19 : Screams in Class : Battle

132 29 3
                                    

Chapter 19 - Screams in Class : Battle

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 19 - Screams in Class : Battle

──────── ☾ ────────

Hari senin datang dengan cepat. Ravenna sudah tiba di sekolah suasana sekolah masih sepi karena Ravenna sengaja datang lebih pagi ke sekolah, kakinya melangkah menyusuri kawasan taman. Aroma tanah dan daun yang basah karena embun sangat memanjakan indra penciumnya.

 Aroma tanah dan daun yang basah karena embun sangat memanjakan indra penciumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Benar-benar menyejukan." Ravenna suka suasana saat ini. Hening. Seulas senyum merekah di bibir kecilnya.

Ketika Ravenna masih terhanyut dengan suasananya tiba-tiba dahi Ravenna menyengrit, telinga seperti menangkap suara cekrekan kamera, matanya meliar menyusuri seluruh area sekeliling taman, tidak ada orang lain disini kecuali dirinya.

"Gak mungkin kan gue salah dengar?" gumannya. Sekali lagi matanya memperhatikan sekitaran taman namun kembali dia tidak menemukan siapa-siapa.

"Ya, mungkin gue salah dengar."

Ravenna meninggalkan taman, Ia akan memilih langsung menuju ke kelas dan menunggu teman-temannya di kelas saja.

"Indah." suara serak seorang pria misterius yang bersembunyi di balik tanaman merambat yang besar sehingga tubuhnya tidak nampak. Sudut bibirnya terangkat menunjukan senyuman seperti orang yang hatinya sedang berbunga-bunga, tangannya terus menggesekan slide layar ponsel yang menunjukan foto seorang gadis yang sangat dia sukai.

"Kau sangat menakjubkan Sweetheart." ucapnya dengan tangan yang mengelus wajah gadis di dalam layar ponsel miliknya. Kali ini bukan senyum berbinar lagi yang dia tunjukan melainkan senyum miring.

✾✾✾

Langka kaki Ravenna memasuki ruangan kelas, hanya ada beberapa orang saja yang baru datang karena memang jam masih menunjukan pukul setengah tujuh pagi.

Matanya menangkap coklat batangan rasa strawberry di atas mejanya dan secarik kertas. Tangannya terlebih dahulu mengambil dan membuka surat yang terletak di samping coklat.

RAVENNA GALATEA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang