan dirinya untuk tidak mengobrol disaat upacara berlangsung.
Selang beberapa menit, amanat pembina upacara telah selesai. Dan saat ini tiba saat nya menyanyikan lagu hari santri yang dipandu oleh petugas upacara.
22 Oktober 45
Resolusi jihad panggilan jiwa
Santri dan ulama tetap setia berkorban pertahankan indonesiaSaat ini kita telah merdeka
Mari teruskan perjuangan ulama
Berperan aktif dengan dasar Pancasila
Nusantara tanggung jawab kitaHari santri hari santri hari santri
Hari santri bukti cinta pada negeri
Ridho dan rahmat dari illahi
NKRI harga matiAyo santri ayo santri ayo santri
Ayo ngaji dan patuh pada kyai
Jayalah bangsa jaya negara
Jayalah pesantren kitaMari bersiap kita berangkat
Kepesantren dengan penuh semangat
Raih cita cita luruskan niat
Mengabdi tuk kemaslahatan umatHari santri hari santri hari santri
Hari santri bukti cinta pada negeri
Ridho dan rahmat dari illahi
NKRI harga matiAyo santri ayo santri ayo santri
Ayo ngaji dan patuh pada kyai
Jayalah bangsa jaya negara
Jayalah pesantren kitaJayalah bangsa negara
Jayalah indonesia
Jayalah indonesia.....Riuh tepuk tangan menghiasi ketika lantunan suara itu berhenti. Mereka, dengan rasa bahagianya menyambut hari ini dengan hati yang berbunga-bunga. Sebab, setelah ini kegiatan pesantren hanya akan diisi dengan pentas seni dari setiap santri juga beberapa lomba untuk memeriahkan hari Santri Nasional
Setelah upacara dibubarkan, mereka dipersilahkan untuk mempersiapkan kebutuhan yang sekiranya dibutuhkan saat pentas nanti. Seperti Syaqira dan teman-teman nya, kini mereka telah bersiap menggunakan pakaian yang sudah disiapkan sedari semalam.
"Marisa! Kamu itu harus semangat, jangan ogah-ogahan." Ucap Syaqira ketika bersebelahan dengan Marisa. Bahkan sedari tadi Marisa terlihat tidak ikhlas memerankan perannya.
"Aku terpaksa bodoh!" Pekik Marisa membuat Syaqira terkejut. Bahkan gadis itu sempat terlonjak kaget mendengar suara Marisa.
"Ya santai! Ngga usah pakai otot ngomong nya." Balas Syaqira sembari menatap Marisa kesal lantaran dibuat terkejut olehnya.
"Udah deh minggir sana! Jangan rusak mood ku." Usir Marisa seraya mendorong tubuh Syaqira.
"Ngga usah dorong-dorong! Aku bukan mobil yang mogok." Balas Syaqira seraya mengeliatkan tubuhnya, melepaskan diri dari dorongan Marisa.
"Aku capek denger kalian ribut terus, diem kek." Ucap Atika menarik Syaqira menjauhi Marisa. Sebab, bila mereka disatukan yang ada hanya pertengkaran diantara keduanya.
"Dia duluan kok." Ucap Syaqira.
"Heh! Yang ngajak ngobrol duluan kamu ya." Balas Marisa.
"Ya tapi kan aku cuma bilang sama kamu supaya lebih bersemangat, lesu amat seperti sayur disiram air panas." Jawab Syaqira.
KAMU SEDANG MEMBACA
IBRA [Sudah Pernah Terbit]
General FictionIni kisah Syaqira yang harus menerima kenyataan jika dirinya akan menikah dengan gus nya sendiri, juga Gus Ibra yang harus membimbing santri Abinya yang kini berubah status menjadi istrinya. Sifat keduanya sungguh berbanding berbalik, Gus Ibra yang...