BAB 9

20.4K 816 11
                                    

Malam ini Syaqira tengah berada didalam kamar Gus Ibra, dengan Gus Ibra yang ikut duduk disamping gadis itu dengan ponsel yang berada ditangannya. Syaqira yang memang sedang tidak memiliki kegiatan apapun hanya berguling-guling dikasur dengan pikiran yang tertuju kemana-mana.

Ingatan nya kembali pada dirinya yang kini berada di ndalem. Teman sekamarnya pun tidak ada yang tau keberadaan dirinya. Bahkan pamit pada Atika dan Lisa saja tidak. Syaqira beralih menatap Gus Ibra yang masih fokus pada ponselnya, tanpa memperdulikan Syaqira yang sudah cemberut lucu.

"Gus Ibra, kalau temen-temen Ira nyari Ira bagaimana?" Tanya Syaqira dengan sendu.

"Ya kamu kan di ndalem." Jawab Gus Ibra tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

"Ihhh gussss!" Rengek Syaqira sembari membanting tubuhnya dikasur. Dirinya benar-benar kesal mendengar jawaban Gus Ibra.

Gus Ibra yang melihat istrinya itu berguling-guling dikasur membuat dirinya terkekeh kecil. Ia simpan ponselnya diatas nakas lalu bergerak menarik kaki Syaqira hingga gadis itu tertarik kearah nya.

"Gussss!" Panggil Syaqira penuh frustasi.

"Dalem sayang?" Jawab Gus Ibra dengan kekehannya.

Syaqira yang tadinya hendak protes pun urung lantaran mendengar dua kata yang keluar dari bibir suaminya. Syaqira yang tadinya menatap gus Ibra, kini beralih menyembunyikan wajahnya pada guling.

"YA ALLAH MAU MARAH TAPI GUS IBRA BIKIN IRA SALTING." Batin Syaqira berteriak.

"Gimana, Ira?" Tanya Gus Ibra ketika Syaqira tak kunjung membuka suaranya.

"Temen Ira." Lirihnya.

"Kenapa sama teman Ira?" Ucap Gus Ibra lagi, tangan besarnya bergerak merapikan helai rambut istrinya.

"Ihhh gusss! Nanti pasti cari Ira dimana, sedangkan tiga hari kedepan Ira tidur dindalem. Nanti kalau temen-temen Ira tanya, Ira bilangnya apa?" Ucap Syaqira.

"Kaki kamu kan lagi sakit, teman-teman kamu pasti tau." Ucap Gus Ibra sembari menyimpan bantal dibelakang punggungnya, ia gunakan bersandar dikepala ranjang. Membawa Syaqira pada rangkulannya.

"Iya sih, tadi Zahwa juga ada disini waktu Ira terjatuh." Ucap Syaqira mendongak menatap Gus Ibra.

"Iya, tidak usah pusing-pusing lagi." Ucap Gus Ibra sembari menepuk-nepuk lengan Syaqira.

"Hmmmm......gus, Ira mau tanya boleh?" Tanya Syaqira membenarkan posisinya. Duduk disamping Gus Ibra dengan kedua tangan yang saling menggenggam tangan Gusnya.

"Boleh, mau tanya apa ning?" Jawab Gus Ibra.

"Gus sebelum menikah sama Ira pernah suka sama perempuan lain tidak?" Tanya Syaqira.

"Kenapa tiba-tiba tanya itu?"

"Ira hanya kepo gus, hehe." Cengir gadis itu.

"Ira itu heran, kenapa gus Ibra mau sama Ira? Ira itu nakal lho gus." Ungkap Syaqira benar-benar belum puas dengan jawaban Gus Ibra tempo hari.

"Karena kamu jodoh saya." Ucap Gus Ibra enteng.

"Aneh gus. Syaqira ini banyak dosanya. Ngga cocok kalau sama gus yang ilmunya udah setinggi harapan orang tua Ira." Ucap Syaqira seraya menatap Gus Ibra dengan kerutan didahinya.

"Sudah pernah dibahas kan ini?" Ucap Gus Ibra seraya menarik hidung Syaqira pelan.

"Kamu itu jawaban dari setiap doa-doa saya. Soal kamu tidak cocok dengan saya itu tidak benar. Justru, kita dipersatukan untuk saling melengkapi. Saya yang akan bimbing kamu ke surganya Allah, dan kamu yang membuat tawa dihidup saya."

IBRA [Sudah Pernah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang