Chapter 10 - Headmaster's Office
──────── ☾ ────────
Kicau burung terdengar di sekitar rooftop. Langit cerah, awan putih menutupi matahari sehingga matahari tidak terlalu terik. Ravenna dan Louie sama-sama masih asyik melihat pemandangan kawasan sekolah dari atas rooftop. Semilir angin yang menyejukan menerpa rambut keduanya.
Terdengar bunyi bel yang menandakan sekarang waktunya jam istirahat kedua.
"Louie, kalau lo sakit beristirahatlah. Apapun alasannya, kalau lo kesakitan, itu tetaplah kesakitan. Kalau itu keadaan sulit, itu tetap sulit. Jangan berpura-pura kuat, kenapa lo harus tersenyum saat lo lagi kesulitan?" nasehat Ravenna dengan terus menatap kedepan- Louie menoleh ke arah Ravenna.
Setelah menyelesaikan ucapannya, Ravenna berbalik dan berjalan menuju ke pintu rooftop, Louie masih terus memandangi punggung Ravenna.
Ravenna tiba-tiba berbalik menatap wajah Louie.
"Selama lo belum menyerah, lo belum gagal. Teruslah berjuang." tutur Ravenna menyemangati.
Langkah Ravenna terus menuju ke pintu, sampai Louie tidak bisa lagi melihat siluet Ravenna karena pintunya tertutup.
✾✾✾
Cassia dan Rubia baru saja sampai di kantin dan akan duduk di meja kantin yang sering mereka tempati.
"Bu Bos mana?" tanya Byan ke Cassia dan Rubia saat mereka sudah duduk di kursi.
"Kami pikir dia duluan ke kantin, soal nya dari bel masuk bunyi sampai sekarang dia belum balik ke kelas" Cassia dan Rubia juga heran kemana perginya Ravenna.
"Reiga, Venna gak ngabarin lo dia ada dimana?" tanya Rubia ke Reiga yang fokus dengan ponselnya.
"Bentar lagi dia sampai" Reiga memasukan ponselnya ke saku seragam.
"Hallo" mereka segera melihat ke arah sumber suara.
Rubia yang melihat Ravenna langsung mengajukan pertanyaan, "habis dari mana? Lo bilang tadi mau ke toilet, tapi kok gak balik-balik ke kelas"
Ravenna sendiri hanya menganggap Rubia dengan cengiran.
"Gue cuma ke rooftop buat cari angin" ucapnya.
Reiga menggeser makanan yang sudah dipesannya ke arah Ravenna, ketika Ravenna sudah duduk di kursi, "makan dulu."
"Makasih" Ravenna berterimakasih lalu memakan makanannya.
Baru beberapa suap Ravenna menikmati makanannya, ruangan kantin sudah disambut suara speaker yang mengumumkan pemberitahuan.
'Perhatian! panggilan untuk Ravenna Galatea segera menuju ke ruang kepala sekolah sekarang juga'
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVENNA GALATEA
RomanceSebuah trauma memaksa Ravenna untuk meninggalkan segalanya, termasuk cinta masa kecilnya, Reiga. Namun, tiga tahun berlalu, dan takdir mempertemukan mereka kembali. Momen-momen indah terbangun kembali. Di kota Jakarta yang gemerlap, di antara korid...