06 : Free Chocolates and Snacks

309 135 19
                                    

Chapter 6 - Free Chocolates and Snacks

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 6 - Free Chocolates and Snacks

──────── ☾ ────────

Malam semakin larut, namun tidak menyurutkan kesenangan delapan orang yang berada di ruang VIP Galvin at Windows.

Sweet, sweet time
Sweet, sweet time
You've got to take
Your sweet, sweet time

Byan terus bernyanyi dengan botol wine kosong dan Glen dengan sendok di tangannya sebagai mic.

"Tunggu. Glen, kenapa muka lo ada dua?" Byan menunjukan jarinya ke arah Glen— Menggeleng kepalanya beberapa kali.

"Masih ada dua, lo punya kembaran?" celetuk Byan ngelantur.

"No, no, no, gue cuma ada satu" jawab Glen dengan menggerakan jari telunjuknya ke kiri dan kanan.

"Satuu... hanya Glen seorang. Ini, disini." ia menunjuk dirinya sendiri.

"Beneran?" Glen menganggukkan kepala nya beberapa kali.

Melihat kelakuan keduanya membuat beberapa gelak tawa terdengar di ruangan itu, kini kondisi Glen serta Byan mereka berdua sudah mabuk parah— untuk yang lain mereka memilih hanya minum satu atau dua gelas saja agar tidak terlalu mabuk karena besok masih harus sekolah.

"Daging, banyak banget dagingnya." binar cerah terlihat di mata Byan saat melihat tisu dihadapnya.

"YA! Itu tisu bego" teriak Samadera— Samadera mengambil tisu di tangan Byan ketika dia hendak memasukkannya ke dalam mulutnya.

"Tisu? Lo buta ya, itu daging tau bukan tisu."

"Daging pala lo" kesal Samadera.

Bruk!

Suara kepala Byan yang terjatuh ke atas meja terdengar saat anak itu tertidur karena terlalu mabuk.

Reiga melihat jam tangan di pergelangan tangannya, kini jarum jam kecil sudah menunjukkan pukul 10 malam.

Dia melirik dan bertanya pada Ravenna, "pulang?" Ravenna membalas dengan anggukan.

Ravenna meletakkan gelas di tangannya, "kayaknya kita harus pulang karena ini udah jam sepuluh, besok juga masih harus sekolah. Kent, Sam kalian anter Byan sama Glen kerumah, gak mungkin mereka berdua bawa kendaraan dengan kondisi kayak gitu."

Mendengar namanya disebut-sebut, Glen langsung menegakkan kepalanya.

"Tenang bu bos. Gue gak perlu diantar, gue kan udah besar bukan bocah lagi jadi tentu aja bisa pulang sendiri."

"Lo itu mabuk, mana bisa pulang sendiri. Berdiri aja sempoyongan sok-sok an pulang sendiri" ucap Rubia.

"Siapa bilang gue mabuk, gue gak mabuk ya!" Glen menatap sengit Rubia.

RAVENNA GALATEA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang