09 : Louie Lament

241 123 18
                                    

Chapter 9 - Louie Lament

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 9 - Louie Lament

──────── ☾ ────────

Ravenna, Cassia, dan Rubia melangkah kembali ke kelas, langkah mereka penuh dengan keceriaan setelah selesai makan di kantin. Suara tawa mereka menciptakan dentingan riang di koridor sekolah yang ramai.

Tak jauh dari tempatnya berjalan, Ravenna melihat tiga siswa yang wajahnya sangat dikenalnya sedang menyeret salah satu siswa yang terlihat lemah menuju ke arah taman belakang.

"Gue ke toilet dulu, lo sama Bia duluan aja ke kelas." kata Ravenna.

"Mau kita temenin?" usul dari Cassia, "gak usah, biar gue sendirian aja" tolak Ravenna.

"Oke. Kita duluan ke kelas ya Ven, lo jangan terlalu lama, bel masuk udah bunyi" Ravenna mengarahkan jempolnya ke Cassia dan Rubia.

Ravenna melangkah mengikuti mereka menuju ke halaman belakang sekolah yang sunyi, dengan santai dia bersandar di dinding dingin. Dengan rasa tenang, dia menunggu untuk menikmati pertunjukan, seolah-olah menjadi penonton acara yang menarik di tengah hari yang biasa.

 Dengan rasa tenang, dia menunggu untuk menikmati pertunjukan, seolah-olah menjadi penonton acara yang menarik di tengah hari yang biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salah satu dari tiga siswa maju ke depan dengan tatapan penuh kemarahan.

Bugh!

Pukulan talak dari Bastian mendarat dengan keras di pipi Louie. Bastian yang masih penuh amarah menatap Louie dengan sinis.

Louie memegang pipinya yang terpukul, mencoba meredakan rasa sakit. Pandangannya terlihat penuh rasa takut saat ia terjatuh ke tanah, kemejanya kini sedikit tergores oleh debu. Suasana menjadi tegang dengan tindakan Bastian yang mendadak memecah keheningan.

"Gimana, enak kan pukulan gue? beraninya orang hina kayak lo mau ngelawan gue, mau lo kabur ke mana pun lo bakalan dapat sama kita"

Bastian berjongkok untuk menyamai tinggi badannya dengan Louie yang terduduk di tanah. Louie sudah mengeluarkan air matanya, ekspresinya penuh dengan rasa takut dan putus asa di hadapan intimidasi Bastian. 

RAVENNA GALATEA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang